Prolog

3 1 0
                                    

Aku melihatnya. 

Tapi dia melihatku dengan mata yang menunjukkan kebencian yang mendalam, dan melewatiku begitu saja. Aku hanya melakukan rutinitas sebagai seorang anak sebelum berangkat ke sekolah, tapi kini tanganku hanya terdiam di depannya tanpa disambut.

"Gak usah pake salam segala, pergi sana."

Dengan begitu, aku pergi. Berjalan melewati gang untuk dapat akses ke jalan raya. Angkot yang aku tunggu sudah dekat ke arahku. Memanggil angkot tersebut dengan tanganku. Setelah angkot itu berhenti di depanku, langsung saja aku menggambil tempat paling belakang untuk duduk. Tempat paling nikmat menurutku.

'Hahh. Tuhan berkati hariku.' 

Batinku berdoa agar hari ini tidak semakin buruk lagi.







----- VoteMent -----

Halo semua 😊

Ini cerita pertama aku dan aku merasa insecure untuk mempublish ini cerita. Padahal cerita ini udah aku keep selama 6 bulan lebih. Aku juga masih dan sampai sekarang mengkumpulkan keberanian untuk mempublish cerita ini.

boleh ngasih kritik dan saran dengan bahasa yang baik dan sopan ya.

Terima Kasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Identity?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang