awal pertemuan

23 3 6
                                    

Gadis itu duduk termenung di salah satu kafe terkenal di daerahnya ditemani dengan segelas latte.

Kafe ini ramai sekali mungkin karena hari ini adalah weekend dan masakan di kafe ini memang cukup enak ditambah desain kafe yang begitu aesthetic yang disukai oleh kalangan remaja.

Pikiran gadis itu berkecamuk dalam satu arah. Ia sedang dirundung masalah makanya ia ingin menenangkan pikirannya disini tapi percuma saja pikirannya selalu tertuju ke dalam masalah itu.

Saat sedang termenung tiba-tiba ia dikejutkan oleh seorang pemuda yang juga terlihat suram sama sepertinya.

"Gue boleh duduk disini? Yang lain penuh".

Gadis itu mengangguk yang menandakan ia mengijinkan pemuda itu duduk bersamanya.

Memang sih tempat yang diduduki Gadis ini memiliki 6 kursi dan 1 meja panjang, mubazir juga kalo ia yang duduk disini sendirian.

"Nama lo siapa?". Tanya pemuda itu berniat berkenalan.

"Anin". Gadis itu diam sejenak. "Anindi tapi panggil Anin aja". Lanjutnya.

"Gue Leonardi, kalo nama gue kepanjangan panggil Leo juga gak papa". Kenalnya sembari mengulurkan tangan.

Anin menyambut uluran tangan Leo yang setelahnya dibuat kaget dengan satu pemuda lagi yang datang ke mejanya.

"Maaf mengganggu momen romantis kalian, tapi lur mejanya penuh semua gue ngidam nasi goreng disini".

Anin menatap pemuda itu dengan pandangan datar.

"Gue boleh duduk disini kan?". Lanjutnya ragu-ragu.

Anin menatap Leo disampingnya meminta persetujuan yang ditatap hanya mengangguk menandakan ia setuju.

"Duduk aja".

Pemuda itu lalu duduk disamping Leo dan tersenyum kikuk saat kedua bola matanya bersitatap dengan Anin.

"Gue Jef---".

Omongan pemuda itu terpotong oleh seorang gadis yang tiba-tiba saja sudah mendudukan dirinya di kursi sebelah Anin.

"Numpang bor, ini doang yang kosong". Kata Gadis itu tidak peduli lalu membuka ponselnya.

Anin menatap orang-orang yang berada didekatnya heran. Ini maksudnya apa sih? Kok dia bisa duduk bareng bersama orang-orang asing?

Semoga saja tidak bertambah lagi.

Tapi sepertinya semesta sedang mempermainkannya.

"Kursi disini masih kosong dua, jadi boleh kan gue isi salah satunya?". Tanya pemuda berkawat gigi yang ingin bergabung juga.

Leo mengangguk mempersilahkan yang membuat anak laki-laki itu duduk di depan gadis seenaknya tadi.

"Gue Naren". Kata pemuda yang memakai kawat di giginya itu memperkenalkan diri.

"Jefa".

Jefa akhirnya bisa memperkenalkan diri setelah tadi terpotong ucapannya.

"Gue juga harus nih?". Tanya gadis lain selain Anin di meja ini sembari menatap mereka.

Anin membuka suara. "Terserah lo".

Gadis itu mengangguk. "Gue Refa".

Anin menghela napasnya ia harus memperkenalkan dirinya dua kali. "Gue Anin".

"Gue Leo".

"Anin sama Leo pacaran?". Tanya Jefa polos yang dibalas dengan tawa Leo.

"Gue juga sama kayak lo, gabung disini karena semua kursi udah penuh ya tinggal di meja ini doang yang kosong".

CONFLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang