HIDUP ORANG LAIN

1K 149 21
                                    

"Jadi berapa semuanya, Kang?" tanya Hana selesai memilih belanjaan di tukang sayur langganan yang lewat setiap hari di depan rumahnya.

"Saya hitung, ya, Bu," jawab tukang sayur sembari memasukkan belanjaan ke kantong plastik.

"Bayamnya berapa, Kang?" tanya tetangga depan rumah yang ikut berbelanja.

"Lima ribu, Bu."

"Mahal amat, Kang," protesnya. "Empat ribu, ya?"

"Memang segitu harganya, Bu," jawab tukang sayur.

Hana tersenyum. Bayam lima ribu ditawar, kalau belanja di supermarket, mahal sekali pun langsung masuk keranjang. Tidak ada protes apalagi tawar menawar.

"Assalamu'alaikum Ibu-ibu!"

Hana menoleh ke asal suara. Tetangga sebelah rumahnya itu berdiri di depan pagar besi yang berukir megah.

"Wa'alaikumussalam," jawab Hana. "Mau berangkat kerja, Bu?"

Perempuan berhijab dengan gamis salem itu tersenyum lebar. "Iya, Bu, mari...," pamitnya sopan sembari menganggukkan kepala.

Hana memperhatikan Sandra, tetangganya, masuk ke garasi dan naik ke Alphard-nya. Kapan ia bisa punya mobil sebagus itu?

Sandra menurunkan kaca mobil dan kembali berpamitan ke tetangganya ketika hendak pergi.

"Bu Sandra sudah cantik, kaya, salihah lagi," komentar tetangga depan rumahnya ketika mobil perempuan itu berlalu.

Hana mengangguk setuju. Kalau saja ia bisa seperti Sandra.

"Semuanya jadi 95 ribu, Bu," sahut tukang sayur. Membuyarkan lamunan Hana.

"Eh, iya, Kang." Hana menyerahkan selembar seratus ribuan. "Ambil saja kembaliannya."

"Alhamdulillah," ujar tukang sayur. "Terima kasih, Bu. Semoga Allah tambah rezekinya, Bu."

"Amin." Hana tersenyum lalu mengambil belanjaan dan masuk.

Hari ini ia berencana memasak beef teriyaki dan tumis brokoli untuk makan siang anak-anaknya di sekolah. Ia melihat jam dinding di ruang keluarga, selesai masak ia masih punya waktu untuk menjemur pakaian yang sudah ia masukkan ke mesin cuci. Setelahnya menjemput anaknya di PAUD sekalian mengantar makan siang untuk dua anaknya di SD.

Bismillah. Semangat, Hana!

*****

"Ma, ajarin aku cara menghitung luas jajaran genjang, dong," pinta Raka.

Hana yang tengah menjahit kancing baju seragam sekolah anaknya yang lepas meletakkan pekerjaan dan mengambil buku yang disodorkan anaknya.

Selepas Magrib dan makan malam, biasanya mereka berkumpul di ruang keluarga. Anak-anaknya mengerjakan tugas atau bermain, sementara Hana mengawasi sembari mengerjakan sesuatu.

Selesai menjelaskan ke anak sulungnya, Hana kembali menyelesaikan jahitannya.

"Ma, aku disuruh Ustazah menghafal Al-Fatihah," ujar Refi sembari duduk di samping mamanya.

"Kamu kan sudah hafal," balas Hana sembari menggunting benang. Selesai pekerjaannya. Ia melipat seragam dan meletakkan perlengkapan menjahit ke tempatnya. Memiliki balita di rumah, ia harus ekstra hati-hati.

"Iya, Mama dengarkan sekali lagi, ya?" pintanya.

"Oke, Mama simak, ya," ujar Hana pada anaknya yang baru saja masuk SD.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang