2. How Are You? (Seonghwa's Side)

530 98 18
                                    

"Apakah aku terlihat tampan?" ujar seseorang di seberang sana. Seonghwa tersenyum mendengarnya. Kemudian, ia mengangguk saat seseorang yang bertanya tersebut mengacungkan jempolnya.

"Dengan ini aku menjadi percaya diri,"














Tidak, itu bukanlah percakapan biasa antara San dan Seonghwa. Hanya orang lain yang menyelinap masuk ke dalam hubungan mereka.

"Ini sudah pukul satu, aku pulang dulu, Joong,"

"Tetaplah di sini,"

Hongjoong semakin mengeratkan pelukannya pada kekasihnya. Membuat yang lebih tua mengusak rambutnya gemas.

"Besok aku harus mengajar,"

Hongjoong mengerucutkan bibirnya. "Aku saja yang membeli sekolahnya,"

"Joong ...."

"Jangan tinggalkan aku seperti dulu lagi," lirih Hongjoong.












Memang kesannya aku yang paling jahat di dunia ini. Tapi yakinlah, aku memiliki alasan lain.

"Hongjoong, hei, hentikan!" Seonghwa menggapai cutter yang siap menyayat pembuluh darah Hongjoong kapanpun. Tidak, Seonghwa tidak menyukai adegan suicidal seperti ini. Seonghwa tidak ingin melihatnya. Jangan, itu berbahaya.

"Diam saja di sana, aku ingin bersenang-senang,"

Grep

"No, ini tidak bersenang-senang namanya," ujar Seonghwa. Kini, Seonghwa membenamkan wajah Hongjoong pada dadanya. Tidak, cukup sudah. Ia tidak ingin melihat Hongjoong melakukannya lagi.

"Seonghwa ...."

"A-aku akan kembali,"

"—menjadi ansaram-mu,"













Maaf, aku baru saja membuka pesan darimu. Aku sengaja tidak membukanya untuk beberapa waktu. Agar Hongjoong tidak mengamuk lagi.

San
Hai,
Apa kabarmu?
Apakah harimu menyenangkan?

Tidak sebenarnya. Aku cukup melewati hari-hari yang sulit selama aku bersembunyi. Mulai dari menjaga perasaannya, merelakan perasaanku, mengikhlaskan kehidupanku yang bebas. Ah, masih banyak lagi.

San❤
My princess, bisakah kita bertemu sebentar?

Maaf, tapi aku tidak bisa.

San❤
Hwa, aku menunggumu di depan minimarket langganan kita.

Jangan, jangan menungguku ....

Choi San, jangan mau menjadi bodoh.

San❤

Hwa, aku hampir saja menjemput kematian
Bisakah kita bertemu malam ini?
Malam ini sangat dingin

Bodoh. Apa yang ia lakukan sampai hampir menjemput ajalnya? Gila, Choi San gila.

Aku menghela napas. Dadaku entah mengapa sedikit sakit melihat pesan-pesan yang dikirim oleh San. Aku hanya sanggup membaca beberapa. Tidak banyak. Selebihnya nanti-nanti saja kubaca. Karena beberapa pesan yang kubaca intinya sama, San memintaku kembali.

Aku meringis saat melihat riwayat panggilan. Lima puluh tiga kali San menghubungiku. Namun berhasil kuabaikan. Sejahat itu aku.




Maaf, San, tapi aku memang harus melakukannya.








Jangan mengharapkanku lagi.


Vote n comment sayang

Congratulations | sanhwa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang