Baby 'Koo

Hello gayseu  jadi ini cerita pertama gw di wetped jadi maapkeun hamba kalo kgak nyambung dan kgak jelas
Maapkeun juga kalo cerita ini sama kek orang laenn:)
Karena ini hanya sebatas imajinasi gw ya gaessyeu

Hwhw~.~

Jadi cekidot
Ehh jan lupa votmen nya yeee:)

*normal pov.

"Koo..  Taetae pulang! " Teriak lelaki yang bernama taetae itu." Kemana dia apakah dia sedang mandi?? "Lanjutnya,lalu menuji ke kamarnya untuk mengecek apakah Koo nya itu sedang mandi.

" Ck.. Kabur lagi dia.. Kali ini kau knapa Koo"lirih taehyung.

Yaa.. Taehyung, pria yang terobsesi pada kelinci manis yang kini kabur darinya.

Sebut saja jungkook: jeon jungkook atau Koo

Sayang juga bolehh..

Plakk..

*lain tempat.

"Eo-eomma hikss k-koo-ttakut hikss"isak pemuda yang berjalan di jalanan sepi dan gelap itu.

Keadaan nya sangat karena hanya mengenakan kaos putih lusuh miliknya saat pertama kali taehyung membelinya di sebuah club ternama.

"Eo-eomma Koo tidak ingin pullang eo-eomma taetae hikss jah-jahat hikss" Isaknya sesegukan sambil terus menyusuri jalanan sepi itu sampai sebuah mobil hitam mewah berhenti disampingnya, namun pemuda itu menyadarinya.

Pintu mobil itu terbuka dan keluar lah pria tampan.

"Koo..! " Sentaknya sampai mengejutkan sang pemilik nama.

"J-jangan hikss jangan apa-apakan Koo hikss"tolaknya saat taehyung akan memeluk nya

" Ssttt... Koo jangan seperti itu Koo.. Taetae tak akan menyakiti mu"bujuk taehyung dan membawa jungkook kedalam pelukan hangatnya.

"T-taetae jahat hikss" Ucapnya sambil terisak

"Jahat kenapa Koo?? " Taehyung berkata sambil menggiring jungkook masuk ke mobil.

Dan taehyung berjalan menuju pintu kemudi

"Taetae tidak sayang lagi sama Koo hikss"

"Hahh~  Koo dengar dulu..
Taetae bukanya tidak sayang lagi, tapi taetae sibuk dikantor.. "

"Ta-tapi taetae tidak memperdulikan Koo lagi hikss, Koo kan sediih" Ucapnya sambil mempout kan bibir bawah nya.

Astagfirullah bisa mati gemas taehyung jika Koo nya seperti ini

"Baiklahh..  Jika koo mauu Koo bisa ikut kekantor besok bersama taetae agar kau tidak kabur lagi nee?? "

"Jinjja?? " Girangnya seakan  lupa jika tadi iya bersedih dan menangis sepanjang jalan

"Baiklah.. Sebaiknya kita pulang dan makan malam. Kita harus segera mengisi tenaga agar aku bisa menghukum kelinci nakalku" Suara berat memasuki gendang telinga nya