3. Berawal Dari Hukuman

12 1 1
                                    


Chapter tiga nih gaes... Pada nunggu gak ya?!

Author is wait vote & comment,, okay?! :')

























Happy reading:')

Dimas sedang memanasi motor sport hitamnya didepan pintu garasi rumahnya. Cowok itu melirik kearah mobil hitam milik kakaknya yang baru saja keluar dari garasi untuk melaju ke universitas Indonesia, Jakarta.

Tak selang lama setelah mobil kakaknya keluar dari pekarangan rumah, Dimas pun ikut keluar menuju sekolahnya. SMA Dirgantara. Waktu yang sering ditempuh Dimas menuju sekolah biasanya 30 menit. Namun sekarang mungkin akan turun menjadi 20 menit karena kecepatan Dimas yang diatas rata-rata.

Sesampainya di area sekolah, Dimas langsung menuju parkiran dan menemukan teman-temannya sedang berkumpul di trotoar pembatas tempat parkir sepeda motor. Ia turun dari motornya dan berjalan menuju tempat teman-temannya berkumpul.

Aldi menoleh kearah Dimas yang baru saja datang." Pagi Bosque!! Gimana tidur semalem? Mimpi indah kagak?!"

Plak..

Leon memukul kepala bagian belakang Aldi hingga cowok itu mengaduh pelan. Dimas hanya terkekeh melihat kelakuan teman-temannya itu. Dimas ikut duduk disana dan menatap semua temannya." Aidan mana?"

" Lo kayak gak tau Aidan aja. Dia udah didalem kelas tuh pacaran ama buku." Sahut Arga . Dimas mengangguk paham.

Lalu sebuah mobil Ayla putih lewat dihadapan keenam cowok itu untuk berparkir. Mereka tak mengindahkan hal itu, justru mereka kembali bercanda, saling meledek dan bercerita. Beda halnya dengan Dimas yang pandangannya tak lepas dari sosok Zara. Sampai-sampai...

TIINNNN....

"ZARA!!!" Dimas berlari kearah Zara dan menarik gadis itu hingga keadaan mereka seperti berpelukan. Sebuah mobil yang tadi hendak menabrak Zara langsung melaju untuk berparkir pula.

Dimas menatap Zara yang masih dirangkulnya. Gadis itu diam membeku karena masih terkejut atas insiden tadi. Dimas kemudian melepas pelukan mereka dan memegang kedua bahu Zara, menatap kedua netra milik Zara.

"Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Dimas.

Zara menggeleng pelan." Enggak." Dimas menghela napas pelan kemudian berbalik hendak menuju mobil tadi. Namun sebuah tangan menahannya." Lo mau ngapain?!"

"Mau nyamperin tuh mobil." Jawab Dimas.

" Jangan deh. Kan gue udah bilang gak apa-apa. Gak usah memperpanjang masalah. Gak baik." Sahut Zara sambil tersenyum tulus. Ia pun melepaskan tangannya yang masih memegang lengan Dimas." Yaudah, kalo gitu gue ke kelas dulu ya, makasih udah mau nolongin"

Zara berjalan ringan menuju kelasnya. Wajahnya sangat tenang seolah tidak ada kejadian apa-apa tadi. Dimas menghela napas kasar lalu berjalan meninggalkan teman-temannya yang masih diam membeku. Terkejut dengan Dimas yang menolong Zara tadi.

" Itu tadi beneran Dimas?" Tanya Dika pelan.

Rangga memutar bola matanya malas." Kalo bukan Dimas siapa?! Massa' elo?! Gak mungkinlah." Rangga menyahut keras. Yang lain hanya tertawa lepas tanpa beban. Sementara Dika masih menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Ayolah ke kelas aja hampir bel juga nih!" Ajak Leon. Mereka mengangguk dan berjalan beriringan menuju kelas XII IPS 5. Kelas ketujuh cowok itu.

Sementara Zara berjalan tenang di koridor sekolah. Pikirannya melayang pada kejadian tadi, dimana seorang Dimas yang menolongnya. Sampai-sampai dia tidak sadar jika seseorang sudah berdiri disampingnya. Ahh tepatnya berjalan beriringan dengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Judul Standar - DimasZaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang