Taeyong lagi sibuk sama proyek persiapan penyambutan mahasiswa baru waktu tiba-tiba ponselnya bergetar, telepon dari Ghea. Ghea itu ceweknya Taeyong. Biar keliatan dingin dan cuek sama sekitar, tapi diam-diam Taeyong sayang banget sama Ghea.
"Taeyong?"
"Iya."
"Kamu masih sibuk nggak?"
"...."
"Aku kangen, mau makan siang bareng?"
Ghea tau kalo sekarang Taeyong lagi sibuk banget dan bakal lupa makan, juga diam-diam menahan rindu buat bertemu.
"Boleh. Dimana?"
"Nanti aku susulin kamu aja, aku bawain bekal. Kamu ada kepingin sesuatu nggak?"
"Telur orak-arik kecap?"
"Oke."
Telur orak-arik kecap itu masakan pertama yang Ghea buat waktu masih awal pacaran dulu, kalo udah request menu rumahan artinya Taeyong emang sekangen itu sama Ghea.
Maklum, udah dua bulan cuma ketemu lewat video call atau pesan singkat di sela waktu.
...
Waktu Ghea sampai, Taeyong masih sibuk sama kertas-kertas yang berserakan di atas meja, fokus memeriksa lembar demi lembar sampai nggak sadar Ghea udah ada di sebelahnya.
Taeyong terkejut waktu tangan sebelah kirinya nggak sengaja menyentuh botol dingin.
"Ah, maaf."
"Kamu... kapan sampe?"
"Daritadi."
"Kok engga kabarin? Kan aku bisa bantu bawain bekalnya."
"It's okay, Tae. I'm alright, lagian ini nggak berat kok."
Taeyong tau kalo sebenernya bekalnya berat. Gimana engga? Isi lopak yang dibawa Ghea lengkap 4 sehat 5 sempurna atau mungkin lebih. Bahkan buat minumnya aja khusus ada satu tas sendiri isi air mineral, susu, jus, dan you c-1000. Belom termasuk sama cemilannya.
Ghea lagi natain bekal di atas meja supaya lebih rapi sambil cerita tentang proses pembuatan bekal makanan yang ternyata lumayan berdrama waktu tiba-tiba sadar kalo Taeyong sama sekali nggak menanggapi ceritanya. Ghea kira Taeyong malah asik lagi sama tugasnya kayak biasa. Tapi ternyata dugaannya salah.
Taeyong lagi senyum sambil ngeliatin Ghea penuh perhatian dengan salah satu tangan menopang wajahnya. Bikin Ghea serasa terbang melayang di ruang angkasa bersama bintang-bintang.
Ghea masih berdiri waktu natain bekal di atas meja waktu Taeyong tiba-tiba tanya.
"Kamu nggak capek berdiri terus?"
"Engga."
"Sini duduk." Taeyong menarik kursi di sebelahnya, menepuk lembut bantalan kursi itu.
Akhirnya Ghea duduk di sebelah Taeyong. Hatinya masih suka dag-dig-dug berbunga kaya baru pacaran kalo lagi berduaan gini.
"Kamu kalo mau sambil ngerjain tugas kamu gapapa. Nanti aku suapin, mau?"
Kurang perhatian apa coba cewek kaya Ghea.
"Ini harusnya jadi me time kita meski cuma sebentar. Nanti masih bisa aku kerjain lagi."
"Nanti kamu jadi begadang lagi. Ini udah lebih dari 3 hari kamu cuma tidur 1-2 jam doang. Jadi, meski cuma sebentar kayanya lumayan buat cicil kerjaan kamu. Aku gapapa."
Jadilah Taeyong akhirnya ngerjain projectnya sambil disuapin Ghea. Bukannya nggak menghargai waktu berdua, cuma waktunya bakal terkuras habis kalo Taeyong nggak mengalah.
"Kamu juga harus makan. Kalo kamu ngga ikut makan, nanti malah kamu yang sakit."
"Aku bisa makan di rumah habis ini. Bekalnya kan-"
"Ghea. Makan." Sekarang malah gantian Taeyong yang nggak mau kalah.
Bukannya apa, cuman Taeyong tau kalo Ghea juga ada mag yang kalo telat makan bisa kambuh sampe dibawa ke rumah sakit.
Ghea akhirnya ikut makan bekal Taeyong. Suasana hatinya berubah jadi agak sedih waktu Taeyong ngomong tadi.
"Ghea..." Taeyong manggil nama Ghea lembut, merasa bersalah udah merusak mood Ghea.
Ghea cuma bisa noleh ke Taeyong, karena mulutnya sekarang masih masih penuh makanan.
"Hmm-mm?"
Tanpa aba-aba, Taeyong kiss Ghea. Yang dicium kaget. Mau marah gabisa.
"Thwayong, khamhwu twuh-"
Kiss.
"Ghabwisa khaywa-"
Kiss.
"Habisin dulu."
Setelah ngomong itu, Taeyong balik lagi ke kerjaanya yang belum selesai. Kaget waktu tiba-tiba Ghea pukul lengannya keras. Taeyong tau, Ghea bukannya sebel tapi takut nanti malu kalau ada yang liat, padahal sih nggak bakal ada karena anak-anak lain pada janjian makan di luar.
"Nanti kalo ada yang liat gimana?"
Nah, kan.
"Ngga akan ada."
Ghea masih mukulin lengannya Taeyong sebel.
Taeyong cuma bisa diem sampe kesabarannya mulai hilang, tangkep pergelangan tangannya Ghea lalu kembali mendaratkan ciuman. Salah satu tangannya menekan tengkuk Ghea, sedang yang lain meraba lembut pipinya.
Kali ini Ghea nggak marah, malah balik membalas.
...
Selesai makan siang bareng, Taeyong nganter Ghea pulang. Nggak banyak yang diobrolin selama di perjalanan. Dua-duanya asik sama pemikiran sendiri.
Sampai akhirnya Taeyong mutusin buat ambil salah satu tangan Ghea buat di genggam sambil nyetir mobil.
"Kamu lagi mikirin apa?"
Taeyong noleh cuma buat kasih senyum ke Ghea sebagai jawaban. Senyum yang lembut dan cerah. Bikin hati Ghea serasa dipenuh kupu-kupu.
"Makasih, dan..."
"Dan?"
"Maaf." Sorot matanya berubah jadi lebih sendu, bikin atmosfer di dalam mobil ikut berubah.
"Kenapa kamu minta maaf?"
"Maaf karena akhir-akhir ini aku terlalu sibuk sampai kita nggak pernah ketemu. Kamu sampai harus nyusulin aku ke kampus."
"Itu bukan apa-apa. Having you was enough for me, Taeyong."
Taeyong nggak melanjutkan lagi obrolannya, begitu pun Ghea yang nggak mau memperburuk suasana karena tau kalo sekarang Taeyong lelah dan merasa belum bisa memberikan yang terbaik buat hubungan mereka.
Taeyong nggak langsung bukain pintu buat Ghea waktu mereka sampai. Lama merenung tanpa melakukan apa-apa, bikin Ghea penasaran dan memberanikan diri buat tanya.
"Mau peluk?"
Tanpa merasa perlu menjawab pertanyaan Ghea, Taeyong mendekapnya erat. Seolah kesempatan buat ketemu di kemudian hari menghilang. Ghea mengelus lembut rambut Taeyong. Membiarkannya jatuh dalam rengkuhan untuk sementara waktu.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Cerita pertama, gimana?
Stay healthy
Stay happy
Thanks for reading
Wednesday, 8th July '20
00:24 ☁️ Cloudy
