1

14 2 0
                                    

Kiara Prameswari, begitulah orang-orang mengenal nama panjangnya. Ia hanyalah seorang siswi biasa dari SD 4 yang sudah berhasil menginjakkan kakinya ke SMP terfavorit di daerahnya yaitu SMP Negeri 1 Banyumas.

Sudah banyak yang ia korbankan selama ini. Harapannya terwujud. Ia mampu masuk ke sekolah impiannya itu. Siapa yang tidak akan bangga?

Ayah dan ibu Kiara tak luput juga dari rasa syukur sebab mempunyai anak yang baik seperti Kiara dan Kean. Rasa syukur itu bahkan bertambah-tambah saat mereka melihat anak perempuannya sudah mulai tumbuh menjadi gadis manis nan cerdas. Dengan begitu mereka juga harus ekstra menjaga dirinya dan sang adik.

Kiara Prameswari, seorang gadis dengan wajah orientalnya yang ayu seringkali membuat teman-teman lawan jenisnya tertarik. Alisnya yang hitam tebal, matanya yang sipit bertambah indah dengan tumbuhnya rambut lentik di sekitar kelopaknya, serta wajah ovalnya menambah kesan oriental pada dirinya.
Jangan lupakan tubuhnya yang kecil dan kulit kuning langsatnya, membuat kesan imut pada dirinya semakin menjadi-jadi.

Dengan begitu siapa yang tidak tertarik padanya? Bayangkan saja, di SD dulu saja ia sudah mendengar beberapa teman cowoknya mengungkapkan perasaan padanya, namun sayangnya gadis itu masih terlalu kecil, ia belum mengerti dan memilih mengabaikan semua perasaan teman-temannya itu.

Jangan salahkan gadis berwajah oriental nan ayu itu, tentu saja ia masih belum mengenal cinta. Baginya cinta adalah hal tabu yang tidak ia mengerti. Jadi maafkan saja jika banyak anak lelaki yang sakit hati karena tingkah polosnya itu.

Kiara menatap dirinya lewat pantulan cermin besar di depannya. Terlihatlah kuncirnya yang bila dihitung sudah ada 15. Masih dengan seragam SDnya Kiara mengenakan topi dari karton khas acara MOST. Tali sepatunya juga sudah diganti dengan tali rapiah warna-warni. Tak hanya itu di lehernya dilingkari sebuah kalung dari permen kiss.

Seperti orang gila. Begitulah pikirnya. Tapi mau bagaimana lagi? Inilah yang harus ia jalani sebagai seorang siswi baru di SMP Negeri 1 Banyumas. Ia harus menjalani masa-masa Orientasi sekolah. Dan untungnya hari ini adalah hari terakhir. Besok ia akan berganti seragam menjadi putih biru. Mengingat itu, segera ia menoleh ke arah seragam yang telah ia siapkan dari kemarin yang masih setia tergantung di balik pintu kamarnya yang masih tertutup. Gadis ayu itu tersenyum bangga. Dirinya sudah mengakhiri masa-masa sekolah dasar dan berganti menjadi anak sekolah menengah pertama.

"Bersabarlah seragam baru, besok kamu pasti di pakai kok,"
Ucapnya pada seragam itu. Tak perlu berlama-lama ia pun menarik tasnya ke arah bahunya yang kecil. Langkah mungilnya membawa gadis itu keluar kamarnya.

Ia tersenyum pada Sosok yang tengah menatapnya sekarang. Ibunya. Belahan jiwanya. Dan ayah, cinta pertamanya.

"Sarapan nak,"
Tawar sang Ibu dengan lemah lembut. Kiara mengangguk dan duduk sejenak bergabung dengan keluarga kecilnya itu

"Hahah, Kak Ara kayak orang gila,"
Ejek sang adik, Kean. Kiara mendelik tajam ke arah anak dengan seragam SD yang sudah rapi melekat di tubuhnya.

"Kamu juga kayak kakak nanti kalau udah SMP, gak usah ngejek!"
Sinis Kiara tak senang.

"Masa sih di suruh dandan kayak orang gila kayak gitu, itu mah palingan Kak Ara yang emang kumat kan?"
Ejek Kean lagi. Kali ini bukan hanya tatapan tajam namun anak laki-laki itu bahkan dihadiahi cubitan kecil di lengannya dari Kiara.

"Aww.... Ayaaahh!!"
Ringis Kean seraya mengadu ke arah ayahnya lalu pria yang telah berkepala empat itu melirik ke arah Kiara dan sang adik.

"Pagi-pagi kok udah berantem, gak ayah kasih uang jajan baru tau kalian,"
Ancam sang ayah dengan nada santai. Lantas saja Kiara menghentikan aksi cubitan itu.

Kiara PrameswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang