P R O L O G

389 28 22
                                    

~Jeon's Family~

Kicau burung di pagi hari, langit cerah bagaikan laut biru. Sejenis bentuk suasana pagi yang terasa begitu damai.

Iya, harusnya sih begitu. Tapi keadaan di dalam rumah minimalis ini malah berbanding terbalik.

Rusuh, bahkan sudah sejak subuh.

Rasanya untuk sekedar memejamkan mata sejenak sebelum ritual mandi pagi lantas berangkat sekolah agaknya takkan bisa terlaksana.

Bising sana sini, jerit sana sini. Suasananya sudah kelewat mirip rimba dengan ribuan simpanse.

Bikin pusing iya, frustasi apa lagi.

Maka, dengan segenap lipatan dahi yang terbentuk, dengung telinga yang memborbardir, dan wajah bantal dengan lukisan abstak liur; lalu sebagai nilai tambah pada rambut bagai sarang burung, Yoongi memilih beranjak dari ranjang.

Melangkah gontai seraya menggaruk belakang kepala dan perutnya yang sedikit buncit —efek makan ramen dua bungkus tadi malam— kemudian berlalu menuju kamar mandi.

Tok

Tok

Tok

Hendak mengambil handuk dan membuka pintu kamar mandi, agaknya terpaksa urung ketika ketukan bising dari arah pintu kamar menggema nyaring dalam ruang telinga. Memaksa Yoongi menghentikan langkah lantas melirik malas pada pintu kamar.

Ah, sepertinya Yoongi tau siapa tamu yang mengetuk. Yoongi sudah kepalang hafal dengan hentakkan kaki yang tergesa-gesa di luar sana.

"Yung!"

Sebuah suara terdengar memanggil, dengan berat hati Yoongi melangkah mendekati pintu. Rencana mandinya jadi tertunda, tapi itu tidak masalah. Toh, yang lebih bermasalah itu jika mengabaikan suara cempreng bocah di luar, karena itu berarti lamaran pada kesengsaraan dunia.

Tidak deh, Yoongi masih sayang nyawa.

"Apa?" ucap Yoongi ketika membuka pintu, menatap seraya menundukkan kepala.

"Ih, yung belum mandi!"  hardik bocah kecil yang tingginya hanya sebatas lutut Yoongi, mata bulatnya berkilat garang, tak lupa dengan kepala mendongak dan kedua tangan yang menekuk di perpotongan pinggang.

Yoongi melongos malas, matanya mengerling jenaka. "Lalu kenapa? Mau peluk?"

Bocah itu lantas menggeleng, sebelah jari telunjuknya terangkat naik lalu mengayunkannya ke kanan dan ke kiri berulang-ulang.

"Olang bucuk gak boyeh dipeluk." nadanya terdengar sok dewasa sekali, "Nanti Taetae jadi kutilan." lanjutnya kemudian.

Dimakan boleh tidak, ya? Entah dapat dari mana bocah kecil ini bisa tau kata kutilan. Seingat Yoongi ia tidak pernah mengajarkan kosa kata itu, selain kata Yoongi hyung itu tampan. Tentu saja, silahkan dibilang narsis. Faktanya memang begitu, bahkan ia selalu mendapat sekardus surat cinta dan coklat setiap harinya. Jadi, orang tampan bebaskan menyanjung diri.

Tapi, serius deh. Bocah ini kenapa sudah berdiri di depan pintu kamarnya, biasanya jika jam segini ia sudah duduk di meja makan lantas mengisi suaranya hingga semua orang ingin menyumpal mulut manis itu dengan kaus kaki. Tenang, kaus kaki yang bersih dan baru di cuci kok. Bukan kau kaki Namjoon yang sudah di awetkan hingga kini usia kaus kakinya mencapai dua tahun, dan itu belum dicuci sama sekali.

"Siapa yang bilang kalau dipeluk kutilan?"

Taetae menatap Yoongi cermat, mata besarnya berpendar menggemaskan, lalu dengan suara yang kelewat ceria ia menjawab, "Hoseokie yung!"

Jeon's Family [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang