Kalopsia-1

23 2 1
                                    

Happy reading!!


20 Januari 2016

"Eh.. maaf maaf mas nggak sengaja maaf."

"Oh iya nggak papa mbak."

Tanpa disadari Gina hampir saja terjatuh karena tidak fokus dengan jalannya sampai menabrak orang seperti ini. Sangat malu rasanya jika ingin menemui orang itu lagi.

"Eh kamu nggak papa kan?"

"...." Tak ada satupun jawaban yang keluar dari mulut Gina.

"Apa perlu saya antar kerumah?" Tanya pria yang sedari tadi diperhatikan terus -menerus oleh Gina.

"Ehh oh gimana?" Gina seolah-olah tidak tahu apa yang dipertanyakan pria tadi, padahal Gina dengar begitu jelas apa yang pria itu tanyakan kepadanya.

Namun Gina salah fokus dengan ketampanannya. Alisnya yang tebal, bibirnya yang tipis,
dan mempunyai sedikt kumis mampu membuat Gina tergila-gila padanya. Sejauh ini Gina pertama kalinya merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Apa perlu saya antar kerumah? Sebagai permintaan maaf saya juga?"

"Eh nggak perlu takut ngerepotin. Saya bisa pulang sendiri kok, haltenya juga dekat ada di sebrang sana."

Terihat begitu jelas kecanggungan diantara mereka Gina sadar in salahnya dia
tidak memperhatikan jalan dengan benar hingga menabrak pria tampan itu. Tapi
mengapa jantung Gina benar-benar ingin lepas dan sarangnya? Apakah ini yang
dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama?

"Sudah saya antar aja gak papa, sebagai permintaan maaf saya juga." pria itu
tersenyum manis sampai membuat Gina hampir pingsan. Ketampanan pria itu
membuat hati Gina semakin luluh padanya dan perintahnya.

"Oh yaudah deh, sekali lagi maaf kalau merepotkan."

"Nggak ngerepotin kok. Saya ambil mobil dulu di parkiran belakang supemarket itu,
kamu tunggu disini jangan kemana-mana."

Pria itu segera mengambil mobinya dan
mengahmpini Gina kembali.
Setelah memasuki mobil tiada satupun yang ingin membuka pembicaraan karena
kecanggungan keduanya sangat kuat melebihi ketakutannya.

Yang terjadi hanya
hening tanpa suara padahal mah hening cipta kan disuruh nyanyi yak, haha canda jan marah elah. Authornya gak suka serius-serius amat haha lanjutt. Hingga akhirnya pria tampan tu kembali membuka pembicaraannya.

"Eh kita belum kenalan ya, saya Gustav Andreas Ginting, panggil aja Gustav. Saya
kerja di perusahaan deket supermarket tadi. Lumayan besar namun sangat ketat.
Kamu sendiri udah kerja?"

"Saya Gina, saya masih kuliah mas bentar lagi lulus. Makanya tadi bisa ketabrak ya
gara-gara kebanyakan mikirin skripsi hehe."

Gina menjulurkan tangannya untuk
bersalaman. Dan Gustav pun membalas uluran tangan Gina dengan senyum
manisnya lagi.

"Ej jangan panggil mas, panggil Gustav aja."

"Oke mas eh Gustav hehe." Sebuah senyuman kembal muncul dihadapan Gina. Sebuah jawaban penuh arti, seakan-akan muncul sebuah perasaan.

"Eh alamat rumahnya mana Gin?"

"Oh iya, itu nanti lampu merah belok kiri, ada pertigaan belok kiri lagi, ngelewatin dua
gang habis itu ada perumahan kiri jalan belok aja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang