Chapter 1

16.3K 1.9K 248
                                    

Halo, Markonah kembali >_<

Vote dan komen kalian sangat berarti lho!<3

"Siapa nih? Mukanya mirip kaleng kerupuk," ucap Marco sembari menyipitkan mata saat melihat perempuan blasteran di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa nih? Mukanya mirip kaleng kerupuk," ucap Marco sembari menyipitkan mata saat melihat perempuan blasteran di depannya.

"Kaleng kerupuk pala lo! Kamu nggak inget aku? Ini aku Natta," ucap perempuan itu. "Aku hamil anak kamu, Marco."

"Natta?" Marco mengernyit bingung. Kepalanya masih terasa pusing akibat alkohol, bahkan sampai sekarang. "Gue nggak pernah tidur sama jelly."

"Natasya! Bukan nata de coco!"

Lulove geleng-geleng sambil melirik perempuan itu. "Jadi kamu mau minta tanggung jawab atau minta uang?"

"Tanggung jawab." Perempuan itu menatap Marco. "Katanya kalau aku hamil, kamu mau kasih rumah."

Mendengar kalimatnya cukup meyakinkan Lulove kalau perempuan itu hanya mengada-ngada demi mendapatkan rumah. Paling juga hamilnya sama laki-laki lain. Begitu pikirnya.

"Kalau gitu kamu harus ngantri. Karena saya juga mau minta Marco tanggung jawab. Saya hamil anaknya Marco juga," ucap Lulove santai.

"Apa kamu bilang?" Perempuan itu menatap Marco. "Kamu tidur sama perempuan lain juga?"

Marco yang pelan-pelan mulai sadar meskipun kepalanya masih pusing langsung menjawab, "Cewek gue banyak kali. Memangnya lo doang."

Dan tamparan bolak-balik pun menjadi pelampiasan perempuan itu pada Marco. Tak cukup tamparan, perempuan itu mengambil air putih, lalu menyiram wajah Marco.

"Dasar brengsek!"

Dengan begitu permintaan tanggung jawab hanya sebatas angan-angan. Marco mulai berdiri dibantu oleh Eron.

"Bapak baik-baik aja? Masih sakit nggak kepalanya, Pak? Bu Marini—"

"Kalau Bapak udah sadar kita pulang. Jangan bikin ulah lagi," sela Lulove.

Marco samar-samar menatap Lulove. "Siapa nih? Calon istri pilihan emak gue?"

"Bukan, Pak. Itu asisten baru Pak Marco," jawab Eron.

Marco berdiri di depan Lulove, memandangi wajah ayu bermata sayu itu. Saat Marco memandangi Lulove lebih dekat, ada rasa mual yang datang. Dan tanpa diduga-duga, Marco memuntahkan isi perutnya. Ya, Marco muntah mengenai kaki Lulove—yang mana juga mengotori sepatu heels-nya.

Great! Yang benar saja! Masa muntah di kakinya? Kalau saja Marco bukan bosnya, Lulove sudah membenturkan kepala Marco ke tembok!

Lulove menggeram kesal. "Bos sialan!"

👠 👠 👠

Suara langkah kaki menuruni anak tangga terdengar cukup keras. Cara berjalan yang tidak santai dan terburu-buru mencerminkan seorang Marcopolo Wijaya. Setelah kemarin tidur cukup, Marco bangun lebih awal.

My Boss's ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang