Perkenalan : Baskara dan Cakrawala

153 13 1
                                    

- - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- - -

2017, Februari.

"Umur lo udah 26 tahun, Baskara."
"Nyokap lo nggak ngomong apa-apa?"

Sebuah gelas plastik berukuran venti milik sebuah kedai kopi ternama diletakkan di atas meja bundar dengan papan bertuliskan angka empat belas, suara 'tuk' terdengar samar ketika piring kecil berhidangkan potongan keik ikut diletakkan di samping gelas plastik. "Atau nyuruh lo nikah, gitu? Beliau ngebolehin lo begini terus?"

Lelaki yang dipanggil Baskara hanya mengangkat bahu dengan ringan. Senyuman lebar tidak terlepas dari wajahnya yang sangat terlihat putih untuk ukuran lelaki Asia Tenggara pada umumnya. Dibanding terlihat seperti putih susu, kulit Baskara dapat dikatakan seperti putih pucat. "Nyokap gue 'kan nggak kayak nyokap lo yang demen campurin urusan anaknya," ujar Baskara seraya membolak-balikkan lembar demi lembar dari halaman sebuah album bernuansa sampul orange di tangannya. "Nyokap gue, sih, asalkan guenya masih rajin ke gereja dan tetep pulang ke rumah setiap sebulan sekaliㅡ nyantai aja."

"Anjir." Tristan, si lelaki yang duduk di bangku yang bersebrangan dengan Baskara hanya bisa menyesap isi dari minuman di gelas plastiknya. Wajah Tristan terlihat muram, bibirnya bahkan mengerucut ketika menghisap isi minumannya dari sedotan. "Kayaknya gue kebagian kloter terakhir pas hari pembagian orangtua, deh. Beneran dapet sisa-sisa doang."

"Nyokap gue parah banget, sumpah. Dikit-dikit kerjaannya nanya perihal nikah, perihal pacarㅡ" Baskara tertawa kecil tatkala mendengar curhatan teman kerjanya itu. "ㅡmana bisa gue dengan bebas bilang kalau gue demen JKT48 dan tiap minggu abisin waktu buat ke teater di fx?"

Baskara. Lengkapnya, Timothy Edgar Baskara, adalah salah satu dari ribuaㅡ oh, bukan! Mungkin hanya satu dari ratusan ribu atau malah mungkin dari jutaan orang yang mendamba sosok sembilan gadis cantik yang tergabung dalam grup TWICE. Bahkan di usianya yang sudah melewati masa seperempat abad, Baskara masih menetapkan hatinya untuk dimiliki oleh salah satu diantara sembilan; Minatozaki Sana.

Bagi Baskara, Sana adalah dunianya. Pembawa kebahagiaan di tengah lara atau derita karena deadline pekerjaan yang seakan tidak pernah habis. Kalau diibaratkan, sosok Sana bagi Baskara sudah seperti pelita di tengah kegelapan, deh. Terdengar berlebihan? Memang begitu kenyataannya, kok.

Lalu pada saat ini, Baskara tengah duduk di salah satu bangku kedai Starbucks yang ada di mall Kota Kasablanka. Di pangkuannya, sudah ada sebuah album TWICE bertajuk Twicecoaster: Lane 2 yang baru saja dirilis beberapa waktu ke belakang. Sebagai seorang fans, sudah wajib bagi Baskara untuk membeli album dari grup kesayangannya.

"Seneng banget, apa?", tanya Tristan ketika melihat Baskara yang masih tersenyum lebar biarpun sudah beberapa menit berlalu semenjak album bernuansa orange itu ada di pangkuannya. "Gue murni nanya doang, ya. Maksud gue, itu 'kan cuma kertas, gitu."

Cakrawala di Rengkuhan BaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang