NOVEL

3.5K 50 5
                                    

Resensi | "Dari Jendela SMP"

    

4 Februari 2020   19:43 |

Diperbarui: 4 Februari 2020   19:51

Penulis : Mira.W
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2009

Dari Jendela SMP adalah salah satu novel yang saya baca pada masa SMP, usia empat belas atau lima belas tahun. Novel karya Mira .W ini memiliki makna dan pembelajaran yang sangat penting bagi anak pra-remaja yang akan menghadapi masa remajanya.

Mungkin awalnya cukup mengagetkan dengan cerita novelnya, tapi dari novel ini saya mendapatkan sex education. Saya dapat mengetahui tentang menstruasi, ovulasi, dan kehamilan diusia muda.

Joko adalah anak dari seorang perempuan yang bekerja sebagai pembantu di sebuah SMP swasta. Ia tidak mengenal ayahnya, yang menurut ibunya, sudah meninggal dunia. Untuk bisa bersekolah di SMP dan tidak membayar uang sekolah, Joko harus membantu ibunya, membersihkan kelas setiap pagi.

Keberadaannya sebagai anak tanpa ayah dan punya ibu pembantu membuatnya sering menjadi sasaran olok-olok teman-teman sekelasnya. JAB adalah nama panggilannya, singkatan dari Joko Anak Babu.

LIHAT KE HALAMAN ASLI

Aldyra SitiNurfarida

SMAN 1 Padalarang

Siswa SMAN 1 Padalarang

FOLLOW

Resensi | "Dari Jendela SMP"

    

4 Februari 2020   19:43 |

Diperbarui: 4 Februari 2020   19:51

Penulis : Mira.W
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2009

Dari Jendela SMP adalah salah satu novel yang saya baca pada masa SMP, usia empat belas atau lima belas tahun. Novel karya Mira .W ini memiliki makna dan pembelajaran yang sangat penting bagi anak pra-remaja yang akan menghadapi masa remajanya.

Mungkin awalnya cukup mengagetkan dengan cerita novelnya, tapi dari novel ini saya mendapatkan sex education. Saya dapat mengetahui tentang menstruasi, ovulasi, dan kehamilan diusia muda.

Joko adalah anak dari seorang perempuan yang bekerja sebagai pembantu di sebuah SMP swasta. Ia tidak mengenal ayahnya, yang menurut ibunya, sudah meninggal dunia. Untuk bisa bersekolah di SMP dan tidak membayar uang sekolah, Joko harus membantu ibunya, membersihkan kelas setiap pagi.

Keberadaannya sebagai anak tanpa ayah dan punya ibu pembantu membuatnya sering menjadi sasaran olok-olok teman-teman sekelasnya. JAB adalah nama panggilannya, singkatan dari Joko Anak Babu.

Setelah episode rendah diri karena statusnya, Joko bisa menerima dengan tabah panggilan itu. Dan ia membuktikan bisa melampaui teman-teman sekolahnya dalam prestasi belajar. Tidak seperti Indro, anak Pak Prapto, kepala sekolah sekaligus pemilik SMP itu, yang bodoh. Sampai sebelum terjadi adu jotos dengan Gino yang usil, hidup Joko hanya diisi oleh dirinya sendiri dan ibunya.

Wulan, teman sekelas Joko, cantik, rajin, dan pintar. Sebagai ketua kelas, ia mencoba melerai perkelahian Gino dan Joko. Tapi justru menjadi sasaran nyasar tinju Gino. Saat itulah Joko mulai menyadari kehadiran Wulan, dan mulai merasa bahwa hidupnya tidak cukup hanya diisi dirinya sendiri dan ibunya.

Maka, tanpa disadarinya, ia mulai melakukan pendekatan pada Wulan. Sebagai langkah awal adalah mengunjungi Wulan yang tidak masuk sekolah karena bibirnya membengkak akibat kena tinju Gino.

Malu menjenguk Wulan dengan tangan hampa, Joko mencuri mangga arumanis milik tetangga yang sedang ranum. Perbuatannya ketahuan, apalagi dalam pencurian, Joko melibatkan si Pandir Indro. Tahu telah memakan mangga curian, ayah Wulan pun melarang Joko untuk muncul lagi di rumahnya.

Meskipun dilarang mengunjungi rumah Wulan, Joko tidak tinggal diam. Bagaimanapun, mereka harus tetap mendapat kesempatan untuk berduaan. Selain bersurat-suratan, Joko pun mengajak Wulan bertemu di halaman sekolah setelah sekolah bubar.

Wulan menggunting kuku Joko karena tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah bertemu dalam keadaan tersipu-sipu. Kemudian Joko mengantar pulang Wulan naik becak, tiga kali melalui jalanan yang sama lantaran tidak ingin berpisah.

Mereka juga saling tukar cincin dimana Joko memberikan cincin pemberian ibunya kepada Wulan yang cuma bisa muat di jari tengah karena kebesaran, sementara Wulan memberikan cincinnya yang cuma bisa muat di jari kelingking Joko karena kekecilan.

Untuk merayakan acara tukar cincin, mereka memutuskan nonton film di bioskop. Tapi karena Wulan tidak bisa keluar rumah, Joko harus menunggu berjam-jam, basah kehujanan dan sampai sakit. Akibatnya Joko marah dan ingin putus.

Setelah lulus SMP nanti, ibu Joko ingin anak satu-satunya melanjutkan ke SMA. Ia memang bermaksud membuat anaknya berhasil, punya titel, pangkat, dan kaya. Pak Prapto sudah memutuskan akan membantu kalau Joko lulus tes masuk SMA.

Tapi dalam hati kecil Joko, ia ingin bekerja untuk membantu ibunya. Apalagi, setelah masa-masa ujian, Joko telah bekerja membantu Bang Ucok di bengkelnya. Joko memang mengagumi Pak Prapto sejak kecil, dan semakin bertambah ketika laki-laki itu membelanya saat terjadi perkelahian dengan Gino. Tapi Joko tidak ingin hidupnya sepenuhnya tergantung pada uluran tangan Pak Prapto.

Diolok-olok dan dihina teman-temannya serta tidak punya uang untuk membeli hadiah bagi Wulan saat gadis itu berulang tahun, masih bisa ditanggungkan oleh Joko. Tapi pada hari pengumuman kelulusan SMP, saat terjadi keributan di sekolah, dan seolah takdir sudah menentukan saatnya, Joko mendapatkan pukulan berat: ia mengetahui jati diri ayahnya. Laki-laki itu ternyata belum meninggal, dan ia adalah anak haram sekaligus anak gelap. Lama merindukan limpahan kasih sayang seorang ayah, ia menemukan ternyata ayahnya cuma seorang laki-laki yang tega membiarkan dirinya dan ibunya menderita demi mempertahankan reputasinya.

Joko tentu saja kecewa pada ayah biologisnya, marah pada ibunya, dan kehilangan harapan akan hidupnya. Dan cuma Wulan yang mencoba memberikan penghiburan di tengah-tengah kegalauan perasaannya.

Di tengah kesunyian pondok tempat tinggal Joko dan ibunya, ketika kegelapan malam mulai menyapa, saat mereka berpelukan, saling membelai dan membagi duka, mereka melakukan hal terlarang. Tanpa mereka sadari, mereka telah melompat keluar dari jendela SMP dan langsung menginjak alam dewasa yang seharusnya belum boleh mereka masuki.

Semenjak saat itu, semua yang manis, semua yang lucu dan menggemaskan dari dunia remaja mereka direnggutkan. Prahara pun menghantam menciptakan duka cita, ketakutan, dan rasa malu. Tapi di tengah-tengah gejolak yang terjadi, cinta itu masih ada, dan Joko mesti berjuang keras dalam kedewasaan yang prematur, untuk mempertahankan cinta masa remajanya.

Secara keseluruhan, novel ini sangat mengasyikkan dibaca. Mira W. berhasil menghadirkan Dari Jendela SMP dengan karakterisasi yang matang, konflik yang menggugah, dan plot melodramatis yang mengalir dengan sempurna. Banyak bertaburan kelucuan atau ungakapan khas remaja yang menggelitik.

Hanya saja ketika sampai pada penjelasan Bu Narti tentang reproduksi manusia, membuat novel ini terasa seperti bukan novel tetapi non fiksi. Setting tempat tidak seberapa terasa, Dan plot atau perpindahan keadaan tokoh-tokohnya berjalan lambat.

Dari Jendela SMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang