Alunan musik beriringan dengan angin sepoi sepoi menerpa wajah gadis cantik bernama Alesyya Naura Adipura atau yg kerap di panggil Eca.
Disudut pandang orang lain hidup sebagai Eca sangatlah enak,hidup yg selalu berkecukupan bahkan lebih dari kata cukup,tapi itu dari sudut pandang orang lain,aslinya hidup sebagai gadis bernama Eca ini tidak la mudah, memang ia terlahir dari keluarga yg serba berkecukupan di bagian harta tetapi tidak kasih sayang
Ibu nya telah meninggal dunia sejak usia nya masih balita,ayah nya sibuk dengan dunia bisnis nya,sedangkan ia sendiri?hanya duduk seperti saat ini menikmati alunan musik dan angin sepoi sepoi yang menerpa wajah putih nyaTringg
Eca melirik benda pipih di samping nya yg berbunyi tertulis nama ayah di layar benda pipih itu
"Hallo ayah, bagaimana kabarmu?kapan kau akan pulang mengunjungi ku?"tanya Eca beruntun saat menerima panggilan suara tersebut
"Kabar ayah baik, bagaimana kabar mu nak?ayah ucapkan selamat atas usai nya masa sekolah SMP mu"
"Kabar ku juga baik,kau belum menjawab pertanyaan ku tadi ayah"
"Ayah belum bisa menentukan dan berjanji kapan ayah bisa segera menjumpai mu,ayah hanya berharap kau selalu bisa menjaga diri disana"
"Tapi berjanji la akan segera pulang,aku sangat merindukanmu"ujar Eca tak terasa setetes air mata jatuh dari mata nya
"Hey girl,tentu ayah mu ini akan pulang,tunggu saja ya, bersabar la"
"Ohiya ayah, aku ada satu permintaan, hitung hitung sebagai hadiah kelulusan SMP ku"
"Apa yang kau inginkan sayang?"
"Aku ingin Bersekolah SMA seperti anak anak biasanya,aku bosan hidup seperti ini,aku janji aku bakal bisa menjaga diriku"ujar Eca serius,memang dari sekolah dasar hingga Sekolah menengah pertama Eca menjalankan nya home schooling,ayah nya tak mengizinkan untuk dia keluar dari rumah, walaupun keluar ia tetap di pantau dari kejauhan dari orang suruhan ayah nya
"Akan ayah pertimbangkan lagi,ayah tutup telpon ini dulu ya,klien sudah menunggu,baik baik dan bahagia selalu la disana,ayah sangat merindukanmu!"ucap ayah Eca dan segera mengakhiri sambungan telpon
Eca hanya menatap nanar benda pipih di tangan nya,belum sampai sepuluh menit ia bertukar kabar dengan ayah nya,tapi sekarang sambungan telpon telah di matikan sepihak
Setelah meletakan kembali benda pipih itu,Eca kembali meneruskan kegiatan nya yg tertunda tadi,ia sedang mencari cari sekolah SMA,ia sangat berharap bisa bersekolah seperti orang biasa nya,ia tak pernah mempunyai teman,mungkin ada dulu teman sewaktu dia berada di taman kanak kanak, setelah ibu nya meninggal dunia,Eca di berentikan oleh ayah nya dari sekolah tersebut dan melanjutkan pendidikan nya secara home schooling.
"Non mobil nya sudah siap"ujar bi Ina dari balik pintu
"Iya bi,sebentar lagi aku turun"ujar Ara dan segera mengambil mini bag nya dan keluar dari kamar,hari ini jadwal Mingguan nya untuk berkunjung dan bercerita pada almarhumah ibu nya
15.45
Tempat Pemakaman UmumEca meletakan sebuket bunga mawar putih di atas makam ibunya serta menyenderkan kepala di pusara tersebut
"Bunda tau ga,makin hari makin sulit rasa nya bagi aku ngejalanin hidup,bunda pernah bilang kan,semakin bertumbuh besar seseorang maka semakin besar ujian hidup nya,aku percaya itu Bun,apa lagi di saat ayah sibuk kerja,aku cuman punya bunda untuk menceritakan semua ini,andai bunda masih hidup pasti sekarang kita lagi duduk di ayunan dan bunda menanyakan apa saja yg aku lakukan hari ini"ujar Ara panjang lebar dan segera bangkit dari senderan nya
"Bunda yg tenang dan bahagia terus ya disana,Minggu depan aku datang lagi,nanti pas ayah datang,pasti kami bakal kesini lagi,maafin Eca hari ini datang bawa cerita sedih,doain ya Bun, semoga ayah ngizinin Eca sekolah seperti orang biasanya,love u!"ujar Eca sambil mencium dan mengelus pusara bundanya
Eca meninggal kan makam ibunya dengan berat hati,andai saja langit tidak menurunkan hujan,pasti ia masih bisa duduk dan bercerita dengan ibu nya hingga jam 5 sore seperti biasanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak
Teen FictionSeperti orang orang bilang yg namanya jatuh pasti sakit termasuk jatuh cinta~ Terima kasih untuk warna warni hidup selama ini,kepada mereka yang sebatas mampir,yang diambil orang saat baru berkedip satu detik,yg selalu menemani tetapi tidak memiliki...