Part 34

4.8K 546 57
                                    

Taehyung terlihat bersemangat menyiapkan perlengkapan mereka ke dalam koper, padahal baru kemarin ia terlihat begitu hancur dan patah hati.
"Sayang, sudah siap?" Teriaknya karena Jungkook dari tadi belum keluar dari kamar mereka.

Tak lama setelah itu Jungkook keluar, tersenyum canggung dan duduk disamping Taehyung.
"Tumben hari ini kau semangat sekali membereskan kamar, biasanya juga aku yang harus turun tangan," ucap Taehyung sambil melipat pakaian Taehee dan memasukkannya ke dalam koper yang lain.

"Bukannya bagus jika kau punya suami rajin sepertiku?"

Taehyung tertawa geli, biasanya Jungkook paling malas jika disuruh merapikan kamar mereka.

"Sayang, tidak perlu bawa banyak barang. Kita bisa membelinya disana."

"Tidak banyak, kok. Hanya tiga koper, perlengkapanmu, aku dan Taehee."

Jungkook mengangguk mengiyakan sebelum bangkit dari duduknya.
"Sayang, aku bertemu eomma sebentar ya. Janji aku tidak akan memberitahu kemana kita pergi." Taehyung tanpa ragu mengizinkannya, biar bagaimanapun Jungkook juga harus berpamitan dengan ibunya.

Di halaman belakangnya itu Irene berjalan sambil menggerutu, tak habis pikir dengan apa yang telah terjadi dengan kesayangannya, Taehyung. Tadi malam Jungkook menceritakannya dari sambungan telepon, namun sayangnya itu semua tak cukup menuntaskan rasa penasarannya. Cukup lama menunggu hingga anak semata wayangnya datang.
"Jungkook! Akhirnya kau datang juga, cepat duduk dan ceritakan semuanya pada eomma."

Menuruti permintaan ibunya, Jungkook menceritakan semuanya dari awal ia ke kediaman keluarga Ji Hye hingga akhir yang membuat Irene terlihat begitu emosi.

"Bajingan."

"Jangan bicara kasar didepan anak," Jungkook menasehati sang ibu yang tampak ingin mengucapkan berbagai jenis umpatan itu.

"Sialan, mulutku gatal jadinya."

Jungkook menegur ibunya lagi, tak mau sang ibu marah-marah dan berakhir dirinya yang menjadi korban.
"Bicara kasar sekali lagi, aku adukan pada appa."

Irene yang semula menahan amarah kini tampak tak bisa menahannya lagi.
"Adukan saja, eomma tak peduli kalau pun kalian berdua bergabung melawanku. Kau dan appamu bukan tandinganku, ingat kalau aku penguasa dirumah ini."

Jungkook hanya bisa menunduk, apa yang dikatakan ibunya memang benar. Mana berani ia dan ayahnya melawan sang ibu.

"Sudah bawakan yang eomma suruh?"

Jungkook merogoh kantong celananya, mengambil satu plastik kecil dan memberikannya pada ibunya.

"Bagus, sisanya serahkan pada eomma."

"Eomma, malam ini kami akan berangkat. Aku tak bisa beritahu kemana karena Taehyung tak ingin orang lain tahu."

Buru-buru Irene memotong ucapannya.
"Sudah, sudah. Eomma mengerti, tapi jika terjadi apa-apa kau harus cepat hubungi eomma."

Jungkook terlihat gelisah sambil menggaruk tengkuknya, agak ragu mengatakannya namun mau tak mau ia harus menyampaikannya.
"Aku juga mau minta maaf, karena sepertinya pernikahanku dan Taehyung harus diundur. Tak mungkin kami menikah disana tanpa kehadiran appa dan eomma. Aku tahu eomma pasti sangat ingin melihatku bersanding dengan orang yang aku cintai, akan sangat egois jika aku memaksakan kehendak untuk menikah di sana."

Irene tampak terkejut namun selanjutnya ia tersenyum. Tangannya mengusak rambut sang anak dan menepuknya pelan.
"Jungkook, kau anak kami satu-satunya. Keinginan kami ingin melihat tumbuh kembangmu bahkan sampai kau menikah dan berkeluarga, namun kembali lagi keinginan terbesar kami adalah ingin melihatmu bahagia. Jika itu bisa membuatmu bahagia, maka lakukanlah. Restu kami akan selalu menyertai kalian," ucapnya dengan sorot mata menatap Jungkook penuh kasih.

Your Last (Kookv/Kooktae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang