nana

154 7 0
                                    

Nana terdengar imut bukan?

Mungkin sebagian orang mengira dia perempuan. Namanya terdengar terlalu imut. Namun kenyataannya dia laki-laki dengan nama asli Na Jaemin.

Ini masih hari yang sama. Jaemin masih terus meraba-raba tanah mencari tongkatnya. Bisa saja ia berjalan tanpa tongkat, hanya saja dia tidak mau mengambil resiko dengan membuat dirinya lebih celaka. Bisa saja dia akan terjatuh karena lubang, menabrak orang lain, ataupun malah Jaemin bisa saja tertabrak kendaraan yang melintas.

"Ahh tongkatku dimana?"

Meminta tolong, namun pada siapa? Bahkan Jaemin merasakan banyak orang yang berlalu lalang disekitarnya, mereka tidak satupun ada yang berniat untuk menolongnya.

Sinar matahari yang hangat terasa menjadi panas, mungkin ini sudah siang? Batin Jaemin.

Jaemin nampak semakin cemas, "a-aku bisa terlambat"

Sudah beberapa jam berlalu Jaemin mencari, tak ada hasil.

Dengan mengandalkan ingatan dan insting, Jaemin mulai berjalan ke arah sekolah.

"Ah maaf-maaf aku tidak sengaja" Jaemin beberapa kali membungkuk, mencoba mengungkapkan rasa sesalnya. Pun begitu Jaemin kira dia sudah berhati-hati dalam berjalan, apa yang salah darinya?

Ah benar, tuna netra. Batinnya miris.

"Loh nak Jaemin baru berangkat?" Pak Seunghoon, Jaemin mendengar suaranya, -si penjaga gerbang yang baik hati.

"Ah iya pak" Jaemin tersenyum kikuk, "tadi sedikit ada masalah dijalan. Apakah saya diperbolehkan masuk?"

"Eumm.... Sebenarnya tidak diperbolehkan, nak. Ketentuan dari pihak sekolah"

Jaemin menghela nafas lesu, dia nampak muram. Sia-sia sudah perjuangannya.

"Tapi untukmu ada pengecualian. Kau anak yang baik dan manis" Seunghoon mengusap rambut Jaemin sekilas, "bapak tau kau pasti memiliki alasan"

Jaemin tersenyum sangat lebar, "terimakasih pak terimakasih banyak"

"Tak masalah. Hati-hati dalam berjalan, sebaiknya kau lewat jalur timur agar tak diketahui petugas kedisiplinan"

"Ah iya terimakasih banyak Pak"

Melihat Jaemin yang berjalan dengan keraguan, mungkin karena dia takut salah melangkah, -bayangkan kau berjalan dalam kegelapan apa yang kau rasakan? -, Shin Seunghoon menawari bantuan. Tentu saja Jaemin menolak, dia tak akan mau membuat orang lain kesusahan karena dirinya.

"Hey buta gak lihat sekarang jam berapa? Baru berangkat sekolah lo?"

Terdengar beberapa orang mulai tertawa mengejek. Jaemin tidak tau untuk siapa, namun sepertinya itu ditujukan untuknya.

"Hahaha goblok! Jangan ikut goblok dong. Buta mana bisa lihat jam hahahaahah"

"Lihat mukanya sendiri yang cemong-cemong aja gak bisa hahaha"

Refleks Jaemin menyentuh wajahnya, mencoba membersihkan bila ada noda ataupun debu yang menempel.

Tangannya ditepis dengan kasar, "alah gak usah sok ganteng lo! Udah gitu aja biar cocok sama baju dekil lo itu hahahaaha"

"Gila ini orang mau sekolah atau ngegembel sih? Hahahaha sinting"

"Lagi pula, pulang gih pulang! Sekolah udah bubar!"

Bersamaan dengan itu Jaemin didorong menjauh. Sempat limbung, namun dia berhasil menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Hey aku hanya ingin sekolah apa salahku?"

"Dih buta nanya! Ini tuh sekolah normal orang abnormal kayak elo gak pentes sekolah disini!!"

Jaemin menunduk, apa salahnya?

"Tuli juga lo? Gak denger gw bilang sekolahnya udah bubar?! Pulang gih sana pulang!"

Jaemin menggeleng, bersikukuh tetap ingin sekolah, "aku mendengar banyak suara. Tak mungkin sekolah sudah bubar"

"Lo lihat? Lo bisa lihat?! Lo itu buta!! Gak ada jaminan telinga lo itu masih berfungsi!" Seseorang itu berteriak tepat ditelinga Jaemin hingga membuat Jaemin terkejut dan gemetar. Telinganya benar-benar pengang.

"Lo nipu kan? Lagian ya buta, ini tuh dihalaman depan, lo mana denger suara-suara bodoh!! Gedung utama noh masih disono!! Jauh gila!!!"

"Aku tidak berbohong. Aku berkata jujur."

Ya Jaemin tak berbohong, dia berkata jujur. Walaupun matanya tak bisa melihat, telinganya memiliki kepekaan rangsang suara lebih sensitif daripada orang normal lainnya. Dia sungguh mendengar banyak suara bising.

"Jujur apa jujur!!"

Tuk

Kepala Jaemin terdorong ke belakang, ia menghela nafas maklum. Mungkin mereka butuh hiburan dari si tuna netra.

"Hey hey lepas gila! Buta gila lepas!!" Sebenarnya Jaemin tak melakukan apapun, dia hanya mencengkram tangan yang terjulur padanya untuk melindungi diri.

"Cari gara-gara nih an-njay ada petugas kedisiplinan petugas kedisiplinan lariii!!!"

Jaemin terdorong oleh beberapa orang yang berlari, dia terjatuh cukup kuat.

Apakah ini yang namanya keberuntungan diatas kesialan?

Ya Jaemin bebas dari mereka, namun bahaya lainnya ada didepan mata.

"Akhh......"

"Sedang apa kau disini?"

Jaemin tergugup, "Sa-saya-"

"Cepat ikut ke ruang kedisiplinan!"

"Ya, baiklah" Jaemin mencoba pasrah.

Merasa Jaemin berjalan terlalu lama dan penuh keraguan, petugas kedisiplinan itu menarik tangan Jaemin agar berjalan mengikutinya. Walaupun Jaemin terseok-seok, dia tidak mengungkapkan protes.

Dia menerima.

×××











DUNIA ITU KEJAM
-16 Juli 2020-

DUNIA ITU KEJAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang