1

5 2 0
                                    


Aku melangkahkan kakiku dengan cepat, sesekali melirik arloji yang terpasang di tangan kiriku. Sebelumnya perkenalkan aku—ah Lia panggil saja Lia, aku seorang gadis SMA kelas 11.

Tadi malam aku benar-benar tidak bisa tidur. Jadi, pagi ini mungkin aku agak terlambat berangkat sekolah atau semoga saja gerbangnya belum ditutup.
Setidaknya jangan sampai aku terkena hukuman.

Sret...

Aku menoleh saat ada tangan yang tiba-tiba menarik tasku, "Ngagetin tau!" Ia malah tersenyum lebar menampilkan mata sipitnya.

"Buru lari lelet amat si!"

Dia Jeno teman sekelasku, tampan emm....usil kadang-kadang, aku sering sekali bercerita dengannya ia termasuk pendengar yang baik.

"Iya, dah tau ini makanya buru-buru."

Jeno hanya melirik sekilas lalu menarik tanganku sambil berlari, agak menyeret agar aku bisa menyamakan langkahnya.

Pukul tujuh lebih sepuluh hampir saja aku dan Jeno dihukum, kurang lima menit saja mungkin aku sekarang sudah di lapangan dengannya. Karena jam 7.15 gerbang mulai ditutup.

"Hah-hahhh, Li gue mau kekantin lo kekelas aja dulu." Terlihat jelas raut wajahnya yang dipeluhi keringat.

"Keringet lo jen, kek abis diguyur air. Kok  gue enggak keringetan ya??"

"Gak sehat kali lo makanya, sering olahraga."

Aku menarik lengan Jeno ketika ia hendak pergi, "Nih minum!"

Jeno menerima botol airku lalu mengembalikannya lagi, "Enggak seger, gue mau cari es aja di kantin papayyy." Katanya sambil melambaikan tangan.

Melihat Jeno yang semakin jauh aku sedikit berteriak, "Woii!! jangan telat masuk!"

Dibalas acungan jempol olehnya.

_____

"Weii, Yo! Baru dateng jen?" Haechan yang langsung berdiri dan melakukan tos ria layaknya cowok biasanya.

"Gue kira kalian lagi di kelas." Kata Jeno sambil ikut duduk di samping Renjun.

Jaemin tertawa lalu menyahut perkataan Jeno, "Ya, Enggaklah kan gaada tugas. Ya nggak? Chan."

"Yo'i!"

"Halah! Paling kalau ada juga, ga lo kerjain Chan nungguin yang kelar dulu," sahut Renjun.

"Nah, tu tau lumayan kan kalo ada yang baik hati ngerjain punya gue."

Jeno mendengus kecil, "kebiasaan."

"Jangan lupa nanti pulsek latihan basket sama gengnya bang tiway." Kata Chenle yang mengalihkan pandangannya dari game di ponselnya.

"Eh, bentar gue mau beli minum dulu."

"Ikut!" Sahut Jaemin beranjak dari duduknya. Yang lain ikut beranjak, "Sama udah semuanya ikut, mau balik kekelas mau bel." Kata Jisung.

Jeno merapikan jaket bombernya yang melapisi seragam sekolahnya, "Ayo."

Bel masuk pun terdengar. Mereka bergegas ke kelasnya setelah membeli minuman.

Seperti biasa sebelum para guru masuk untuk memberi materi para siswa melakukan literasi selama 10 menit.

Jeno yang baru datang langsung duduk di samping Lia yang notabenya teman sebangku—ah mungkin menjadi teman sebangku beralaskan sedikit paksa'an dihati yang kala itu pas pembagian acak bangku secara random ia mendapat nomer undian yang sama dengannya.

Bukan masalah juga ia duduk dengannya tapi mempertimbangkan tingkah jeno yang kadang bisa membuat Lia jengkel, contoh saja seperti kemarin ia baru saja kembali dari toilet eh tau taunya tas serta buku-bukunya, disangkutkan didahan besar pohon mangga sekolah oleh Jeno. Tapi ada gunanya juga, Jeno termasuk siswa pandai kadang Lia yang tidak bisa mengerjakan sesuatu bisa dibantu olehnya.

"Apa! Liat-liat."

Lia melotot, "Ge'er lo, gue cuman mau bilang lepasin jaket lo, mau di hukum lo pake jaket di kelas."

"Oh."

Lia menahan kesal, "Oh, oh, doang anjirr gaada kata makasih kek."

"Makasih." Jeno menoleh. "Senyumnya mana?" Imbuh Lia.

Jeno mendengus, "Makasih Lia imut~~~." Ucapnya dengan senyum yang mengembang diwajahnya membuat matanya semakin hilang ditelan pipi.

Lia tertawa melihat ekspresi jeno.

Tbc.

JE OR JAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang