*1*

40 3 0
                                    

[07:22]


Keadaan kantor seperti biasanya, Tenang dan sunyi. Semua fokus pada kesibukannya sendiri.

"Tumben lu diem diem bae Chan?" Tanya Jeno yang menghampiri Haechan. Haechan hanya diam menatap monitor komputernya.

"Gak ada, mencoba kegiatan baru." Jawab Haechan santai, ia memastikan Komputernya dan beralih menatap Jeno.

"Le! Bikinin gua kopi dong satu!" Suruh Haechan pada Chenle yang sibuk sama ponselnya.

"Punya tangan sama kaki kan?. Gak mau, gua lagi push rank bang!" Tolak Chenle yang kembali memainkan ponselnya.

"Gua punya tangan, Punya kaki juga. Tapi.... gua kan punya lu." Jawab Haechan sambil tertawa. "Dah, sana buatin aja." Suruh Haechan lagi. Chenle pun membanting ponselnya ke meja dan berjalan menuju dapur.

"Ada kasus baru?" Tanya Jeno pada Haechan.

"Nggak ada bang." Jawab Haechan pelan. "Lagipun enak dong nggak ada kasus, kita bisa santai santai aja bang." Lanjut Haechan sambil menyesap kopi yang baru diberikan Chenle

"Uhuk...Uhuk.." Haechan terbatuk setelah meminum kopi yang diberikan Chenle.

"Lu pake apaan ni kopi?!" Tanya Haechan kebingungan.

"PAKE GAREM!" Jawab Chenle kesal dan melanjutkan aktivitas ponselnya.

  Haechan geram melihat tingkah Chenle. Ia baru saja berpikir untuk meminum kopi hangat sambil berbincang bincang dengan Jeno. Namun, Chenle menghancurkan semuanya.


 2 Hours later

"Pengumuman pengumuman! Kita ada kasus baru!" Ucap Doyoung yang masuk ke ruang kantor.

 "Ke TKP sekarang!" Suruh Doyoung tegas. Beberapa dari mereka sedikit mengeluh, namun tetap pergi.


[Di TKP]

  Mark memasang sarung tangan putih dan masuk ke tempat mayat itu ditemukan, diikuti 6 orang lainnya. Mayat itu berada di dekat halaman belakang sekolah. Dan diprediksi ia jatuh dari loteng sekolah. Gadis itu tergeletak menggenaskan dengan darah dimana mana.

 Jeno mencium aroma di dekat mayat itu. "Dia pasti jatuh sekitar 6 jam yang lalu." Ucap Jeno. Jangan salah, penciuman Jeno itu sangat tajam sehingga ia bisa tahu kapan terjadinya kejadian itu.

  Jeno sedikit berjongkok, melihat mayat gadis itu lebih dekat. Wajah kanannya sudah pecah karena terjatuh. Jeno pun mendongak ke atas. Namun, seperti ada sesuatu yang ganjal di benak Jeno.

"Ya! Lihat ini!" Suruh Jaemin pada teman temannya.

"Kenapa bang?" Tanya Jisung bingung.

"Lihat, ada luka lebam di tangannya. Bisa saja ini pembunuhan. Kemungkinan, gadis ini mendapat luka fisik oleh pembunuhnya." Ujar Jaemin sambil menatap teman temannya satu persatu.

"Ayo bawa dia ke rumah sakit. Dokter lebih tahu tentang luka luka ditubuhnya. Mungkin ada beberapa luka dalam." Saran Chenle. Mereka menurut dan membawa mayat gadis itu ke rumah sakit.


Skip: Dirumah sakit.

"Tidak ada luka lain selain di tangannya. Luka lebam ini juga terlihat seperti luka yang sudah sedikit lama dan tidak..." Dokter itu menghentikan ucapannya setelah melihat wajah mereka yang kebingungan.

"Dalam arti kata lain, luka lebam ini tidak terjadi ketika waktu kejadian." Lanjut Dokter itu. Mereka hanya menjawab 'oh.

"Dan juga kita bisa lihat wajahnya pecah hanya di kanan. Itu berarti ia terjatuh ke arah kanan." Ujar Dokter itu."Hanya itu." Lanjut dokter itu.

Detektif DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang