Ciuman yang menghujani tubuh Yeonjun itu memberikan banyak sekali afeksi. Rindunya terbalaskan oleh sang tambatan hati. Tangan besar Soobin mengelus paha mulus milik si manis yang menjadi miliknya sejak setengah tahun ini.
Keindahan yang terpancar dari Yeonjun adalah candu, morfin, yang dimana selalu membuatnya tak ingin jauh lama-lama. Soobin pemilik seorang Choi Yeonjun. Cinta yang terasa lengkap itu tentu sangat ia jaga baik-baik apalagi kedua orang tua Yeonjun telah mempercayakan putra semata wayangnya kepadanya.
Lenguhan, rasa panas, dan tetesan peluh menggantikan basahnya air yang masih belum mengering di tubuh Yeonjun. Kedua tangan Yeonjun meremas ujung sprei, Choi fuck Soobin melakukannya. Miliknya sudah menegang, Soobin lakukanlah dengan cepat, begitu pikir Yeonjun.
Jari telunjuk Soobin memasuki area Yeonjun yang dijaga sangat protektif. Soobin memasuki disertai membuat gerakan yang bertempo pelan namun sanggup mengundang desahan yang mengalun indah dan Soobin ingin mendengarnya di tiap detik ia bernapas. Oh shit, Yeonjunnya sudah basah dan sempit, inilah saat yang tepat.
Nama Soobin terpanggil dibumbuhi desahan dan erangan dari Yeonjun. Sialan! Soobin sudah gila menatap keelokan yang berada di bawahnya. Yeonjun benar-benar keindahan hakiki yang patut ia banggakan.
"Hyung, aku akan masuk," ujarnya.
Yeonjun mendesah sebelum ia melebarkan kedua kakinya di hadapan Soobin. Penyatuan itu membuat tubuh dalam Yeonjun seakan terkoyak. Perih, sakit, bahkan air mata telah berlinang dari netra kucingnya.
"Hyung, apakah sakit?" tanya Soobin disela-sela permainan panas mereka.
"I-ini s-sa—kit, Soobin," lirih Yeonjun.
Ini bukan pertama kalinya Yeonjun dan Soobin melakukan namun tetap saja Yeonjun masih tetap sempit bahkan milik Soobin terasa seperti dijepit olehnya. Soobin melakukan gerakan maju mundur meski bibirnya terus menghujani bibir ranum Yeonjun. Panas—begitulah suasana yang tergambar.
"A-aku ingh-in ke-keluar," tukas Yeonjun di tengah ciuman panasnya bersama Soobin.
"Kita keluarkan bersama, Hyung."
Kedua melakukannya secara bersama dengan lancar. Cairan lengket berwarna putih itu membasahi keduanya. Soobin menjatuhkan diri atas tubuh Yeonjun, penyatuan keduanya telah terlepas di bawah sana setidaknya sudah tidak membuat Yeonjun kesakitan lagi.
Soobin yang merasa jika posisinya memberatkan Yeonjun pun mengubah posisinya untuk terlentang di sebelah kanan si manis. Napasnya tersenggal-senggal, foreplay yang diinginkan keduanya telah berakhir. Benar-benar di luar nalar kedua sejoli.
Tangan Soobin menarik selimut yang sudah tergeletak mengenaskan di bawah ranjang. Proporsi indah ini tentu harus dilindungi. Kemudian ia menyelimuti tubuh lelah Yeonjun yang sudah terlelap.
Dikecupnya lama dan lembut kening Yeonjun yang masih penuh peluh akibat permainan keduanya malam ini. "Selamat tidur, baby hyung. I promise, I will keep you warm and we always be together. I love you, Choi Yeonjun," ujarnya lalu memposisikan diri untuk memeluk Yeonjun.
Baru beberapa detik mata Soobin terpejam, tubuhnya menggeliat. Ya dia geli karena Yeonjun di atasnya. Tatapan Yeonjun sangat polos dan jernih bahkan Soobin yang masih samar-samar membetulkan penglihatannya itu dapat melihat pancaran yang bersumber dari netra kecoklatan milik si manis.
"Soobin, boleh aku membersihkannya?" tanya Yeonjun polos dengan tatapannya yang terfokus pada dada bidang Soobin.
Soobin tertawa sejenak. "Ya lakukanlah. Ini milikmu, bukan? Lakukan semaumu, baby hyung," balas Soobin sembari tangannya menyingkirkan poni milik Yeonjun yang menutupi dahi.
Sang surya telah menampakkan binarnya, membangunkan seluruh raga dan jiwa yang masih betah berkelung namun sang surya tentu tidak bisa mengizinkan perihal haram itu untuk seluruh penghuni bentala. Karsa Yeonjun bangkit untuk melakukan kewajibannya. Pendar mentari terus saja mengusiknya.
Raganya yang perlahan bangkit agar tidak membangunkan si gagah. Gerakan yang hampir berhasil bangun itu dijatuhkan akibat tarikan dari si gagah. Yeonjun meronta minta dilepaskan namun tidak dikabulkan.
"Bangun, Soobin. Aku belum menyiapkan sarapan untuk kita," protesnya. "Aku sudah membuatkanmu kaldu sapi semalam dan kau menginginkannya 'kan? Jadi lepaskan aku, aku harus menyiapkannya untukmu."
"Aku menginginkanmu bukan kaldu sapi, Hyung." tukas Soobin yang mengeratkan pelukannya di tubuh Yeonjun dan sesekali mengecup bahu dan leher Yeonjun yang tidak tertutupi sehelai benang pun.
"Ck, apa sih? Gombal terus! Ayo lepaskan aku atau—"
"Morning kiss baru kulepaskan kau."
Yeonjun membuang napasnya kasar, dan berkata, "Ck, iya, iya!"
Kecupan Yeonjun mendarat mulus dari dahi, kedua kelopak mata, kedua pipi Soobin dan berakhir di bibir Soobin. Ya karena pada dasarnya Soobin jahil maka tangan kanannya menahan tengkuk Yeonjun dan memperdalam morning kiss itu. Kedua netra Yeonjun membelalak kala Soobin mulai meminta lebih, Soobin iblis.
Jika tangan Yeonjun tidak mencubit pinggang Soobin kemungkinan ronde kesekian kali akan terjadi. Yeonjun segera bangkit dan menuruni ranjang serta pergi keluar dari kamar sembari membawa piyamanya. Soobin hanya menatap bagaimana bagian belakang indah Yeonjun memunggunginya baru saja, senyumnya terulas mengingat punggung itu menghadap ke atas akibat Yeonjun menungging karena permainannya.
Sungguh tidak waras, Soobin membayangkan hal indah itu terjadi hanya dalam satu malam. Yeonjun benar-benar mahakarya Sang Kuasa yang sempurna mengalahkan swastamita. Ia pun dibuat jatuh cinta berkali-kali oleh Yeonjun.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
everythings on me, it's yours✓
Fanfictiontwoshoot // 🔞 // nsfw // mature content Ketika kerinduan hanya sehari tetapi terasa seperti sepuluh tahun. ©2020, by soojunite