-Katanya tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki hidup. Bagaimana jika aku ingin memperbaiki takdirku? Apakah aku diizinkan?-
Pagi hari
Jakarta Utara
-SMA SWASTA SUNSHINE-Pagi hari, seperti biasa, bell sekolah telah berbunyi. Itu menandakan seluruh siswa-siswi Sma Sunshine diharuskan masuk ke kelas dan memulai pelajaran seperti biasanya.
Saat itu koridor sangat ramai. Masih banyak siswa-siswi yang berlalu lalang dengan sesukanya tanpa menghiraukan bunyi bell yang sedari tadi berbunyi.
Rachel yang sedari tadi mondar-mandir menunggu di luar ruang guru panik karena takut akan keramaian tersebut. Bagaimana tidak? Dia merupakan siswi pindahan hari itu ke Sma Sunshine. Tentu saja dia tidak berani mendekatin keramaian tersebut. Dia hanya bisa menunggu guru diluar ruang guru untuk di bawa dan di perkenalkan ke kelas barunya. Rachel hanya mematung kaku sebisa mungkin menyembunyikan diri agar tidak mencolok dan terlihat siswa-siswi disana. Bagaimana tidak? Koridor tepat di dekat ruang guru.
"Permisi, anu.. Ibu, apakah saya boleh menunggu di dalam saja?" Tanya Rachel halus berharap disuruh masuk ke ruang guru.
"Kenapa Rachel? Disitu saja. Nikmatin dong suasana sekolah baru kamu. Lihat-lihat dulu sebelum masuk kelas. Bila perlu, kenalan dulu tuh sana siswa-siswi disana biar banyak temen. Kan lumayan" Ujar guru tersebut membuat mata Rachel terkejut membulat.
"Terima kasih bu, saya disini saja"
"Sebentar ya, saya siapin materi saya dulu. Hari ini kebetulan saya guru yang akan mengajar jam pelajaran pertama di kelas kamu"
Rachel hanya menunduk tersenyum simpul.
Tak berapa lama kemudian, guru tersebut pun keluar diikutin oleh Rachel di belakangnya.
"Ayo ikut saya"
"Baik bu"
Saat melewatin koridor, seluruh mata kaget melihat gadis asing lewat bersama dengan guru killer mereka.
"Dia siswi baru? Asing soalnya"
"Apa siswi yang kena masalah? Kok di bawa bu dewi sih?"
"Kena masalah tuh"
"Engga ah. Seperti nya anak baru. Cantik ya"
"Nambah dong bidadari di Sma Sunshine "
Mendengar desas desus mengenai dirinya, Rachel hanya bisa terdiam dan berharap segera cepat sampai ke kelas barunya.
"Biarkan saja Rachel, Siswa-siswi disini itu emang begitu kalau ngelihat anak baru. Seperti orang kesetanan. Santai aja. Banyak kok yang pernah sepertimu"
Rachel hanya mengangguk.
Sesampainya di depan pintu kelas, Rachel terpatung membisu. Dia menarik napas dalam-dalam. Lalu membuangnya perlahan.
Don't worry Rachel. You can do it
Ujarnya dalam hati menyemangatin diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle In Love
Teen FictionKisah yang menceritakan dua gadis kembar yang telah lama tepisah. Rachel dan Miracle. Si kembar yang memiliki hidup dan nasib yang bertolak belakang. Kedunya tak mengetahui satu sama lain, sampai kejadian demi kejadian menyatukan potongan demi poton...