4

20 1 0
                                    

Disinilah Ara. Dirumahnya
Ia pulang cukup larut karena menenangkan Rain

"Maaf Rain aku takut"
Rain terdiam menyadari bahwa gadis di depannya ketakutan dengannya. Ia langsung terbayang kalau semisal Ara takut padanya maka Ara akan meninggalkannya.
Rain memeluk Ara sambil minta maaf berkali kali
"Ra.. maafin Rain ra maaf. Rain takut kalo Ara nganggep Rain orang-"
"Udah Rain,sekarang kamu. Hikss.. istirahat aja. Hiks.. aku gak apa apa kok" Ara tersenyum walau sambil terisak. Entahla rasanya  ia semakin penasaran dengan Rain. Karena baru kali ini ia bertemu langsung dengan seseorang yang mengidap bipolar.
Ara pun membawa Rain ke kamar dan mulai mengelus kepala Rain agar Rain tertidur.
Ini sudah jam 9 malam. Bang farel sudah menghubungi nya dari tadi. Ibu dan ayah mereka dinas keluar kota selama 2 minggu.
Setelah membalas pesan Ara pun melihat Rain yang belum tertidur.
"Rain kok belom tidur sih? Ga ngantuk?"
"Ngantuk cuma takut Ara pergi aja"
"Engga kok tenang aja. Tidur aja gapapa"
Ara berbohong mana mungkin ia tidak pulang,ia akan di cincang cincang oleh bang farel kalau kayak gitu.
Setelah setengah jam mengelus elus kepala Rain,Ara sadar kalau tangannya mungkin sudah berotot sebelah. Ia pun mencoba melepas tangannya,syukur Rain tidak terbangun. Ia menunggu lagi selama 2 menit. Dan Rain tidak terbangun. Ia langsung buru buru turun kebawah. Syukurnya bang Farel sudah sampai di bawah menunggunya
"Ceritain semua ke abang"
"Iya nnti di mobil. Ayo cepet"

Ara pun masih menatap tv,ia belum mengantuk. Farel pun mendatanginya sambil membawa 2 mangkuk berisi mie instan kesukaan mereka.
"Duh dekk...dek.. kenapa sih lu harus berurusan dengan orang kayak gitu bahaya tau"
"Hus muncungnya bang. Minta di tepuk. Dia tu butuh dukungan bang. Bukan di jauhin."
"Serah lo. Tapi kalo ada apa apa langsung lapor sama gw. Gw abang lu"
"Iya bang. Idih mirip deh sama elina"
"Elina sape?"
"Temen gw woe si El"
"Oh."
Setelah bergosip gosip dikit dengan bang Farel, Ara pun tidur.
Besok hari minggu jadi Ara bisa tidur agak lama.
--------
Do you see my bag do you see my bag...
"Ck siapa sih yg nelpon pagi pagi. Dah jam brp nih. LOH JAM 9 MAMPUS GW"

"halo..siapa ini?"
"Neng.. kapan kesini dari tadi tuan Rain nangis nangis nyariin neng. Tuan pun belum makan pagi"
"Aduh maaf ya bi. Ara baru bangun tidur yaudah Ara bentar lagi kesanan ya bik"
"Iya non cepetan ya non Tuan Rain ngamuk bang-"
PRANG
"Loh bik apa tuh yang di lempar serem amat"
"Cepet non tuan Rain... tun Rain"
Tut...

"Aduhhh si Rain ngapa si. Minggu ini woe gw mo rebahan ya bngsd."
Ara ngacir ke kamar mandi,berpakaian mengemas barang di tas lalu buru buru kebawah.
"Loh mau kemana dek?" Bang farel yang baru selesai mandi kebingungan melihat adik nya sudah siap dan buru buru.
"Si rain ngamuk bang astaghfirulla."
"Ngamuk kenapa"
"Nyariin gw"
"Ahelah kek udh di telan bumi aja lo. Masa dia gatau sih elu di rumah" nada bang farel gak suka.
"Udah ya abang ojek dah dateng bai abang. Nanti kontekan di whatsapp aja!"
"Tiati dek. Kalo ada apa apa telpon gw"
-----
Ara masuk ke gerbang rumah Rain dengan rasa deg degan.
Tok..tok..
Pintu terbuka menampilkan Bibi
"Syukrlah neng cepet datang. Ayo neng keatas saya khawatir" Ara melihat bercak merah di lengan bibi. Belim sempat Ara menanyakan hal itu.
Bibi menarik Ara ke atas sambil membawa nampan makanan. Untung ga jatuh,mungkin bibi  udah pro.
"Nih non makasih banyak non. " bibi memberikan nampan bubur dan langsung ngacir ke bawah.
Tok..tok...
"Pergi bi! Sebelum aku lempar bibi lagi"
"Rain ini aku Ara"
Cklek....
Pintu terbuka menampilkan Rain yang sesegukan,hidung merah,mata sayu.
"Ya Ampun Rain.. udah makan?" Ara menanyakan kembali walau ia sudah tau jawabannya.
"Kamu kemana kemarin Ra? Mau ninggalin aku ya?"
"Eng.. maaf ya. Bang farel nyuruh aku pulang. Dia khawatir sama aku. Jadi daripada nanti kamu gabisa tidur lagi. Yauda aku tinggalin aja. Maaf ya Rain"
Rain cuma terdiam menatap Ara. Ara pun menempelkan tangannya ke dahi Rain merasakan panasnya sudah berkurang.
"yaudah sekarang Rain mandi ya ,ada kan shower air panas nya? Jangan pake air dingin dulu"
"Gak."
"Loh kenapa? Dih nnti bau"
"Nanti Ara kabur"
Ara otomatis ngakak.
"Enggak kok janji"
"Engga aku ga percaya"
Ara berjalan ke lemari Rain. Mengambil baju dan dalaman,handuk.
"Nih Rain pake nya di dalem kamar mandi ya. Jangan disini"
"Loh kenapa Ara nggak mau liat perut kotak kotak Rain?" Pipi Ara langsung memerah. Ia pun menepuk pelan bahu Rain
"Gamau woe mata Ara nnti ternodai!!"
"Hahaha iya deh" Rain tertawa. Ara mendorong Rain ke kamar mandi.
"Dah mandi sana bauk!"
"Sebentar ra"
Rain berjalan ke pintu kamar. Mengunci nya dan mengantongi kunci nya.
"Loh kenapa rain?"
"Biar Ara gak kabur"
Ara ngakak dengan Rain yang masuk ke kamar mandi. Ara duduk di kursi samping tempat tidur dan memainkan Handphone nya.
"Ra,rain udah selesai mandinya"
"Hah? Oh yaudah sini duduk biar makan "
Ara menepuk kasur di depannya ,Rain pun patuh dan duduk disitu.
Ara menyodorkan bubur tadi di depan Rain
"Nah makan ya. Harus habis" setelah mengatakan itu Ara kembali memainkan handphone nya. Merasa di depannya tidak ada pergerakan. Ara melihat dan ternyata Rain hanya menatap makanannya
"Loh ga dimakan Rain?"
"Ck. Ara ga peka"
Ara mengangguk. Mengambil mangkuk dan mulai menyuapi Rain pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Need youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang