Earth mengeratkan pegangannya pada lashes Coco, ini pertama kalinya ia ditawari untuk memberikan vaksin pada peliharannya. Setelah makan siang, New menemani Earth untuk pergi ke pet groom awalnya Earth hanya ingin memandikan Coco terlebih memotong kukunya karena Coco yang begitu agresif jika bersangkutan dengan kukunya.
Namun Coco dianjurkan untuk vaksin setelah Earth tidak mengisi apapun dalam kolom vaksinasi di formulir grooming. Coco telah menginjak umur 3 tahun yang setara dengan 28 tahun umur manusia, sungguh berbahaya jika tidak diberikan vaksin maka dari itu Earth menyetujui usul tersebut.
“Gugup? Yang mau divaksin kamu atau Coco?” goda New disebelahnya. “Ini pertama kalinya Coco di vaksin, aku takut terjadi sesuatu.” jawab Earth.
Coco mulai melolong dengan suara tingginya mungkin karena ia mendengar gonggongan hewan lain yang ada dalam ruangan dokter. Earth siap sedia menenangkan Coco disebelahnya dengan sigap ia menggendong dan membelai kepala Coco lembut.
“Coco, It's okay.” bisiknya.
“Selamat sore dua pangeran tampan penyelamat kami semua, hari ini ada jadwal pemeriksaan dan pemberian vitamin di ruang A dan B. Kau yang atur ya? dan kebetulan kamu disini Win, tolong beri vitamin untuk yang di karantina bagian belakang.” seseorang menyerahkan 2 kotak transparan yang berbeda ukuran pada kedua lelaki yang baru saja masuk.
“Loh, jadwalku kemarin. Hari ini aku cuma disuruh datang untuk memeriksa berkas.” Mix mengerucu menatap kotak yang kini berpindah tangan padanya.
“Hari ini kita kedatangan banyak hewan dari biasanya, kebanyakan dari mereka memerlukan penanganan dari dokter utama dan kita kehabisan orang, semuanya sibuk. Tolong mengerti ya? Sudah, aku mau memberi vaksin dulu.” orang itu pamit meninggalkan keduanya.
Mix kembali menggerutu kesal hingga menghentakkan kakinya menuju meja resepsionis, “Perth, tolong ambilkan sarung tangan lateksku, juga masker.” pintanya.
Perempuan yang dipanggil Perth dengan sigap memberikan dua pasang sarung tangan lateks pada Win dan Mix serta masker khusus mereka. “Mix, kau suka pitbull kan?”
Mix yang mulanya sibuk memasang sarung tangannya langsung mendongak menatap Perth. “Ngomong-ngomong soal Pitbull, aku bertemu satu tadi siang. Warna bulunya abu kecokelatan, lucu sekali. Matanya juga biru!” ucapnya girang. Win mengangguk mengiyakan “Mix bahkan hampir ditabrak sepeda gara-gara mau memegangnya.”
Perth tertawa sembari menggelengkan kepalanya, Mix adalah mahasiswa magang yang sangat dikenal dengan sikapnya yang lucu, murah senyum dan sedikit clumsy walau begitu, Mix hampir tidak pernah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya dan itulah yang membuatnya menjadi kesukaan para dokter hewan disana.
“Tak heran hahaha, oh iya. Kita kedatangan seekor pitbull, dari formnya ia dirujuk untuk vaksin.”
Satu alis Mix naik saat membaca formulir yang disodorkan oleh Perth, “Coco?” baca Win.
“He is here?” bisik Mix pada Win yang hanya dijawab dengan gedikan bahu olehnya.
“Mix! Win! Cepat lakukan tugas kalian. Tuan Earth dan Coco silahkan masuk.” Seorang pria dengan name-tag Sky mempersilahkan pasien selanjutnya masuk.
Mendengar nama itu refleks Mix menoleh dan mendapati Earth yang juga tengah menatap kearahnya. Sekilas Mix dapat melihat Earth yang gugup, dan ekor Coco yang sedikit turun.
Tanpa sadar Mix tersenyum kecil dan tangan kanannya terkepal kedepan memberikan semangat. Lalu melambai kecil pada Coco, melihat itu Earth sedikit lega entah mengapa namun ia yakin vaksin ini akan berjalan lancar tanpa adanya kejadian yang tak diinginkan. Terlebih Coco adalah salah satu ras yang ditakuti bahkan di ban di beberapa negara.
Earth juga melayangkan senyum tipis sebelum akhirnya menghilang masuk kedalam ruangan.
“Mix?”
“Ya?”
“You okay? Mukamu merah.” Perth menepuk pipi Mix pelan untuk meyakinkan bahwa lelaki di depannya ini tidak apa-apa.
“Hah? I'm okay! Jangan khawatirkan aku.” Mix mengipasi wajahnya dengan tangannya lalu mengambil kotak yang sebelumnya diberikan padanya dan beranjak dari sana. “Huh panas!” pekiknya lalu berlari menjauh.
Win dan Perth tertawa melihat Mix yang salah tingkah. “Kau tahu apa yang ku pikirkan, Win?” tanya Perth.
Win mengangguk paham dengan situasi yang terjadi lalu mengedipkan sebelah matanya bersamaan dengan Perth.
“He fell in love.“
KAMU SEDANG MEMBACA
Puppy Story [ Earth Pirapat x Mix Sahaphap ]
Short StoryCerita roman picisan tentang Earth Pirapat dan calon dokter hewan muda lulusan Chula, Mix Sahaphap Wongratch. Buku ini dikemas atas bantuan web prompt generator dan sudah pernah di publikasikan melalui twitter @mixthexiw.