***
Jia mengucek matanya lelah. Meraba ranjangnya untuk mencari selimut, namun ia tak menemukannya. Jia kembali menguap dan berniat untuk melanjutkan tidurnya. Tapi udara malam itu sangat dingin, dan ia membutuhkan sesuatu untuk menghangatkan tubuhnya.
Dengan sisa kesadaran yang ia miliki, akhirnya Jia bisa berjalan kearah saklar kamar itu dan menghidupkannya. Tapi sebelumnya, ia sempat kebingungan mencari benda penghidup lampu tersebut. Karena seingatnya saklar kamarnya berada di dekat pintu, tapi kenapa ini ada di sebelah kamar mandi?
Setelah lampu itu hidup, Jia kembali berjalan tertatih kearah ranjangnya. Matanya masih tertutup rapat dan tak menyadari jika di ranjangnya itu ada seseorang yang tengah tertidur pulas sembari membungkus tubuhnya dengan selimut.
Jia sudah membaringkan tubuhnya. Ia meraba samping ranjang tersebut dan merasakan jika ada sesuatu yang keras disebelahnya.
Karena ia terkejut akan hal itu, dengan sigap Jia membuka matanya dan mendapati seorang laki-laki tengah tertidur pulas di ranjang yang ia tempati. Jia panik dan reflek melihat tubuhnya.
Naked?! Ini tidak mungkin! Jia menggeleng lemah. Mencoba menyingkirkan jauh-jauh pikiran kotornya tersebut. Perlahan ia bangkit dari tidurnya dan mencoba berjalan kearah kamar mandi. Tapi ia baru sadar jika selangkangannya terasa sangat nyeri dan perih. Pasti tidak salah lagi. Ia sudah melakukannya semalam. Ia sudah berhubungan badan dengan laki-laki yang ada di ranjang itu.
Cepat-cepat Jia mencari pakaiannya dan segera memakainya kembali. Kemudian ia meraih tasnya dan mencari beberapa lembar uang di sana, namun tak menemukannya. Ia melirik kearah laki-laki tersebut, lalu meraih sebuah dompet di atas meja yang ia yakini adalah milik laki-laki itu.
Dengan kalap ia mengambil lima lembar uang seratus ribuan dan kembali meletakan dompet itu di atas meja. Setelah dirasanya semua aman, Jia melangkah cepat menuju pintu dan meninggalkan laki-laki itu tanpa pamit dan mengatakan apapun. Karena bagi Jia, hal ini cukup menjadi rahasia baginya dan bagi laki-laki itu saja.
***
"Loe harus dengerin ini. Gue kemarin baru aja di ajak kenalan sama salah satu senior kita dari fakultas hukum. Gila gak sih?! Mana ganteng banget lagi," ujar Karin heboh.
Jia tak merespon. Ia memilih fokus pada ponselnya yang sejak tadi terus ia mainkan.
"Loe dengerin gue gak sih?! Ji! Jia!" Panggil Karin kesal.
"Apaan sih, Kar? Gue jadi kalah kan mainnya. Baru mau triple kill," protes Jia kesal.
Karin mendengus, "Males banget loe lebih mentingin game. Gue berasa di abaikan," lirihnya.
"Hmm, lagian loe kalo curhat pasti gak jauh-jauh dari persoalan tentang cowok. Pagi, siang, malem. Cowok mulu. Tau gue loe laku keras," ujar Jia sinis.
"Cih! Kayak loe enggak aja! Kemarin malem loe kemana?! Gue tinggal ke toilet bentar, udah ngilang aja loe. Eh, tapi gak apa-apa sih. Jadinya gue bisa kenalan sama salah satu senior kita," ucap Karin tersenyum bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Dirty Secret [Season 1]
Short StoryCerpen Pertama aku. Enjoy ya😍 Jia terbangun dari tidurnya dalam keadaan Naked. Ternyata ia telah melewati malam panas bersama seniornya yang selama ini ia sukai. Namun apakah laki-laki itu mengenalinya? Dan bagaimana dengan kegiatan mereka semalam...