Bingung... sedih. Kadang itu semua bercampur aduk. Aku ingin sekali mengubah diriku agar lebih baik. Rasanya dunia ini membenciku. Aku seperti belom bisa memaafkan semua yang terjadi dalamku. Aku bingung mengapa semua ini harus terjadi. Rasanya berat. Sulit untuk pulih. Arrgh... aku ini memang tidak berguna!
"Sam.... Sam...."
Suara itu.. sesekali menenangkanku. Tiba-tiba air mataku menetes dengan sendunya. Hujan deras mengiringi sore itu di ruang tamuku. Angin bertiup kencang di luar. Ruang tamuku tiba-tiba dipenuhi keheningan seketika. Pikiranku selalu menyalahkan diriku. Rasa bersalah selalu menghantui hari-hariku. Aku sudah mencoba semuanyaa... tapi seolah semua tiada yang berarti bagiku. Ya, tidak ada yang cukup berarti. Semua sama saja.
"Sam.... kamu sudah melakukan yang terbaik ko"
Tapi aku selalu gagal. Aku gagal dan selalu gagal lagi. Rasanya seperti semua orang bahagia melihatku gagal dan putus asa. Frustasi. Kata itu sangatlah menggambarkan diriku saat ini. Hidup ini seperti membelakangi diriku. Mengapa semua ini terjadi. Apakah aku harus terus gagal seperti ini di depan orang-orang yang kusayangi. Rasanya aku terus ingin menyalahkan diriku.
"Aku percaya kamu bisa Sam"
Ya, semua orang yang ada di dunia ini pasti pernah mengalami "terperangkap". Terperangkap dalam suatu lingkaran yang sulit untuk dihentikan. Suatu lingkaran yang kadang baik, namun kadang buruk, bahkan bisa membahayakan diri kita. Kadang lingkaran ini bisa menarik kita dan membuat kita nyaman untuk sesaat. Namun, dari hati dan jiwa kita yang terdalam, kita ingin terlepas dan keluar dari semuanya ini.
Hari ini hari Sabtu malam. Cuaca tadi cerah. Tapi kini, hari sudah malam, dan aku hanya bisa mendengar binatang liar bekeliaran di depan luar rumahku. Angin malam cukup menyejukkan batin nan bimbang ini. Semua butuh proses. Ya, butuh proses. Tapi berapa lama? Aku rasa ini waktu yang sudah sangat lama. Aku hanya berniat, namun tidak bertindak. Mengingini, namun tidak bergerak. Rasanya seperti semua gelora hanya ada di jiwaku, namun tidak di ragaku.
Raga ini rasanya memerintahkanku untuk diam. Diam dan tetap di tempat yang nyaman. Diam dan tetap merenung. Tangis. Itu yang bisa ragaku lakukan sembari terdiam. ya, nyaman itu memang sangat mengikat. Nyaman itu baik. Tapi kadang, nyaman itu berbahaya. Jiwaku ingin rasanya keluar dari kenyamanan ini. Tapi, ragaku tidak mengizinkannya. Kapan jiwa dan ragaku bersatu? Aku ingin diriku yang lebih baik.
Malam ini, aku hanya terdiam. Sepertinya semua orang bahagia. Sepertinya semua orang mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sepertinya mereka senang.
Tapi aku?
"Kamu harus bahagia, Sam. Aku selalu ada buat kamu Sam."
Menangis. Ya itulah yang hanya bisa kulakukan.
"Jangan pernah sedih Sam. Hidup ini indah kok. Kita kan menjalaninya bersama-sama. Aku yakin kamu bisa"
Tapi kadang, aku meragukan diriku sendiri.
"Semuanya mungkin. Bahkan yang tidak mungkin sekalipun akan jadi mungkin. Inget Sam, kita menjalaninya bersama-sama. Kita pasti bisa, walau.... semuanya tidak pasti"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untold Story of Sam
FantasyPernahkah kalian memikirkan apa yang ada di benak kalian? Rasa dan keinginan seakan-akan menghantui dan menguasai benak kalian. Frustasi. Sedih. Semua itu bercampur aduk. Hingga tiba saatnya kalian dapat berdamai dengan diri kalian sendiri...