1

22 2 1
                                    

Mataku terbelalak melihat mayat wanita penuh darah dengan posisi telungkup di bawahku, dari kepala wanita itu keluar banyak darah. Aku ingin berlari saat itu juga,  tapi kakiku rasanya seolah mati rasa dan tidak bisa digerakkan. Tubuhku bergetar hebat dan seketika jatuh terduduk di tanah. Aku hanya mampu menatap syok dengan apa yang aku lihat dihadapanku. Wanita itu, aku tidak tahu pasti apa yang aku lihat itu memang benar atau tidak. Karena sebelumnya aku hanya mendengar suara teriakan wanita, dan aku pun mencari dimana asal suara tersebut.

Suara itu terhenti disaat aku sudah sangat dekat dengan suara teriakan itu berasal. Suara itu berasal dari sebuah bangunan tua kosong yang tak berpenghuni. Dan ketika aku memasuki bangunan tua itu untuk mencari tahu, aku sempat melihat ada seseorang disana. Seorang pria yang berpakaian serba hitam dan membelakangi ku, yang membuatku  hanya dapat melihat punggungnya.

Pria itu menatap cukup lama ke arah wanita yang sudah berada di posisi telungkup tersebut, dan tak lama kemudian pria itu pergi meninggalkan wanita itu. Awalnya aku mengira wanita yang berada di posisi tersebut adalah seorang gelandangan yang sedang tertidur dan diganggu oleh pria itu. Diriku yang didera dengan rasa penasaran tinggi pun kemudian mendekati wanita itu. Dan tak tak kusangka saat aku mendekati wanita itu, justru aku yang menemukan hal mengerikan yang membuatku syok seperti saat ini. Wanita itu sudah pasti telah dibunuh oleh orang itu, aku sangat yakin sekali. Karena sebelumnya aku hanya melihat pria itu berada disana dan tidak berniat untuk menolong wanita itu. Dugaanku semakin menguat, pasti pria yang aku lihat itulah yang telah membunuh wanita di hadapanku ini.

Segerombolan pria berpakaian hitam tiba-tiba datang entah darimana menghampiri wanita itu, salah satunya ada yang berpakaian berbeda. Kemeja polos panjang warna putih. Menghampiri wanita itu dengan wajah pucat dan tak percaya. Pria itu mungkin belum menyadari kehadiranku disini. Pria itu membungkuk dan membalik tubuh wanita yang sudah tak bernyawa itu. Dan betapa terkejutnya aku saat tubuh wanita itu dibalik. Wajah wanita itu... sama seperti diriku, yang membedakan hanyalah rambut wanita itu berwarna cokelat agak pirang, sedangkan rambutku berwarna hitam legam. Seketika suaraku tercekat, buru-buru aku menutup mulut ku. Tapi pria langsung menyadari kehadiranku, dia lalu menatapku dengan lekat. Ada raut terkejut dan tidak percaya di wajahnya selama beberapa detik. Namun beberapa detik kemudian di wajah nya tergambar suatu kelegaan. Pria berpakaian kaos polos putih itu menatapku dengan wajah yang sulit kubaca, sudut bibirnya tertarik ke atas dengan samar, memperlihatkan senyuman licik yang membuat ku bergidik. Aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres, instingku menyuruhku untuk berlari. Dan saat pria itu mulai mendekatiku, aku langsung bangkit dan mulai berlari dengan sekuat tenaga. Untunglah kakiku tidak seperti tadi yang tidak bisa digerakkan, mungkin karna alarm tanda bahaya di otak ku menyala.

“Hei tunggu!"

Dengan terengah-engah berlari, aku menengok ke arah belakang dan menemukan pria itu sedang mengejarku. Alarm di otak ku semakin menyala tanda bahaya, pandanganku kembali mengarah ke depan melihat jalan mana yang bisa ku gunakan untuk kabur dari laki-laki itu. Aku tidak tahu dan tidak peduli berada dimana aku saat ini. Dadaku sudah mulai sesak, paru-paruku rasanya terbakar. Aku sudah tidak kuat berlari lagi...

“Hei!"

Sialan, pria itu masih tetap mengejarku ternyata. Kakiku masih terus berlari sesekali sambil melihat ke belakang dengan was-was, takut jika nantinya jarak pria itu sudah sangat dekat denganku. Saat aku kembali menatap ke depan, kepalaku tiba-tiba saja terbentur sesuatu dengan cukup keras yang membuat lariku terhenti seketika. Aku mengerang dengan mata terpejam ketika merasakan sengatan itu. Tanganku memegang kepalaku dan merasakan denyutan nyeri hebat. Penglihatanku mulai mengabur saat mencoba membuka mata.

Aku menabrak sebuah pohon besar ternyata. Aku mengerang, mataku kembali terpejam saat kembali merasakan sengatan nyeri itu. Aku merasa tubuhku akan jatuh ambruk ke tanah jika saja tidak ada lengan seseorang yang menangkapku.

Mataku kupaksa untuk terbuka saat mendengar bunyi seperti suara pintu mobil tertutup. Aku mencoba untuk memberontak, tapi apa daya denyutan di kepala membuatku tak kuasa dan pasrah. Samar-samar saat kesadaranku mulai tersedot dalam kegelapan, aku masih bisa mendengar suara-suara di sekelilingku.

“Kuburkan mayat nona Elena. Dan kuperingatkan kalian semua, jangan sampai ada yang tahu jika nona Elena sudah tiada, termasuk keluarganya sendiri. "

Aku ingin bertanya mengapa? Mengapa dia melakukan hal itu? Namun pertanyaan itu hanya mampu tertelan oleh benakku sebelum kesadaranku perlahan benar-benar menghilang.

The Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang