Perkenalan

40 0 0
                                    

Entah mengapa aku dulu memilih berkenalan denganmu seseorang yang ternyata mengiris hatiku yang sebelumnya telah cukup terluka .

“Hai, siapa namamu ?” cukup butuh keberanian untuk mengatakan hal itu. Waktu itu aku tak memandangmu lebih, apa yang ku ingat hanyalah uluran tanganmu kau tersenyum ramah “Arjuna, kau bisa panggil aku Juna. Kau sendiri?” jawabmu . Aku hanya meringis dan menyebutkan namaku malam itu kau sama seperti yang lain tak ada yang menarik darimu kau hanya bernilai lebih karena kau kenakan kaos hitam bergambar bintang dan celana yang juga berwarna hitam. Kuakui ini nilai lebih karena hitam dan bintang adalah hal yang aku suka . Kita terbawa dalam obrolan yang sebenarnya tidak penting untuk dibicarakan aku hanya berusaha agar tidak terlihat kosong ditengah keramaian itu karena berbagai masalah yang kuhadapi minggu – minggu itu . Hingga sampai di ujung malam entah darimana perasaan iba datang menghampirimu kau mengantarkanku kembali kerumahku yang kuingat kau begitu ceria kau selalu mendengar dan menanggapi dengan baik segala yang kukatakan walaupun itu benar benar tak penting . Disitulah kelemahanku saat hatiku sedang terkulai kau hadir menjadi pendengar yang setia bagiku sungguh bagaimana aku menyangkal bahwa sedikit lukaku kusandarkan kepadamu . Satu minggu berlalu lagi lagi aku bertemu denganmu ditempat itu kau tersenyum ramah kepadaku melakukan segalanya seperti tak terjadi apa – apa hingga lagi – lagi diujung malam aku berjalan sendiri dan tanpa sadar engkau sudah berada dibelakangku entah sejak kapan kau membuntutiku aku tak tau . “Tak baik wanita sepertimu sendiri tengah malam seperti ini” . Disepanjang jalan yang kita susuri berdua kau mulai menanyakan berbagai hal yang sebenarnya lagi – lagi tak penting rasanya aku menemukan kenyamanan kala itu aku lupa bahwa hatiku sedang sakit hingga akhirnya percakapan kita harus terpotong karena aku sudah tiba lebih dulu di rumah .

“Hai , aku Arjuna lain kali jalan bareng lagi ya. Gak baik loh cewek malem-malem jalan sendirian :D”

Sungguh itu pesan pertamamu kubawa kau dalam bayangan –bayangan yang menghantarku pada tidur nyenyakku

“Kau datang begitu tepat Juna saat hatiku mulai rapuh akan kenyataan kisah cintaku dengan Radit ada diujung perpisahan “ gumamku dalam hati 

Hati Untuk Sang AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang