Cantik, muda, dan sukses dalam karir.
Itu Seokjin. Ah, benar. Ketinggalan satu hal.
Cantik, muda, dan sukses dalam karir. Namun sayang, single."Persetan! Jika aku bisa berhasil tanpa lelaki, apa masalahnya?"
Nah, kalau itu jawaban ketus Seokjin jika ada yang bertanya tentang status kesendiriannya. Memangnya kenapa kalau dia tidak punya pacar? Apa itu berarti dia cacat? Jika pun Seokjin cacat, maka dia orang cacat paling mempesona yang pernah hadir di muka bumi.
Jujur saja, memang dia suka warna pink. Tapi tidak dengan nuansa pink beraroma asmara. Ciuh! Menjijikan. Cinta itu pembodohan.
----
Seokjin bukannya tidak laku. Yang benar saja, siapa yang menolak direktur pemasaran perusahaan kecantikan ternama berusia 27 tahun itu? Kalau dikasih gratis, seluruh pria di kantornya pasti berebut. Bahkan mungkin perusahaan itu akan jadi arena tanding para jantan.
Masalahnya adalah, Seokjin itu barang mahal. Limited edition. Hanya diciptakan satu dalam dua dekade. Dekade sebelumnya milik ibu Seokjin. Buah memang tak jatuh jauh dari pohonnya.
"Yang mulia Seokjin, saya mohon berbelas kasih-lah sedikit? Kau bahkan baru membaca halaman ke-dua. Tim desain sampai lembur menggarapnya." Jisoo, asisten sekaligus sahabat kepercayaan Seokjin. Satu-satunya "orang biasa" yang mampu menjangkau sang "limited edition".
"Fuck off!" Ujar Seokjin dingin. Sukses membuat Jisoo mendelik galak.
"Mulutmu memang tidak pernah sekolah. Dasar perawan tua!" Jisoo balas memaki.
"Berisik, tripleks bekas!" Ho! Urusan memaki jangan coba uji tanding dengan Super Cantik Seokjin. Asisten si cantik yang tidak kalah cantik mengacungkan jari tengah. Berlalu dari ruangan kerja sang atasan sengaja mengibaskan rambut dengan angkuh.
Jangan heran dengan mereka, Seokjin dan Jisoo sahabat baik sejak SMP. Jadi sudah hafal dan terbiasa dengan tabiat masing-masing.
Seokjin dengan keangkuhannya. Jisoo yang suka tebar pesona. Orang-orang bilang ,antara dua kedua gadis itu sebenarnya ada tembok persaingan tak kasat mata. Tentang siapa yang lebih hebat dari keduanya.
Seokjin mengangkat kedua pundaknya, abai. Persaingan itu omong kosong. Jisoo mungkin terlihat ramah dan manis pada semua orang. Tapi soal hati, sahabatnya itu sudah sold out. Bucin sejati.
Ngomong-ngomong soal pekerjaan, apa yang barusan mereka perdebatkan itu soal proyek baru perusahaan. Produk baru rencananya akan diluncurkan. Sebelum itu, desain produk harusnya sudah menyelesaikan proposal penelitian dan rancangan awal kemasan. Dan apa yang membuat Seokjin murka adalah bentuk proposal yang sangat mirip dengan proposal tahun lalu. Kecuali beberapa perubahan kecil data, dan desain merek. Selebihnya, baik itu komposisi, bahan baku, bentuk kasar kemasan, tidak ada bedanya. Dan Seokjin menunggu satu minggu untuk hasil seperti itu.
Proposal sampah. Tidak berguna. Buah karya manusia manusia berotak dangkal. Peduli setan! Lembur apanya? Sialan.Jika saja kepala bagian desain itu yang mengantar langsung padanya, sudah dipastika map berisi 27 halaman itu terlempar di depan wajahnya.
Krieet!!! Pintu ruang kerja dibuka seseorang yang sama dengan tadi. Godess Jisoo. Menyembulkan kepala di balik pintu. "Hei, orang-orang sudah berkumpul di bawah."
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY
FanfictionSeokjin, Jimin, Jungkook adalah tiga gadis dibesarkan dengan prinsip hidup "jaya tanpa pria", lalu secara kebetulan takdir mempertemukan mereka dengan para pria yang tidak mungkin di lagi bisa mereka sangkal keberadaannya. (Fanfiction, BTS gender sw...