⋆ 03 ⋆

531 43 4
                                    

Kini Jisung membanting tubuhnya di kasur empuk nya setelah mengerikan tubuhnya. Iya Jisung habis mandi walau dingin-dingin begini.

"Ngomongin jemputan tadi.. yang nyuruh Dia siapa ya??" Jisung tak berhenti memikirkan itu sedari tadi.

Ngomong-ngomong Hujan sudah lumayan reda, hanya gerimis sekarang. Dan Jisung bosen, Dia turun ke dapur dan masak mie.

Baru aja pegang panci, uhm- bukan panci deh. Kaya yang biasanya buat rebus mie itu deh. Nah baru aja pegang itu, hp nya bunyi di meja ternyata ada yang telfon dia.

Tapi...

Nomornya tidak di kenal.

Jisung sempat mengernyitkan alisnya, tanpa berfikir panjang ia mengangkat telpon itu dan mulai mendekatkan ponsel nya ke telinga kanan nya.

"Halo? Siapa ya?"

"Udah sampe rumah, hm?" jawaban dari lawan bicara nya di seberang membuat jisung takut. Suaranya dingin dan mendominasi sekali.

"Ini siapa sih? Kok-"

'shtt.. calm down babe, nama ku masih rahasia. So, kamu bisa tau nama ku suatu saat nanti.'

"Ohhh iyaa, gadanta lo" Jisung geram, ia mematikan telpon nya sepihak dan melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi.

"Serem anjir suaranya, tapi suaranya mirip Felix. Apa Felix jangan-jangan? Tapi nomornya asing.."

"Ah bodoamat," final Jisung mengangkat mie dari kompor dan menuangkan nya ke mangkuk yang sudah di isi bumbu-bumbu mie nya. Mengambil air putih dan camilan lain lalu berjalan ke ruang tengah, Ia menyalakan tv dan mulai menyantap makanannya dengan tenang.

"Mama kok belum pulang ya??"

Bagaimana Jisung tidak bertanya-tanya? Ini sudah jam 8 malam, tak sering mama nya pulang pukul semalam ini. Mungkin sore sudah pulang.

Berfikir kalau hujan, Pasti kejebak hujan. Tapi pikiran nya tidak bisa positif, paling takut kalau mama nya di culik sugar Daddy gimana.g

"Takut ihh"

Jisung yang awalnya makan mie tenang sekarang takut karna makin malam suasana makin dingin dan.. horor

Akhirnya dia telpon ibu nya yang tak kunjung pulang, Pas di telpon nomornya gak aktif, makin khawatir lah jisung. "Ihh kok nomornya mati.. aduh anjir serem lagi"

Karena Jisung ngeri sendiri, dia cepet-cepet bawa mie nya yang masih banyak ke atas dan gak lupa kunci semua jendela kecuali pintu depan.

"Semoga gak ada apa-apa" monolog nya menenangkan diri nya sendiri.

Ia menyalakan tv di kamar dan duduk tenang makan mie di kasur. Tiba-tiba ponsel nya berbunyi, Disana tertera nomor ibu nya sedang menelpon nya.

"Eh mama?" Jisung menyambar ponselnya dan mengangkat telpon itu.

"Mama? Kok belum pul—"

'mama gak pulang ya nak? Mama ada audit mendadak, akhirnya mama lembur. Kamu kalo takut nginep sama Felix aja ya, kalo mau jajan ambil uang di laci mama aja'

Jelas mama nya di seberang dengan panjang lebar, Jisung awalnya cemberut karena di tinggal tiba-tiba gini. Akhirnya dia iyakan saja dan mematikan telpon nya sepihak.

"Emm.. nginep rumah Felix aja deh" Sebelum ke rumah Felix, dia mau chat Felix dulu Takut nya udah tidur duluan.

Felix Sinting

Fel gue nginep rumah Lo ya|
read 20.15

|Ngapain? Takut lo ya?
read 20.16

Iya gue takut, puas lo|
gue kesana ya, sediain jajan|
read 20.20

|y
send 20.21

Jisung mengambil beberapa kebutuhan nya, ya headset, selimut, sama powerbank karena batrenya pas-pasan. Langsung deh dia ke rumah Felix dan gak lupa kunci pintu depan dan bawa kunci nya biar gak kecolongan

"FELL!! OI COK!! BUKA PINTU!!"

begitu teriak Jisung setiap berkunjung ke rumah Felix, tak peduli kakak Felix yang membukakan pintu atau Felix nya Sendiri. Dan kini Felix yang membukakan pintu memasang wajah kesal dan ingin menyumpal mulut jisung dengan guling nya.

"y, masuk" Jisung menyelonong masuk begitu saja setelah mendapat izin dari pemilik rumah.

"Abang Lo?"

"Belum pulang, suka larut pulangnya" jelas Felix, Jisung mengangguk paham dan berjalan mengiringi Felix ke kamar atas. Ada beberapa hal juga yang ingin ia tanyakan

Bertemu dengan kasur empuk itu, Jisung membanting tubuhnya ke sana dan berguling ria membiarkan Felix yang rasanya ingin mengusir Jisung.

"Ahh mantep, nyalain ac nya lix"

"Anggep rumah sendiri ye sung"

Jisung ketawa pelan, Felix nyusul Jisung ke kasur sambil mainin hp nya. Ntah ngapain, katanya main rupiah rupiah gitu.

"Btw lix, gue mau nanya sama Lo"

"Paan"

"Lo.. ada di telpon nomor asing gak?" Tanya Jisung yang lagi nancepin kabel charger hp nya di powerbank, Felix geleng-geleng sebagai jawabannya.

"Gak, emang kenapa?"

Dan mulai lah Jisung bercerita kejadian tadi, mulai dari di telpon sampe kata-kata yang keluar dari mulut seseorang dibalik nomor asing itu.

"Wayoloh sung, mau di apain lo.."

"Lix jangan nakutin plis"

Felix ketawa kenceng lihat wajah Jisung yang sok sok ngambek itu jatuhnya geli. Ia menepuk-nepuk pundak jisung untuk menenangkan "hati-hati tetep jaga diri, kalo ada apa-apa hubungi gue aja"

Perlahan senyum jisung muncul dengan manis hingga mata sipit itu tenggelam di senyumannya. "Oh ya, mau nonton apaan? Biar ga takut-takut banget"

"Apa aja, asal jangan hantu"

Felix terkekeh, ia menyalakan tv nya dan mengaturnya agar terhubung dengan ponselnya. Mengutak-atik tv sampai salah satu film terputar Disana.

Perasaan Jisung tidak enak saat film itu di putar, tapi gak peduli deh lagian pilihan Felix juga.

Saat pertengahan film terputar Jisung menutupi wajah nya dengan kedua tangan lantaran satu hantu muncul begitu saja tepat di depan mata.

"AAAAA!!!"

Felix kaget, sekaget-kagetnya. ia mematikan tv nya dan memeluk Jisung yang ketakutan "gapapa?? kenapa? kok takut?"

Masalah Felix bertanya begitu karena di film itu sama sekali tidak ada hantu atau apapun karena tahu Jisung takut. Tapi kenapa Jisung masih takut?

"M-matiin.."

"Iyaa udah kok, kenapa??"

"Takut.." cicit jisung sambil memilin selimut nya. Felix mengusap rambut Jisung dan mengambilkan air untuk Jisung

"Minum ya? Mau langsung tidur?"

Sialnya Jisung ingin melayang, bagaimana bisa Felix bisa jadi selembut ini? Gak beres, ini bukan Felix nya.

Felix menatap Jisung bingung, ia memiringkan kepalanya karena Jisung menatapnya kosong

"Ji??"

Final, ini bukan cara Felix memanggilnya.

Kemudian suara kekehan pelan keluar dari laki-laki itu.

"Aku Minho."

Deg

⋆ ⋆ ⋆ ⋆ ⋆

To be continued

Hehe, sengaja. Maaf ngeselin.

OBSESSION || [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang