Still Love You

3.5K 356 37
                                    

Aku tersenyum pahit melihat seseorang dari kejauhan. Aku lihat orang yang aku sayangi bahkan sangat aku cintai itu tengah berdiri dengan suami dan anaknya yang tampak mirip dengannya.

Rasa sesak melingkupi dadaku, rasanya sangat menyakitkan hingga tanpa sadar bulir bening jatuh dari mataku.

Bagaimana bisa dia menikah dengan sepupu ku sendiri? Bahkan setelah 5 tahun hubungan kami?

"hai Jaemin"

"eh? hai Haechan"

"sudah lama tidak jumpa"

"haha iya juga"

"bagaimana kabar mu Jaemin?"

"seperti biasa"

Dia terus tersenyum, sama seperti dulu. Aku sangat merindukan dia, dia yang selalu ada setiap saat ketika aku membutuhkannya.

Tapi kini dia sudah menjadi milik orang lain, ah atau lebih tepatnya milik sepupuku.

Malam ini keluarga besarku tengah mengadakan makan malam bersama, ingin sekali rasanya aku pergi dari tempat ini, kemana saja asal tidak melihatnya dengan suaminya.

Aku tidak membenci suaminya, karena ternyata dia lah orang yang selama ini menjadi akhir tujuan hidupnya dan juga tidak mungkin aku membenci sepupuku sendiri.

Aku pikir orang yang bersama dengannya ketika kami masih kuliah adalah kekasihnya, ternyata bukan.

Dia tersenyum melihat anaknya yang sedang makan dengan lahap.

"cucu nenek pintar sekali"

Terdengar suara mama ku yang memuji anaknya.

Aku tersenyum kecut, harusnya aku yang tengah menyuapi anak itu ah bukan anak kami.

Haha tapi tetap saja kata 'kami' sudah lama hilang setelah kejadian itu.

"kamu cepat nyusul dong"

Aku hanya menganggukkan kepalaku ketika semua orang yang ada disana melihat ke arahku.

Aku membenci ini!

Ketika semua orang sibuk mempertanyakan kapan aku akan menikah, ck! Seperti tidak ada pertanyaan lain yang bisa mereka tanyakan.

Dia melihat ke arahku, matanya masih sejernih dan seindah dulu, ingin sekali aku menyelam ke dalam mata indah itu. Mata yang selalu menatapku lembut, mata yang selalu membuatku tenggelam karena tatapannya yang menusuk hingga hatiku.

Kegiatan makan malam ini sangat membosankan, terlebih bagiku yang masih saja single.

Mataku tak sengaja melihat dia yang pergi ke teras belakang.

Aku mengikutinya.

Dapat ku lihat dia tengah duduk di kursi santai yang ada di sana.

"hai"

"hai"

Senyuman itu.

Senyuman yang paling aku rindukan.

"sudah ada calon?"

"belum"

"kenapa?"

"apanya?"

"calon"

"karena..."

Aku menjeda kalimatku, menatap wajah yang memiliki rahang tegas itu.

"kamu"

Ujarku akhirnya, aku menunduk.

Dia masih diam.

Ketika wajahku ku angkat, dia dengan wajah tenang membalas tatapanku.

"terima jalan takdir kita..."

Dia menjeda kalimatnya lalu tersenyum.

"nyatanya kita tidak berjodoh Jaemin"

Hatiku sakit mendengar kalimatnya.

"Jeno dan aku sudah bahagia, kamu tau itu"

Matanya menyipit karena senyuman yang masih secerah matahari itu.

"kami sudah memiliki buah hati dan dia sangat menggemaskan bukan?" tanyanya.

Aku mengangguk sebagai jawaban. Anak mereka memang lucu sangat mirip dengan Haechan.

"jadi berhenti memikirkan ku dan jalani hidupmu Jaemin" ujarnya dengan mengelus pundakku.

"Hyuck" aku menahan semua gejolak yang ada di hatiku.

"terima kasih" ujarnya.

Aku mengangkat kepalaku yang tadi tertunduk lemas.

"untuk?" tanyaku dengan penasaran.

"semuanya, semua yang kamu lakukan dulu termasuk berselingkuh dariku" senyuman itu membuatku sakit, aku tau sekarang dia tak lagi merasakan sakit ketika melontarkan kalimat itu, tapi berbanding terbalik denganku yang sangat menyesali itu semua.

"maafkan aku" ujarku pelan.

"tidak, tidak. Karena kamu aku bisa bertemu dengan Jeno yang ternyata lebih baik darimu dulu"

"sekarang aku yakin kamu tidak seperti itu, bukan?"

Aku tidak menjawab pertanyaan, terlalu menyakitkan ketika mengingat kebodohanku karena telah bermain-main dengan yang lain ketika aku sudah memiliki matahari yang selalu memelukku dengan hangat.

"aku pergi dulu ya, sepertinya suamiku Jeno dan anakku tengah mencariku" dia tersenyum manis.

"bye Jaemin, jangan lupa dengan ucapanku tadi. Kau harus mencari kebahagianmu sendiri"

"lihat! Aku sudah mendapatkan kebahagianku dengan suami dan anakku"

Aku tersenyum kepadanya, kemudian dia meninggalkanku.

Meninggalkan aku yang sangat bajingan ini, haha memang sudah sepantasnya begitu bukan? Aku yang bodoh dan brengsek ini membuang permata yang sangat berharga.

"Jeno adalah orang yang baik, dia tidak akan berkhianat seperti aku yang bajingan ini Hyuckie, semoga dia selalu memberimu kebahagiaan"

"aku selalu mencintaimu Lee Donghyuck"

🐰🐻

Yang kemarin minta sequel, udah aku buatin ya. Maaf kalo gak bagusㅠㅠ

Kalau kalian mau req bisa dm ya^^

ꜱᴡᴇᴇᴛʜᴇᴀʀᴛTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang