4.Kesempatan kedua

6 0 0
                                    

Matahari mulai muncul dipermukaan langit Bandung,setelah menerima telepon dari Wibowo perempuan yang sedang melihat pantulan dirinya di depan cermin ini langsung mengikat rambutnya,agar tidak terlambat masuk sekolah.

"Bunda hari ini Risyi pulang agak sorean ya,mau kerja kelompok di rumah Nina," setelah itu Risyi langsung menyalami Saras lalu mengecup singkat pipi Bulan.

"Hati-hati ya sayaang," jawab Saras.

"Iya Bun,Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

***

Risyi berjalan menuju jalan raya untuk naik angkutan umum,Risyi tidak diperbolehkan memakai kendaraan sendiri ke sekolah,karena belum cukup umur dan tidak bisa melewati jalan raya.Karena Saras dan Wibowo takut apabila akan terjadi apa-apa nantinya.Padahal banyak siswa yang menggunakan kendaraan pribadi ke sekolah dengan melewati jalanan desa.Namun Risyi,tetap tidak diberi izin.

Risyi diam di trotoar,menunggu angkutan umum lewat,namun sudah lima belas menit,angkutan umum tak kunjung ada yang berhenti,semuanya penuh.Walaupun ini hari senin,tapi biasanya Risyi selalu mendapatkan angkutan umum.

Waktu sudah menunjukan pukul enam lebih tiga puluh menit,Risyi segera lari memutar balik arah,Risyi berlari ke jalanan desa untuk sampai di sekolah.

Risyi terus berlari,keringat sudah bercucuran hingga membasahi seragam.Tidak lama kemudian Risyi berhenti,dadanya terasa sakit,dan nafasnya sudah tidak beraturan.

Bruk

Seseorang menubruk Risyi,hingga Risyi tersungkur ke depan.

"Maafin gue ya,gue buru-buru,gue takut telat soalnya," seru orang itu tak karuan.

"Buru buru sih buru buru tapi hati-hati dong!" sungut Risyi.

"Gue lepas kendali,lagian lo diem disini,kan gue ga bisa rem," elak orang itu tak mau kalah.

Sedetik kemudian mereka saling melihat lalu sama-sama diam.

"Lo yang kemarin nubruk gue waktu di mall kan?" tanya Risyi mengawali pembicaraan.

"Oh iya,gue inget.Maaf juga yang kemarin ya," jawab orang itu.

Kemudian mereka berjalan bersama saling beriringan.

"Kenalin,gue Rio kelas 8-A," ucapnya lalu menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Gue Risyi," jawab Risyi memperkenalkan diri juga seraya menerima uluran tangan Rio.

"Lari lagi,sepuluh menit lagi gerbang pasti ditutup," ajak Rio lalu mengamit lengan Risyi seraya berlari.

"Lo kenapa bisa telat?" tanya Rio desela-sela larinya.

"Gue ga dapet angkot dari tadi!" jawab Risyi sambil terus mengatur nafasnya.

"Lo sendiri kenapa?" lanjut Risyi.

"Gue anterin nyokap ke rumah sakit,nyokap gue sakit," jawab Rio lalu mempercepat larinya.

"Rio gue cape!"

"Dikit lagi Syi,bentar lagi gerbang ditutup,gue ga mau dihukum pa Damar lagi," tutur Rio.

"Lagi?" tanya Risyi heran.

"Ini bukan kali pertama gue kaya gini," jawabnya "Pa satpaaaam jangan dulu ditutup paaaa," teriak Rio semakin mempercepat laju larinya.

Barvi Where stories live. Discover now