***Seperti biasa. Jia akan menunggu jemputan dari sahabatnya, yang tak lain ialah Karin. Bukan karena dirinya tak mampu untuk pergi sendiri, tapi karena ia tak begitu mahir mengendari mobil. Juga masih trauma akibat menabrak pagar depan rumahnya.
Jia hari ini mengenakan jeans berwarna putih dipadukan dengan kemeja lengan panjang berwarna coklat muda. Rencananya hari ini ia akan pergi bersama Jaemin, mengingat kemarin cowok itu berjanji untuk membelikannya dua mangkuk es krim. Dan hari ini juga Jia akan menagih janji itu.
Tin
TinTerdengar suara klakson mobil. Dan itu pasti Karin. Dengan cepat Jia meraih sepatu kets miliknya lalu berlari terbirit-birit kearah mobil sahabatnya itu.
"Kebiasaan deh. Sepatunya di pakek dulu napa sih? Emang loe dandan berapa jam?!" Omel Karin saat melihat kebiasaan Jia yang memakai sepatu di dalam mobil.
"Gue bangun jam setengah tujuh. Mana sempet pakek sepatu di rumah. Orang loe jemputnya jam tujuh lima belas," elak Jia, masih sibuk dengan sepatunya.
Karin mendengus, kemudian menghidupkan mesin mobilnya dan mulai melajukannya.
"Kemarin balik bareng siapa? Nyesel gue ninggalin loe duluan," curhat Karin.
"Bareng Jaemin seperti biasa. Emang napa? Kan loe mampir ke kafe dulu katanya," tanya Jia sambil menepuk-nepuk tangannya usai memakai sepatu.
"Dibatalin masak? Katanya dia ada janji sama ceweknya. Lah terus gue siapa? Moyangnya?" Curhat Karin.
Jia menganggukkan kepalanya mengerti, "Dia php banget. Cowok kayak gitu loe banggain? Cari yang baru," usulnya.
"Cari yang baru? Owh no! Gue udah kecantol tuh senior. Mau gimanapun, kudu dapetin dia."
"Dibilangin juga. Jual mahal dikit lah,"
"Kagak bisa, Ji. Pesonanya bikin pangling,"
"Pangling apanya? Playboy kok dipertahanin? Gila kali ya,"
"Habisnya gimana? Gue cuma mau nunjukin ke Sungchan, kalo gue juga bisa dapet gandengan baru. Gue gengsi,"
Jia memutar matanya jengah, "Gengsi mulu di gedein, mbak! Nilai loe udah bener belom?" Tanyanya.
Nyali Karin langsung ciut. Jujur jika sudah membahas tentang pelajaran, dirinya ini sangatlah lemah. Dan yang paling unggul sudah pasti dia, iya dia si Jia.
"Au ah, bomat. Pokoknya gue mau Haechan. Titik, kagak pakek koma." Ucap Karin telak, dan Jia hanya bisa menghela nafasnya menahan sabar. Jika beradu keras kepala, Karin lah pemenangnya.
***
Hari ini Jeno bersama Haechan datang pagi-pagi sekali ke kampus. Mereka akan menjalankan rencana mereka mulai hari ini. Pertama dengan cara melihat satu-persatu junior mereka yang kira-kira pernah diajak berinteraksi, atau sering dilihat oleh Jeno. Jika sudah terkumpul, barulah Jeno memulai rencana berikutnya dengan cara menanyakan tentang kalung itu pada mereka. Dan ia yakin, dengan cara ini, gadis misterius itu pasti akan segera ditemukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Dirty Secret [Season 1]
Short StoryCerpen Pertama aku. Enjoy ya😍 Jia terbangun dari tidurnya dalam keadaan Naked. Ternyata ia telah melewati malam panas bersama seniornya yang selama ini ia sukai. Namun apakah laki-laki itu mengenalinya? Dan bagaimana dengan kegiatan mereka semalam...