FM - 02

2.3K 91 15
                                    

Lisa terdiam ketika mendengar nama tersebut kembali. Mengabaikan tangan yang terulur untuk menunggu tangan lain menggapai lalu menjabatnya.

Hingga sebuah dehaman membuat dirinya kembali tersadar dan langsung menjabat tangan didepannya dan memperkenalkan diri sendiri.

"A- ahh iya, salam kenal juga, Lisa. Lalisa Manoban." lalu tersenyum kaku ke arah wanita cantik didepannya.

"Sebenarnya ada apa denganmu Lisa?! Fokus dulu dengan pertemuan ini, jangan mengecewakan." bisik manager ke telinga Lisa.

Lisa hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Sedangkan Jennie diam menunggu mereka selesai dengan urusannya dengan tak sabar.

"Ekhem. . . Maaf tolong segera tanda tangani kontrak tersebut, saya akan segera pergi menemui client lain."

"Ah iya kami minta maaf- nah ini sudah selesai. Terimakasih atas waktunya, kami sangat senang bekerjasama dengan anda nyonya." Ucap manager Lisa lalu mengulurkan tangan bermaksud untuk berjabat tangan sembari memperlihatkan senyum manisnya.

Kau yang senang! aku tidak sedikitpun sialan, batin Lisa.

"Ya tentu, senang bekerja dengan kalian juga, aku duluan, permisi." Setelah berjabat tangan dan menerima kembali map kontrak, ia segera pergi.

* * *

Lisa kembali dengan wajah yang terlihat lelah, membuat rose khawatir dengan keadaannya.

"Kau kenapa Lisa-ya? Apakah pekerjaan hari ini banyak? Kau lelah? Apa ingin kubuatkan makanan? Atau akan kupersiapkan air hangat untuk mandi."

Lihatlah bagaimana bibir itu berbicara bermacam kata dengan cepat. Pria bodoh mana yang tidak akan jatuh cinta dengannya? Bahkan wanita pun terjerat dengan sikap dan wajahnya!

"Kau begitu banyak menanyakan pertanyaan. Baiklah akan kujawab satu-satu. Aku tak apa, aku tak lelah, aku sudah makan, dan aku tak perlu mandi dengan air hangat." Senyum Lisa melebar melihat Rose yang terlihat kebingungan sekarang.

"Ah lihatlah betapa gemasnya kekasih ku ini hm." Kalimat tersebut berhasil membuat Rose merona malu.

"Hentikan! Jangan menggodaku, yasudah kalau tidak mau mandi air hangat sana mandi air dingin. Sana-sana!"

Setelah diusir oleh kekasihnya, Lisa berjalan masuk kamar mandi lalu mandi.

Saat sedang berendam Lisa terpikir lagi tentang hubungannya dan Rose.

Apa aku harus memberitahu orang tua Rose kalau sebenarnya aku punya penis yang bisa mengacung tegak saat melihat putri tersayangnya?! Pikir Lisa sembari melihat kebawah, kearah penisnya yang tertutup busa sabun.

Sudah lama sebenarnya Lisa ingin memberitahu ini, tapi Lisa takut dengan tau nya mereka semua keadaan Lisa seperti ini, malah membuat mereka jijik.

Padahal jika mereka ingin cucu, tentu Lisa bisa mengabulkannya, karena ia punya penis yang tentu dapat mengeluarkan cairan lengket yang akan keluar setelah mencapai puncak kenikmatan lalu memberikan kehangatan pada rahim rose.

Sudahlah nanti saja kupikirkan lagi, terlalu banyak masalah akhir-akhir ini, batin Lisa setelah memutuskan untuk keluar dan menyelesaikan acara mandi dan berendamnya.

Malam berlalu seperti biasa, tidak ada yang spesial. Hanya Lisa yang akan tidur dengan Rose didekapannya hingga pagi datang lagi.

Mereka tidak melakukan apa pun lagi selain itu, dan tidak akan melakukan apapun. Bagaimana bisa dilakukan jika Rose saja belum tahu kalau kekasih tampannya itu mempunyai sesuatu yang bisa mengacung tegak seperti keadilan.

Ya, maksudku selama ini mereka memang sering melakukan hal intim- tapi belum sampai situ. Karena Lisa selalu menahannya.

Rose juga sebenarnya bingung kenapa Lisa selalu menahannya ketika dirinya mulai bergerak ingin memuaskan Lisa. Entahlah, Lisa tidak pernah ingin dan tidak pernah meminta. Tentunya Rose pernah sekali melihat gundukkan besar di tengah kedua paha itu saat mereka berhubungan, hanya sekilas, kenikmatan yang menggerogoti tubuhnya membuat dirinya hilang fokus.

Baiklah, bagaimana kalau sekarang kita berpindah topik tentang pemotretan pertama Lisa bersama mantan?

Kalian tidak boleh terus-terusan membaca kata penis, penis, penis, dan penis.

Lisa kini sedang bergaya bak professional didepan manager dan of course si wanita cantik Kim Jennie, mantannya.

"Baik, pemotretan hari ini cukup, kerja bagus semuanya, terimakasih."

Setelah selesai pemotretan Lisa berjalan kearah ruang ganti, untuk mengganti bajunya yang sangat tak nyaman dipakai.

Tiba-tiba lampu ruang ganti mati, keadaan ruangan yang tertutup hanya dengan semen putih polos, membuat siapapun didalam hanya akan melihat kegelapan.

Sosok yang baru saja mematikan lampu mendekati Lisa diujung ruangan.

Setelah berjarak hanya 2 centimeter dari wajah ke wajah, ia mendekatkan bibir merah merona nya disebelah telinga wanita dihadapannya, "Selalu jadi kebanggaanku, My Favourite model." jemari lentiknya mengusap sesuatu yang sedikit menonjol dibawah sana, "With my favourite dick." membisikkan kata-kata yang membuat wanita didepannya terbatu.

Sedikit menjauhkan wajahnya dari posisi tadi, tapi semakin memper-erat genggamannya pada penis tersebut,

"Sudah menemukan penggantiku, masa lalu?"


tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fav Model | new version | Jenlisa | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang