Soobin, Yeonjun, dan sekelumit pelipur lara
☆☆
Ada saat dimana Yeonjun kehilangan kendali atas kontrol tubuhnya sendiri. Dimana ia akan menangis tersedu-sedu sembari memeluk erat sebuah bantal tipis, atau total terdiam tanpa alasan yang jelas. Gelagatnya selalu nampak seperti remaja yang baru saja menyelami masa pubertas; tersesat dalam inti identitasnya sendiri sehingga menghasilkan tingkat sensitivitas tertinggi yang mengendalikan insting kemanusiaannya.
Choi Soobin tentu mengerti.
Bahwa Yeonjun hanyalah seorang pemuda biasa yang sedang menghadapi petualangan mencari jati diri. Melihat dunia dalam beberapa perspektif asing yang acap kali menorehkan rasa kesepian dan ketakutan akan masa depan yang begitu abu-abu. Dan ketika Yeonjun tidak mampu lagi untuk menopang segala keresahan di atas pundaknya, ia akan mengerang di tengah kesunyian malam sehingga Soobin yang tanpa sengaja mengemban tugas untuk menjaganyaㅡdengan begitu sabar dan telaten akan menenangkannya semalaman penuh agar Yeonjun dapat kembali seperti sedia kala di keesokan hari.
Yeonjun pernah berkata padanya bahwa ia terlampau berantakan dan merana. Mentari pagi dan cahaya bintang di angkasa selalu menciptakan keresahan dalam dirinya. Menghantam kewarasannya. Menggorok nuraninya. Segala hal seperti memberinya tekanan berat dan itu membuatnya semakin stres hingga mengalami gangguan tidur hampir setiap malam.
Kemudian pada suatu malam, ketika seluruh kota diguyur oleh hujan deras dan petir yang saling bersahutan, Soobin tanpa sengaja terbangun dari tidurnya.
Pukul tiga pagi.
Kepalanya pening karena hanya tidur dua jam setelah menyelesaikan tugas kuliahnya, dan tenggorokannya kering. Ia berjalan ke arah dapur untuk meneguk segelas air dingin dari dalam kulkas. Dan ketika ia bermaksud untuk kembali ke dalam kamarnya, seluruh perhatiannya beralih ke arah suara deritan pintu yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catalyst ㅡ Soobjun
FanfictionSebab Choi Soobin sudah bersumpah kepada semesta untuk selalu bertahan.