Misteri Soal Ulangan

3 1 0
                                    

Kpd bapak/ibu guru bagi yang belum mengumpulkan soal UAS, ditunggu segera paling telat hari Jumat.

Pesan kurikulum via WhatsApp

‘Dua hari lagi,’ gumamku ‘Nanti malam akh bikinnya.’

Pada malamnya, bada Isya aku sudah mempersiapkan laptop untuk bekerja membuat soal bahasa Inggris. Tunggu anak-anak tidur dulu pikirku, karena akan percuma kalau anak-anak masih bangun. Jam delapan kedua anakku sudah tidur, bahagia rasanya. Akhirnya aku bisa bekerja.

“mah buatin mie dulu dong, Papa lagi pengen makan mie! “Ujar suamiku.

‘Ah baru aja bikin lima soal.’ Gumamku kesal dalam hati.
Sebagai istri yang taat aku langsung membuatkan mie kesukaannya, setelah memasak baru saja aku aku menekan tombol on pada laptop, tiba-tiba putra bungsu ku terbangun. Tangisannya kencang sampai membuat kakaknya bangun. Kucoba menidurkan mereka kembali, bukannya tertidur wajah mereka malah semakin cenghar segar seperti habis di charge punya tenaga full untuk berperang. Alhasil mereka malah bermain sampai jam sebelas malam.  Aku yang tadinya ingin bekerja malah ikut tidur kelelahan berusaha membuat mereka capek supaya bisa tidur, misiku gagal.

Keesokan harinya aku mengajar full sampai sore. Aku hanya bisa menyicil 5 soal disekolah, masih sisa 25 PG dan 5 essay.

“Harus malam ini selesai!” Ucapku tegas pada diriku sendiri, tapi malam ini juga gagal karena anak-anak bergadang lagi sampai jam sepuluh malam.

Bagaimana caranya supaya anak-anak tidur awal? Kuputuskan esoknya mengajak mereka bermain menghilangkan jatah tidur siang supaya mereka bisa tidur awal dan strategi ku berhasil, anak-anak bisa tidur pulas jam delapan tepat.

Setelahnya aku membuka laptop dan mulai bekerja mencari materi untuk melanjutkan membuat soal UAS, searching materi dan membuka buku pelajaran lagi membuat dan memodifikasi soal supaya tidak terlalu jauh dari soal yang sudah dicontohkan pada pembelajaran sebelumnya.

‘Hoaaam ngantuk’ gumamku, aku melirik jam dinding sudah hampir jam dua belas.

“Ah masih 10 PG dan 5 essay.” Ucapku pelan.

Mau tidak mau harus selesai malam ini juga, karena besok harus disetor ke kurikulum. Dan akhirnya aku bisa menyelesaikan soal UAS tepat jam dua pagi. Aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur tertidur pulas. Setelah sekian drama ku lalui untuk membuat soal ini, lelah rasanya, tubuhku benar benar dibuat bobrok.

Keesokan harinya, aku langsung menyetor soal ke kurikulum berupa file. Pak Rifki menyuruhku menunggu sekitar 15 menit untuk dicetak.

“ini Mrs, di edit dulu.” Ujarnya, disuruh mengecek soal takut takut ada yang salah atau typo.
Cukup lama membutuhkan waktu hampir satu jam untuk membaca dan mengecek soal yang kubuat yang kebanyakan ada sekitar 6 teks dan 3 dialog, pasti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk murid-murid menyelesaikan soal ini, karna harus membaca cepat teks dan dialognya. Lalu kuserahkan kembali soalnya kepada Pak Rifki

“Ini Pak sudah selesai, silakan diprint diperbanyak.”

“ Oke makasih Mrs.” ujar pak Rifki.

Hari Rabu, hari berlangsungnya ujian bahasa Inggris. Aku aku kebagian mengawas di kelas Otomotif.

“Selamat pagi anak-anak assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh “ sapaku di kelas. Aku langsung membacakan tata tertib peraturan ujian.

“Oke jadi bagi kalian yang sudah selesai, silakan soal dan jawabannya ditaruh di depan meja ibu tapi kembali ke tempat duduk kalian masing masing. Pokoknya jangan ada yang keluar sebelum bel berbunyi!” Ujarku membacakan peraturan terakhir.

Aku langsung membagikan soal bahasa Inggris beserta lembar jawabannya, setelahnya memberikan lembar absen kepada anak-anak, aku duduk di meja sibuk mengisi daftar hadir serta berita acara ujian. Butuh waktu yang cukup lama untuk ku menulis daftar hadir ujian karena harus menuliskan nomor peserta dengan lengkap setiap murid tidak boleh disingkat. Baru saja 30 menit selesai aku menulis daftar hadir dan administrasi lainya, tiba-tiba ada seorang anak paling ujung ke depan membawa lembar kertas.

“Bu ini udah selesai absensinya.” Ujarnya.

“ya Oh ya makasih.” Jawabku tak selang lama, tiba-tiba ada anak yang aku tahu dia bukan anak yang pintar, dan selalu membuat ulah di kelas membawa lembar kertas.

‘kertas apa itu?’ ucapku dalam hati, karena aku berfikir tidak mungkin anak ini selesai mengerjakan soal yang sudah ku rancang soalnya untuk bisa dikerjakan dalam waktu 2 jam.

“Bu ini soalnya saya udah selesai.” Ujarnya santai menyerahkan lembar soal dan jawabannya, tak selang beberapa detik teman tongkrongan nya menyusul.

“saya juga bu.” Ujarnya ramah.

‘kok bisa???’ gumamku terheran heran.

Bukan satu dua murid saja? Hampir sebagian kelas mereka selesai mengerjakan soal?
Ya tuhanku, apa soalnya terlalu mudah? Apa aku salah memberi soal? Rasa penasaran semakin terbesit dimenit terakhir ketika hampir semua anak selesai mengerjakan tugas. Kesal rasanya, pas pulang aku langsung mengoreksi soal, dan yang lebih mencengangkan ternyata nilai mereka bobrok. Hanya beberapa murid saja yang nilainya bagus bisa terhitung jari.

'Ini gimana sih?'

Tamat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang