1

10.1K 735 21
                                    

Sakura Haruno. Penulis. Nama penanya adalah Pinky. Kelas 2 SMA bersekolah di Konoha High School. Sebenarnya Pinky cukup terkenal, bahkan novelnya sudah ada yang di jadikan film. Tapi Sakura meminta kepada semua pihak yang terlibat di percetakan maupun projek filmnya untuk menyembunyikan identitas dirinya yang ternyata hanya pelajar di Konoha High School. Dia ada di kelas 2-2. Bukan kelas yang terkenal buruk berisi pembuat onar seperti kelas 2-3 , bukan juga kelas yang terkenal kelas teladan berisi penyumbang prestasi seperti kelas 2-1. Jadi kelasnya adalah kelas biasa. 2-2. So- So.

Di awal semester kelas 2 nya, Sakura mulai pusing dengan editor yang selalu mengganggunya, para sensei yang selalu memberi banyak tugas, serta teman temanya se- klub nya yang menyuruhnya semakin aktif. Dia adalah anggota klub jurnalistik. Dengan KHS (Konoha Hogh School) yang terkenal sebagai sekolah anak orang kaya, sekolah ini dengan senang hati membuat majalah sekolah yang diterbitkan sebulan sekali, dimana anak jurnalistik yang mengurusnya. Nama majalahnya sendiri adalah "Elitte". Sakura masuk sebagai salah satu pengurus inti yang mengurus liputan utama untuk "Elitte". Ketua nya adalah Shion. Wakilnya Ino. Hebat sekali. Mereka berdua adalah duo penggosip dan mereka menguasai majalah sekolah. Siapa sebenernya yang memilih mereka menjadi Ketua. Untung sayang. Ya iyalah sayang, mereka berdua sudah dianggap jadi sahabat sendiri oleh Sakura.

Untuk memulai cerita tentang Keseharian Sakura yang membosankan ini, mari kita mulai dengan gadis rambut pink ini yang melangkah lemas ke ruang kelasnya. Mendudukan dirinya disamping Ino, dan mendesah malas. Editor membuatnya kesal, saking kesalnya dia ogah memegang ponselnya yang berisi pesan cinta penuh amarah dari sang editor galak tapi cantik bernama Yui. Perawan tua 38 tahun yang gagal nikah padahal sudah bagi undangan. Mungkin itu yang membuat Yui- san akhir akhir ini lebih galak.

"Ino, carikan aku pria mapan, dewasa, dan siap menjalani hubungan serius" Ucapku.

"Heeh?? Kalo tertarik sama cowo, mending kita mampir ke kelas 2-1 yuk? Ada Sasuke, Sai, Shikamaru, sama Naruto. Sekumpulan cowo ganteng berprestasi. Keren. Anak basket." balas Ino dengan mata bersinar. Sakura hanya menyerngitkan matanya bingung dengan jawaban ino.

"Aku kan cari yang dewasa, jangan pelajar dong.." Protesku sebal.

"Tapi mereka really really handsome, beb" Balas Ino. Ya. Mereka memang ganteng, tajir berprestasi. Tapi kan mereka tidak cocok buat perawan tua macam Yui.

"Hey.. Sejak kapan kau tertarik sama cowo? Carinya om-om mapan lagi. ." heran ino pada Sakura.

"Bukan untukku, Tapi untuk Yui- Sama. Dia jadi tambah galak sejak gagal nikah. Aku merasa jadi korbanya, apalagi aku tidak punya inspirasi lagi untuk lanjutan ceritaku" curhat Sakura. Ino yang mendengarnya hanya mendengus kesal. Sebenarnya Ino tidak suka jika Sakura menjadi penulis. Mereka jadi jarang main.

"Eh.. F4  lewat tuh" bisik Ino pada Sakura. Sakura menoleh dan melihat keempat cowo ganteng yang diberi nama F4 oleh Ino itu dan tersenyum.

Sakura POV

Ketika F4 lewat, aku tersenyum melihat Naruto. Sebenarnya novelku yang berhasil di film kan terinspirasi dari kisah Naruto dan Uchiha. Yap! Tapi bukan homo ya.. Di novel nama naruto menjadi Saori si gadis periang dan Uchiha adalah Takahiro si tsundere boy yang menyukai Saori secara diam- diam. Bukan tanpa alasan. Pernah aku melihat di kantin, si Sasuke yang super cuek, dan arogan itu memberikan minum kepada naruto yang kelelahan setelah latihan basket. Tidak ada pikiran bahwa mereka gay, bagaimanapun Naruto sudah punya Pacar dan itu cewe. Tetapi hatinya bergetar melihat wajah Sasuke yang keren dipenuhi keringat serta Naruto yang tersenyum ceria membuat inspirasiku muncul secara tiba- tiba.

Lamunanku terhenti karena mendengar kericuhan di depan kelasku. Aku mendekat ke jendela dan mendapati si Pangeran Sekolah Uchiha- sama, yang sepatunya kotor karena terkena es krim dengan gadis yang terjatuh menunduk di depanya dengan wajah pucat ketakutan. Wah. Si gadis itu bahkan tidak berani berdiri. Kutebak kakinya gemetaran.

"Tamatlah Tayuya.. " ucap Ino pelan. Aku menganggukan kepalaku setuju. Karena aku paham betul bagaimana sifat Uchiha Sasuke yang arogan itu. Mencari masalah denganya artinya tamat. Terakhir ada bocah lelaki culun dari kelas 2-4 yang tidak sengaja menggores mobilnya, dan berakhir dengan menjadi babu Sasuke. Hanya dalam Sebulan, bocah culun itu pindah sekolah.  Sejak saat itu, aku bahkan bertekad, tidak dekat- dekat dengan Uchiha. Bahkan ketika menggosipinya pun aku sudah bertekad tidak akan menyebutnya dengan nama kecilnya.

"ayo geser jendelanya, untung kita di kelas ini, jadi bisa liat secara live!" benar kata Ino, kejadianya tepat didepan jendela kelas yang menghadap koridor sekolah. Dengan jendela yang setinggi meja kelas itu, kita jelas melihat kejadian ini depan mata. Ino menggesar jendelanya, supaya mendengar apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Maaf kan aku Uchiha- san, aku akan membersihkanya" ucap si Tayuya dengan kondisi masih di terduduk di lantai. Menunduk dan tidak berani menatap Uchiha secara langsung.

"Jilat" perintah Uchiha dengan tenang. Aku yang melihatnya hanya bisa menganga.

Dengan ragu ragu, si Tayuya mulai mendekatkan wajahnya dengan sepatu Uchiha. Bukanya tidak kasian, tapi aku bukan tipe heroine seperti di novel - novel. Aku mana berani berurusan dengan Uchiha. Aku tipe figuran yang ingin menikmati hidup dengan damai.

Bruk!

"Brengsek!!"  umpat Uchiha. Aku dan Ino semakin menganga dan sekuat tenaga menahan tawa ketika melihat dengan jelas bagaimana sepatu putih melayang dan mengenai kepala Uchiha. Melihat kesekitar lagi, ternyata itu Saraa. Wow. Itu Si Preman dari kelas Kiri (2-3). Cewe bar bar pembela kebenaran yang selalu membela temanya jika ada yang ditindas. Tipe heroine. Tipe pemeran utama.

"Apa mempunyai banyak uang membuatmu tidak memiliki kemanusiaan! Bagaimana mungkin kau menyuruh seorang gadis untuk menjilat sepatumu!! Kau tinggal membersihkanya dan itu beres"  Kata Saraa dengan menggebu gebu. Aku tersenyum cerah. Hatiku berdebar. Ini.. Penuh Inspirasi. Tanganku bergetar tidak sabar untuk membuat cerita baru.

"Kau.. " Perkataan Uchiha harus terhenti karena bel berbunyi ketika dia mau memberi balasan pada Saraa.

Sekilas. Hanya sekilas, aku merasa Si Uchiha menatapku, tapi aku langsung mengalihkan pandanganku dan pergi menuju bangku ku bersama Ino.

"Apa kau merasakanya?" tanya Ino. Aku heran, apa maksudnya?

"Apa??" tanyaku kembali.

"Sasuke melihat ke kita? Apa itu tadi??" aku menegang. Ino ternyata merasakanya. Bahkan jika dia melihat kami, dari tatapan matanya, mungkin hanya melihat dengan biasa. Karna meski sekilas, aku tahu. Setidaknya bukan kemarahan yang aku lihat ketika dia memandang ke arah kami. Hanya tatapan biasa, mungkin.

Aku harus fokus. Pulang sekolah nanti dia sudah siap dengan inspirasi yang muncul mendadak di kepalanya ketika melihat adegan super Uchiha dan Saraa. Uchiha lagi. Aku rasa karena karakternya cocok sebagai First Lead Male. Ditambah sekarang ada Saraa. Bocah bar bar yang berani melempar sepatunya kepada Uchiha. Vibe nya sangat Heroine kan. Tipe First Lead Female.






Maaf typo. Maaf  kalau kurang nyaman bacanya. Mungkin ceritanya bikin ngantuk. Alurnya lambat. Atau bahasanya gk nyaman. alurnya bakal mirip BBF (drakor).

Second Lead Female [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang