Chapter O1.

48 5 0
                                    

Sinar matahari perlahan memasuki sela-sela jendela kamar Shira, nampak gadis cantik bersurai coklat sedang tertidur pulas di atas ranjangnya.

"Hai tuan putri, berapa lama lagi kau akan terbangun dari tidurmu itu? ingat hari ini kau akan bersekolah di sekolahan barumu" ucap perempuan paruh baya sembari mengelus surai milik shira.

Seketika Shira terbangun dan tersenyum kepada wanita yang ada di depannya saat ini.

"Mandi dan bersiap-siaplah, ibu akan menyiapkan sarapanmu" ucap Anna sembari meninggalkan kamar Shira, ia pun menganggukkan kepala dan bergegas menuju kamar mandi.

Perlahan Shira turun dari ranjangnya dan menapakkan kaki di atas lantai, beberapa saat ia memandangi kakinya dan mencoba untuk berjalan.

"Huftt tetap saja seperti ini" ucapnya dalam hati.

Akhir - akhir ini ia sering berharap untuk dapat berjalan seperti orang-orang pada umumnya, tapi bagaimana lagi kelainan yang di deritanya sejak bayi tak bisa merubah keadaanya sampai kapanpun.

Beberapa saat kemudian setelah dirinya keluar dari kamar mandi, dengan keadaannya yang bersih dan bersiap untuk bersekolah, ini adalah hari pertamanya bersekolah di sekolahan yang baru ia pindahi.

Memang keluarga Shira sering berpindah-pindah untuk menghindari hutang yang mengejar keluarganya itu.

"Beradaptasi lagi? hufft aku sungguh lelah" ucapnya dalam hati sembari menyisir rambut coklatnya.

Tak lama kemudian ia keluar dari kamarnya dan menepati ibu dan ayahnya yang sudah duduk di ruang makan untuk sarapan pagi.

Shira melontarkan senyum kepada keduanya dan mulai melahap scramble buatan ibunya, ya scramble makanan favoritnya.

Setelah menghabiskan sarapannya ia mulai bersiap untuk pergi ke sekolah, tak lupa sebuah nota kecil dan bolpoin yang ia kalungkan ke lehernya untuk berkomunikasi bersama teman-temannya.

Dengan bahasa isyarat ia berpamitan kepada ayah dan ibunya, dan mulai beranjak dari kursi.

Beranjak keluar dari rumah kecil itu dan menuju di sebuah halte bus yang tak begitu jauh dari rumahnya, di mana bus sekolah menjemput para siswa untuk bersekolah.

"Aku harus bergegas agar tidak terlambat" ucapnya dalam hati, sembari berlali kecil dengan kaki nya yang pincang, cukup mudah baginya karena ia sudah terbiasa memiliki kekurangan tersebut.

Beberapa saat kemudian ia tiba di halte bus dan melihat beberapa siswa berseragam sepertinya sedang menunggu bus sekolah datang.

Shira pun mendatangi mereka dan melambaikan tanganya, melontarkan senyumannya, namun mereka cuek dan hanya memandangi dirinya, ya sudah tidak menjadi hal aneh jika perlakuan orang yang ada di sekitarnya seperti itu.

Tak lama kemudian sebuah bus berwarna kuning datang dan berhenti untuk mengangkut para siswa yang ada di sana, Shira pun bergegas menaiki bus tersebut dan mencari tempat duduk untuk dirinya.

Tempat duduk di kursi belakang lah di sana tempat duduk yang tersisa di saat bus itu mulai berjalan, Shira melihat sosok anak laki-laki yang dari kejauhan sedang mengejar bis yang ia naiki.

Ia pun merasa kasian kepada anak laki-laki tesebut, tetapi mau bagaimana lagi dia tidak bisa berteriak kepada sopir untuk menghentikan bus itu, dan di saat ia melihat sekelilingnya tak ada satupun siswa yang mengetahui hal tersebut, karena mereka terlalu sibuk dengan ponsel masing-masing.

Akhirnya dirinya pun berdiri untuk menghampiri sopir yang sedang mengemudikan bus itu untuk berhenti, dengan kakinya yang pincang ia berjalan menyusuri kursi-kursi yang penuh dengan siswa, sesaat kemudian dirinya berhasil berdiri di belakang sopir, sontak dirinya menuliskan permohonan untuk sopir tersebut.

"Pak mohon berhentikan busnya, di belakang ada siswa yang mengejar bus ini" di tepuknya pundak sopir bus tersebut dan ia menunjukkan tulisan dari nota kecilnya, dan seketika sopir bus itu berhenti.

"Wah kamu memang anak baik, baiklah mari kita tunggu siswa itu" sahut sopir bus dan diikuti oleh anggukkan shira.

Bus tersebut berhenti dan Shira berjalan kembali menuju tempat duduknya, bersamaan dengan anak lelaki itu menaiki bus.

Setelah berhasil duduk anak lelaki itu tersenyum kepada Shira "terimakasih" ucapnya.

Dan di balas anggukan oleh Shira, ia merasa sedikit canggung karena baru pertama kali ada lelaki yang tersenyum padanya, biasanya mereka selalu mengejek dan membully dirinya, meskipun dia memiliki paras yang cantik, tapi kelainan pada tubuhnya itu membuat mereka begitu jahat kepadanya.

Di saat perjalanan Shira hanya tertunduk memandangi kakinya yang terbalut sepatu ia tak berani menatap siapapun, dan tiba-tiba seseorang memecah keheningan.

"Jarred" kata lelaki itu sambil menyodorkan tangannya ke arah Shira, sontak dirinya melirik dan tersenyum, tangannya pun bergerak menuliskan satu persatu huruf di nota kecilnya.

Lelaki itu tetap menyodorkan tangan nya menunggu jawaban dari gadis di depanya, apa yang di lakukan oleh gadis itu? batinya.

"Namaku Shira" jawab Shira sembari menunjukkan nota itu kepada Jarred, anak  itupun mengangguk paham.

"Maaf kau ini? tunawicara?" ucap Jarred lagi.

Shira pun menatap Jarred menganggukan kepala pelan dan tertunduk kembali.

"Ahh maaf jika itu membuatmu tersinggung" ucap Jarred lagi.

Sontak Shira menggelengkan kepala dan melontarkan senyum, agar Jarred yang di depannya tidak merasa bersalah.

Setelah beberapa saat nampak sebuah gerbang sekolah, ya di sanalah sekolah baru Shira "Hmm tampak menyeramkan" batin Shira.

Bukan menyeramkan karena horror, tapi menyeramkan karena sekolah itu cukup mewah dan banyak pula siswa-siswi elit di sana, apakah ia bisa bergaul nantinya? pikir Shira.

Bus pun berhenti tepat di depan gerbang, anak anak pun berhamburan turun memasuki gerbang sekolah, Shira pun berdiri dan mulai berjalan, sontak ia terkagetkan karena merasa tanganya tergandeng oleh seseorang.

Jarred lah yang menggandeng tanganya "Aku akan membantumu berjalan" ucapnya, secara tidak langsung nampaklah senyuman di bibir Shira.

Mereka pun berjalan menuju gerbang sekolah.

___

Terimakasih sudah membaca.
mon maap kalau typo, atau ada alur cerita yang sekiranya kalian gak paham, gue penulis amatiran.. kkk

Jangan lupa vote + coment yaa

ShiraniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang