Hai gays apa kabar nih kalian btw aku minta maaf Iyya yang pernah baca cerita ini, soal nya cerita di ralat..Lagi covid gini emang enak baca-baca Iyya ngga sih?, Ho iya ini cerita yang aku bikin perdana Iyya jadi sorry kalau cerita kurang kena apa lagi kalau tulisan aku banyak yang salah mohon maklum iyyya.🙏😘
Selamat membaca😍😘🤗
Terdengar bunyi bel istirahat berbunyi begitu merdu bagi para murid pemalas seperti Rai dan Randi. Waduh gua lupa kelas Rai kan memang isi nya para pemalas sekolah maklum kelas paling akhir memang kelas buangan.
Suasana kelas mendadak ramai seperti pasar ada yang merapihkan buku, tau kan buku apa bagi para pemalas sekolah pasti nya buku coret-coret dong dan ada juga sibuk merapihkan rambut maklum masa-masa remaja memang begitu.
"Baiklah anak-anak bel istirahat sudah terdengar, kita akhiri pertemuan kali ini jangan lupa tuntas kan tugas yang belum selesai, apa lagi bentar lagi kita akan menghadapi UNBK," ucap Bu guru sambil berjalan keluar dari kelas.
"Akhir nya istirahat," gerutu Rai sambil membereskan buku coret-coret nya dengan wajah begitu bahagia.
Rai sebenar nya pintar hanya saja malas, apa lagi mendengarkan guru menerangkan menurut dia bagaikan dongeng yang sangat bagus untuk dongeng tidur nya.
Bagi Rai bel istirahat adalah nyanyian yang begitu merdu,merdu nya tidak ada yang bisa menandingi walau pun nyanyian paling populer.
“Ho iya Rai lu setelah lulus SMP mau lanjut sekolah di mana?” tanya Randi sambil mengambil gitar kesayangan nya di senderka dengan tembok.
Randi dan Rai sudah lama berteman dari awal masuk kelas VII memang mereka berdua memiliki kecocokan dalam pikiran sama-sama ingin mengharumkan nama sekolahan. Tapi ekspektasi tidak sesuai dengan realita mungkin kalian juga pernah seperti meraka.
Randi itu orang nya baik kok, hanya saja ia bosan menjadi anak baik yah mungkin ia selalu di manfaatkan oleh orang dan Randi orang nya cukup dingin, bukan dingin es batu Iyya.
Rai dan Randi duduk semeja ia duduk paling belakang dari barisan keempat sekaligus paling pojok di kelas nya.
Menurut murid seperti mereka tempat paling belakang paling bagus dan nyaman.
Apa lagi guru tidak terlalu memperhatikan paling belakang barisan itu suatu kebebasan bagi mereka.
Randi dan Rai sudah berteman sudah 3 tahun dari pertama masuk Mos hanya mengingat kan.
Apalagi beberapa minggu lagi mereka harus menghadapi ujian nasional sekaligus menentukan mereka masuk SMK di mana.
“gua masih bingung mau lanjut sekolah di mana,”ucap Rai sambil membuka kancing-kancing bajunya terasa begitu panas.
“aduh lu ko masih bingung kan beberapa Minggu lagi kita akan lulus,”ucap Randi sambil memetik gitar di dekat nya.
Salah satu hobi Randi yaitu memainkan gitar, menurut dia gitar itu bisa menentramkan amukan ombak laut, tapi masih katanya belum di buktikan.
“Memang lu mau lanjut sekolah di mana Ran?”tanya Rai sambil mengipas-ngipas badan nya dengan buku.
“Kalau gua melanjutkan sekolah di SMK Surya kencana lu juga masuk situ aja lah, kata nya di sana banyak cewek mulus terus kita cukup bebas,"
Sifat dingin Randi tidak berlaku bagi Rai, menurut Rai sifat dingin Randi terlahir karena kurang nya bergaul semasa kecil nya. makanya Rai sering mengajak Randi selalu mengobrol.
“lah eluh mata keranjang, cukup bebas gimana?”tanya Rai dengan wajah tersenyum tipis.
"Kalau ngga salah, gua pernah dengar sekolahan itu ngga terlalu ketat dengan peraturan," ucap Randi sambil merapihkan rambut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Two Friends
Teen FictionCerita ini hasil karya aku sendiri..... Cerita ini bermulai dari seorang persahabatan yang menginjak masa-masa sekolah yang begitu tenang dan tentram, tetapi hidup itu tidak akan selalu tenang bagaikan air yang tidak mengalir. Konflik di mulai dari...