Kenalan

35 5 30
                                    

*ૢ✧ ཻུ۪۪. | ◇

Suasana sekolah SMA Itorok ricuh meneriaki para pemain basket yang sedang bertanding dengan sekolah lain. Penonton mulai fokus ketika sang kapten basket menggiring bola sendirian, dan bola pun masuk ke dalam ring. Semua bersorak senang, akhirnya ini babak terakhir dan sekolah Itorok yang memenangkan pertandingan ini.

Semua penonton turun dari tribun menghampiri para pemain dibawah terkecuali seorang siswi dengan nametag Jia. Jia bukannya malas atau bagaimana, ia juga mengidolakan salah satu pemain disana tapi rasa kantuknya lebih penting dari apapun dan tertidur ditribun.

Dengan mulut menganga, tangan sibuk memegang makanan ringan dan ponselnya sedari tadi berdering tapi tidak mengganggu tidurnya. Sampai seseorang duduk disamping nya dan memandang Jia prihatin.

"Heh! Bangun, ngapain sih tidur di tribun" Tetap tidak ditanggapi, mau tidak mau ia harus mengerjai temannya ini. Ia mendekat kan mulutnya kedepan telinga Jia dan berteriak.

"KECOAK! KECOAK! KECOAK!" Lantas Jia terbangun dengan wajah masih mengantuk.

"Hah? Apa?"

"KECOA JINGAN TADI ADA KECOAK KE RAMBUT LO" Ucap temannya itu dan menjauh dari Jia agar akting nya ini lebih terlihat nyata.

"KECOAK?! DIMANA KECOAK! AAAAA KECOAK BABI! MANA, MANA, MANA" Teriak Jia, makanan yang ditangannya terlempar begitu saja kebawah. Kini ia jadi pusat perhatian, matanya pun sedikit berkaca-kaca. Jia sangat takut pada binatang kecil itu karena memiliki momen yang pahit.

"AAAAA MANA KECOAK NYA! CEPET AMBIL BABI BUKANNYA KETAWA!" Temannya tidak mendengar malah asik tertawa. Para murid dilapangan memandang mereka heran, bahkan botol minum milik Jia jatuh tepat keatas kepala salah satu pemain basket.

"HIKS BAJING LO SETAN! MANA ADA KECOAK! NANGIS KAN GUE!" Jia menyeka air matanya yang keluar secara reflek.

"Mau aja lo dikibulin" Temannya tertawa lagi, Jia berdecak kesal dan sadar makanan ditangannya hilang.

"CIKI GUE MANA?!" Jia panik, soalnya ia baru saja membuka snack nya itu dan belum sama sekali dimakan.

"DIBAWAH!" Seketika disaut oleh murid di lapangan,Jia diam sebentar bersama temannya itu, dan melihat kebawah. Dimana snack miliknya berhamburan dan membuat kotor lapangan.

"A-anjir, kok bisa gitu?" Jia cengo, tidak masuk akal dan tidak sadar juga kenapa snack nya itu bisa turun kebawah.

"Mana gue tau, udah buruan sana kebawah" Jia mengangguk, cepat-cepat turun ke lapangan. Sangat menegangkan, seluruh murid menatap Jia malas dan garang.

"Jia, pusing gue sama kelakuan lo. Kita ini lagi ada tamu, lo malah bikin masalah lagi" Ketos berbicara sambil menghampiri Jia yang cengo, murid yang lain sudah lelah. Pemain sekolah lain pun memperhatikan mereka.

"Maap, tadi si kon- Yangyang bilang ada kecoak di rambut gue. Lo tau kan gue ini pernah dikhianati sama kecoak? Di php in sama dia? G-gue jadi nostalgia, hikd" Ucap Jia seolah olah tersakiti disana. Murid yang lain menghela nafas lelah, Jia memang seperti itu selalu mengelak dari kesalahannya.

"Minggir lo, biar gue yang urus nih bocah" Salah satu murid pemain basket datang menghampiri mereka berdua.

"Ini urusan gue, gue ketos disini" Ketos rasanya ingin marah berteriak menghentikan kedua manusia yang berjalan menjauh, tapi reputasi sebagai ketos lebih penting ketimbang yang lain.

"Bodo amat, urusan gue lebih penting" Kemudian murid itu menarik Jia sambil berlari dan dibawa keluar dari lapangan.

"Gosah narik-narik ye, tangan gue sakit" Jia menghempaskan tangan murid itu yang masih memegang pergelangan tangannya.

"Lo yang lempar ini botol ke gue?" Ia menunjukkan barang bukti ke depan wajah Jia, Jia sudah keringat dingin. Soalnya botol itu ada bekas dimana Jia mencoret nya dengan spidol.

"Heh! Dikira gue doang apa yang minum ditribun?" Jia berkecak pinggang dan mencoba mengelak tuduhan dari murid ini.

"Terus kalau bukan lo, siapa?" Tanya nya sedikit bingung.

"Ya mana gue tau lah kambing, tanya tuh sama para selir lo siapa yang lempar, kan mata mereka tajem" Jawab Jia sedikit menaikkan intonasi nada suaranya.

"Selir?" Tanya nya lagi. Jia menghela nafas sebenarnya ia ingin cepat cepat lari dari sini sebelum ketos sialan itu datang dan menghukumnya.

"Iye! Para cabe yang genit itu tuh! Dah ah buang buang waktu aja" Setelah berucap begitu, tangan Jia ditarik mau tak mau ia kembali pada posisinya, diam dihadapan murid yang telah menuduhnya ini.

"Apasih?" Jia bertanya tidak santai, kesal saja, waktunya untuk melarikan diri tertenti.

"Gue minta maaf udah nuduh lo"

"Hm, iya iya gue maapin" Lagi dan lagi ketika Jia ingin pergi tangannya ditarik lagi.

"Apalagi?! Gue mau ke kelas nih comber!" Jia benar-benar tidak bisa menahan hasratnya untuk meluapkan emosinya ini.

"Nama lo siapa?" Siswa itu mengulurkan tangannya, berniat untuk berkenalan dengan Jia.

"Hah? Nama gue?" Jia bingung kok siswa ini tiba-tiba?

"Iya"

"Jia" Jia menyambut uluran tangan siswa itu.

"Gue Na Jaemin" Jawab Jaemin memperkenalkan dirinya dengan senyuman hangat, tidak tahu rasa amarahnya soal botol itu hilang.

"Udah yeh, urusan lo sama gue selesai" Jia melepaskan tautan tangannya itu dan berniat pergi lagi, lagi dan lagi

"Belum" Jaemin memandang punggung Jia dan berkata demikian.

"Lah?" Jia bingung lagi, ini orang kenapa gak sekalian tadi ngomongnya?

"ID Line lo apa?"

*ૢ✧ ཻུ۪۪. | ◇

Maafkan jika ada kata kata yang typo, maklum jarinya kegedean belom diet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maafkan jika ada kata kata yang typo, maklum jarinya kegedean belom diet.

-4x4lyy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

꒱ Stuck With You| ᴺᵃ ᴶᵃᵉᵐⁱⁿTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang