3.Kenapa Mau?

25 1 0
                                    

"Windaaaa~"

Winda tersenyum membalas lambaian tangan Olive singkat. Berlari kecil menghampiri kedua sahabat karibnya itu yang menunggunya di depan kampus.

"Gila lo berani banget bolos sampe seminggu." Katanya sedikit tertawa. Karena tidak menyangka Winda akan segila ini.

Winda tersenyum kaku, mengedikkan bahunya nampak acuh tak acuh. Matanya memicing karena sinar matahari yang sedang terang-terangnya.

"Yuk, masuk."

"Lo kemana aja, sih, nyet, baru masuk sekarang."

"Gue di rumah."

"Bokap lo gak marah, Win?"

"Gue lagi gak akur sama Bapak."

Olive dan Gina melotot kaget mendengarnya. Kompak memekikkan kata kenapa pada Winda. Membuat Winda sedikit terkekeh. Dia pikir, kayanya soal Winda dan Bapak yang bertengkar bukan hal yang asing lagi bagi Gina dan Olive.

"Ya ada lah pokoknya. Males gue bahasnya."

"Kualat lo sama Bapak lo."

"Cepet baikan, gih, gak baik loh!"

"Iya, iya, udah ya gue mau ke kelas dulu."

"Oh, iya, iya, udah kelamaan lo absen ya."

"Cuma seminggu anjir!" Kesal Winda.

"Seminggu juga udah lama anjir!" Sewot Olive mengikuti nada bicara Winda.

"Biasa aja dong anjir!" Gina yang kesal menarik Olive agar membiarkan Winda pergi.

"Kita ketemu nanti di kantin, ya!"

Winda menganggukan kepalanya, lalu bergegas pergi. Ia menghela nafasnya, berjalan di koridor yang nampak ramai. Kepalanya sesekali menoleh, mencari teman sekelasnya.

"Wiiiin!"

Winda mendongak, melihat sosok Cika yang menunggunya di depan kelas. Lantas ia segera mempercepat langkah kakinya untuk menghampiri Winda.

"Pak Guntur belum masuk, Cik?"

"Enggak, belum masih ada setengah jam."

"Ngapain lo nyuruh gue buru-buru kalo gitu!" Sungut Winda karena tadi Cika mengatakan ia harus cepat-cepat ke kampus. Winda sampai melewatkan waktu makannya.

"Ini lebih penting daripada Pak Guntur, Win."

"Apa sih?"

"Ada yang nyari lo."

"Siapa???" Winda jadi panik karena ia takut menerima teguran gara-gara tidak masuk selama satu minggu. Tapi kan ini cuma satu minggu bukan satu bulan apalagi satu tahun.

Tapi yang namanya bolos ya tetap bolos, tidak peduli berapa lama pun. Kenyataan Winda tidak hadir tetap sama.

"Jaenal nungguin lo di dalem."

Jantung Winda hampir meloncat keluar mendengarnya. Gadis itu melotot kaget pada Cika, menyembunyikan rasa paniknya. Langkahnya langsung terhenti.

"Ngapain??" Tanya Winda dengan berbisik, matanya sesekali menatap sekitar dengan was-was.

Si Jaenal gila kali ya?

"Ya, gak tahu. Katanya ada urusan penting sama lo."

Winda menghela nafas gusar, setengah merasa kesal pada cowok itu. Apa Jaenal belum mengerti tolakan singkat Winda tempo hari?

Dan lagi, bukannya cowok itu punya nomor Winda? Kenapa tidak menghubungi Winda via chat saja? Winda benar-benar geram karena cowok itu malah menemuinya secara terang-terangan begini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jadi, Besok Kita Nikah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang