chapter 2

69 9 3
                                    

Warning! Absurd story, Story from me, Typo, Gaje, Mainstrem,

REVIEW PLEASE (^v^)

[Hari ke-2]

Seorang gadis cantik tampak berjalan pelan menyusuri koridor sekolah. Tampak helaian rambut merah muda panjangnya bergerak seirama dengan langkah kaki jenjangnya. Manik emeraldnya menatap lurus ke depan. Sedangkan ke dua tangannya sibuk membawa kotak bento yang tampaknya tak ringan itu. Dan terkadang bibirnya merapalkan ketidaksukaannya.

Hingga akhirnya ia berhenti tepat di depan sebuah pintu kelas. 'XI-2' itulah yang tertulis di sebuah papan yang terpasang di atas pintu kelas. Setelah memastikan kalau ia telah berada di tempat yang tepat, ia mengulurkan tangan kanannya guna membuka pintu dengan penuh perjuangan—karena kotak bento yang ia bawa.

SREKK!

Pintu kelas pun terbuka pelan. Menunjukkan seluruh isi di dalamnya dan menarik perhatian beberapa penghuni kelas tersebut. Terlihat seorang penghuni kelas tersebut mengangguk dan tersenyum padanya—memberi izin masuk.

Haruno Sakura—gadis yang tengah membawa kotak bento—dengan perlahan melangkahkan kaki jenjangnya memasuki ruang kelas. Sedangkan netra hijau rumputnya yang menyejukkan menjelajahi seluruh sudut kelas—mencari seseorang.

Sosok pemuda berkulit tan dan berambut pirang berantakan pun tertangkap oleh netranya. Pemuda tersebut berpenampilan jauh dari kata rapi. Ia tak memakai blazernya dan hanya memakai kemeja putih dengan satu kancing atas tidak ia kancingkan dan beberapa bagian kemeja tidak ia masukkan rapi ke dalam celana biru panjangnya. Dasi yang tak terlihat terpasang di lehernya, digantikan dengan sebuah kalung dengan bandul batu berbentuk permata berwarna hijau. Jam tangan hitam terpasang rapi di pergelangan tangan kirinya. Mungkin itu satu-satunya yang rapi dari dirinya.

Pemuda yang memiliki manik seindah samudera itu duduk dengan sangat tidak sopan, yaitu salah satu kakinya berada di atas kursi. Walau begitu, terlihat banyak gadis cantik mengelilinginya. Terkadang mereka semua tertawa bersama.

Sakura yang melihat hal tersebut hanya dapat menghela nafas lelah sebelum kedua kaki jenjangnya kembali melangkah—menghampiri Sang Pemuda. "Naruto" panggilnya dengan nada malas.

Sang pemilik Naruto atau lebih tepatnya lagi Namikaze Naruto itu pun mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara dan manik sapphirenya pun bertemu dengan emerald jernih yang menatapnya malas. Kemudian ia angkat salah satu alisnya—bingung. "Mau apa kau kemari?" tanyanya.

Tanpa berpikir panjang, Sakura mengulurkan tangannya—menyodorkan sekotak bento—kepada Naruto sebagai jawabannya. "Untukmu" ucapnya.

Dengan ragu, Naruto ambil kotak bento itu dan sedikit membuka tutupnya—mencoba mengintip isinya—dan terciumlah aroma sedap khas masakan. Manik sapphirenya pun menangkap sekotak penuh makanan lezat nan menggugah selera. Rasanya ingin sekali ia segera memakannya. Namun ia urungkan niat tersebut dan memilih untuk menutup kembali kotak bento itu lalu menatap gadis bersurai merah muda di depannya dengan tatapan meremehkan.

"Ku pikir kemarin aku mendengar seseorang berkata 'Mana sudi aku membuatkan bekal makan siang untuk berandalan sekolah, tukang berkelahi, pembuat onar, dan playboy' saat aku memintanya membuatkanku bento. Lalu kenapa ia tiba-tiba seka—"

"Jika kau tidak mau, lebih baik kembalikan padaku agar aku bisa memberikannya pada orang lain" ujar Sakura—memotong perkataan Naruto. Tangan Sakura pun hendak mengambil kembali kotak bento tersebut. Namun Naruto menaikkan tangannya sehingga Sakura tak jadi mengambilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oporation weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang