Fireflies On a Snowy Night

3K 209 31
                                    

Project Theme 04 : Kunang-kunang di Malam Bersalju [MDZS Indonesia; Telegram group]

Mo Dao Zu Shi © Mo Xiang Tong Xiu

a/n: By RP Lan Xichen & Jiang Cheng

Pernikahan merupakan momentum terindah dalam kehidupan setiap insan pasangan, dan pernikahan adalah sebuah tujuan akhir dalam memadu kasih dengan orang tercinta. Ketekunan, kesabaran, kedewasaan, dan saling menjaga satu sama lain merupakan kunci utama dalam perjalanan menuju pernikahan dan pertahanan dalam hubungan pernikahan.

Banyak orang yang mengatakan dan percaya bahwa setiap manusia memiliki cinta sejati, dan cinta sejati itu dapat hidup bersama kita selama sisa hidup, pernyataan itu memang sering terdapat banyak cerita novel yang terjual di berbagai toko buku. Tetapi jika kita bertanya kepada Jiang Wanyin, jawabannya mungkin akan berbeda dari kebanyakan teman sekelasnya.

"Tidak percaya," ucapnya ketus ketika saudara angkatnya-Wei Wuxian menanyakan pertanyaan yang membosankan seperti itu. Pertanyaan yang sama seperti para gadis di kelasnya dulu.

Alis pemuda di depannya terangkat sebelah, menopangkan dagunya tanpa melepas pandangan dari pemuda bermarga Jiang-Jiang Wanyin. Diam-diam tersenyum.

"Ah? Apa kamu akan sekaku itu? Beri aku alasan, kenapa tidak percaya? Bukankah cinta sejati sangat keren? A-Cheng, sepertinya ini penyebab kenapa kamu single sampai sekarang-" ucapan Wei Wuxian harus berhenti ketika melihat buku kecil yang dilempar ke arahnya.

Wei Wuxian tidak perlu bertanya siapa pelaku yang melempar buku, karena kini dia tengah melihat wajah emosi saudaranya. A-Cheng adalah panggilan akrab yang dibuat Wei Wuxian untuknya.

Terlihat jelas bahwa Jiang Wanyin kembali gagal menahan emosinya. Tentu saja karena permainan game-nya harus berakhir akibat suara saudaranya yang sangat mengganggu konsentrasinya. Setelah melempar buku kecil itu, dia berusaha menendang saudaranya dari atas tempat tidur.

"Diam, sialan!" Jiang Wanyin akhirnya menatap Wei Wuxian dengan kerutan alis yang dalam, meletakkan ponselnya di atas tempat tidur. Ya, mereka sekarang berada di dalam kamar Jiang Wanyin.

Kamar pribadi Jiang Wanyin telah dalam kondisi yang berantakan karena ulah kakak angkatnya yang tidak memiliki urat malu, mungkin urat malu saudara tidak dapat diperbaiki karena putus saat dalam persalinan, kecacatan yang menyedihkan.

Pergerakannya sepertinya telah dihapal dengan baik oleh Wei Wuxian, saudara angkatnya segera menghindar serangan 'cinta' darinya. Jiang Wanyin hanya dapat menghela napas jengah.

"Keluar," ujar pemuda bungsu keluarga Jiang tanpa melepaskan pandangannya dari saudaranya yang bermarga Wei. Jiang Wanyin terlalu lelah untuk berurusan dengan saudaranya yang sangat berisik.

Seakan mendengar sesuatu yang lucu, Wei Wuxian tertawa dan memukul bahu kanannya dengan keras. Terus tertawa tanpa memperdulikan wajah marah yang tengah dipasangnya.

"Aiyah, A-Cheng, bagaimana bisa kamu sekejam ini? Kita jarang bertemu. Tidakkah kamu merindukan saudara tercintamu ini? Hati kecil kacaku terasa sangat sakit ketika kamu membentakku A-Cheng, aku selalu memikirkanmu dan menantikan pertemuan ini, mengapa kamu sangat membenciku? Oh, betapa menyedihkannya aku merindukan pria yang membenciku," dengan gerakan menjijikkan, Wei Wuxian memperagakan adegan wanita yang tersakiti seperti di acara TV yang sering disiarkan.

Jika raut wajah dan gerakannya tepat, mungkin Jiang Wanyin akan memberi tepuk tangan dalam hati, mengingat saudaranya adalah seorang aktor. Tetapi sepertinya, citra saudaranya tidak sebagus dari apa yang dibicarakan oleh para penggemar di Weibo. Gerakan Wei Wuxian sangat berlebihan, terutama bagian adegan mengelap air mata palsu beserta gerakan tubuhnya yang terlihat lebih seperti orang kejang karena overdosis.

Fireflies On a Snowy NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang