Prolog

4.4K 290 211
                                    

WARNING!

ADULT CONTENT!

Jadi yang merasa belom dapet KTP, mundur dari fanfiction ini secepatnya yak📣

Disarankan baca side story 5 dulu, cari di akun gue.

.

.

.

Embun pagi menetes disetiap ujung daun yang basah. Sepasang burung kecil hinggap di salah satu tangkai pohon yang tumbuh di taman, menyanyikan lagu alam menyambut hari baru.

Matahari perlahan mulai menyingsing ke singgasana, memperlihatkan sinarnya yang menghangatkan dunia.

Di salah satu ruangan di Istana Emerald, seseorang mengerjabkan mata kala sinar matahari mulai menelusup melalui celah-celah horden dan ventilasi kamar. Perlahan, iris seindah permata biru terlihat setelah terpejam belum lama ini.

Setelah matanya terbuka dengan sempurna, dia menggerakkan tubuh, namun sepasang lengan yang melingkari perutnya membatasi gerak tubuhnya.

Athanasia mengubah posisi tidurnya, menatap seseorang sersurai hitam yang kini masih memejamkan mata. Tangannya bergerak menyentuh pipi laki-laki yang kini telah menjadi suaminya sejak enam tahun lalu.

Tanpa sadar, bibirnya menyunggingkan seulas senyum kala mengingat kisah mereka berdua.

"Ada apa?" Suara rendah terdengar dari mulutnya, matanya masih terpejam.

"Bukan apa-apa."

Athanasia dapat melihat sepasang Ruby yang menatapnya dalam. Tubuhnya masih berada dalam dekapan suaminya, membuat tubuhnya merasa hangat, padahal suhu di Obelia akhir-akhir ini cenderung rendah, terutama saat dipagi hari.

Setelahnya, Athanasia merasa tubuhnya dipaksa untuk berubah posisi. Kini seseorang yang tadi mendekapnya berada tepat di atasnya, mengungkung tubuh kecilnya diantara kedua lengan kuat yang selalu melindunginya.

"Lucas!"

Athanasia merasa alarm bahaya berbunyi dikepalanya.

Lucas menyeringai.

Dia menahan kedua tangan Athanasia disisi kiri dan kanan tubuhnya. Salah satu kakinya dia selipkan diantara kedua paha Athanasia. Membiarkan wanita yang sudah menjadi istrinya selama enam tahun ini terbuka tanpa pertahanan.

Lucas dapat melihat rona merah menyebar di wajah Athanasia. Lalu irisnya dia turunkan ke arah leher Dan dadanya, menatap dengan puas ruam kemerahan disetiap jengkal kulit istrinya yang baru dia buat malam tadi.

Atau... pagi tadi?

"Kau tidak mengenakan pakaian. Bagaimana jika sekalian basah saja hmm?" Ucapnya menatap Athanasia.

"Tidak!" Athanasia menjawab cepat. Pinggangnya masih terasa pegal karena kegiatan panas mereka tadi malam.

Tanpa menghiraukan jawaban, Lucas mendekatkan wajahnya pada tengkuk Athanasia. Menghirup aromanya, lalu menjilatnya pada bekas merah yang terlihat sangat jelas disana.

"Ugh,"

Salah satu tangannya melepaskan tangan Athanasia, lalu bergerak menuju sisi kanan pinggang wanita dibawahnya. Meremasnya pelan, memberikan rangsangan untuk kembali membangkitkan gairahnya di pagi hari.

Setelah puas dengan leher, Lucas beralih menuju telinga kanannya. Menjilatnya perlahan, memainkannya hingga dia dapat mendengar kembali suara desahan dari bibir istrinya.

"Papa... Mama... Ayo kita main belsama."

Athanasia tersentak.

Suara anak kecil terdengar dari balik pintu. Secepatnya dia menolehkan kepala ke arah nakas yang terletak disebelah kirinya, menatap jam yang menunjukkan pukul delapan pagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect [Suddenly, I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang