01 - Fast-Handed

3K 108 1
                                    












#JAEHYUN : It has begun, the story like a movie, where I can do this all day long.














Yeri perlahan membuka matanya yang bahkan ia tidak tahu sejak kapan kedua atensinya itu tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Yeri perlahan membuka matanya yang bahkan ia tidak tahu sejak kapan kedua atensinya itu tertutup. Di ujung matanya menjadi sarang kotoran yang membuatnya harus mengucek mata dahulu agar dapat membuka matanya dengan leluasa.

Samar-samar ia mendengar deru nafas lembut dari sampingnya berbaring, pria dewasa yang begitu rupawan nampaknya tertidur dengan pulas dengan tangan yang sebagai bantal untuk kepalanya sendiri. Posisinya duduk di kursi dan seakan-akan ia sedang menunggu Yeri yang tertidur diatas ranjang untuk segera siuman.

Yeri tidak mengenali orang di sampingnya ini, begitu pula dengan suasana kamar ini. Tiba-tiba rasa haus menyerang kerongkongannya dan mendorong tubuhnya untuk bangkit dan mencari air. Namun baru sedikit ia menggerakkan kakinya, ia merasakan rasa sakit yang luar biasa pada betisnya hingga membuatnya memekik secara tak sengaja.

"Aw!"

Pria di sampingnya nampaknya terbangun karena pekikannya barusan. Yeri terdiam, menunggu apa yang akan dilakukan pria itu setelah ini.

"Oh?"

Sebuah celetukan darinya membuat Yeri mendengus lega. Ia menyingkirkan selimut yang menutupi kakinya.

Astaga, perban yang sudah tembus warna merah itu tengah membalut kakinya. Yeri berpikir; dengan darah sebanyak ini, apakah aku patah tulang?

"Selamat pagi, Nona."

Yeri mendecak. Bukan saatnya pria itu mengatakan selamat pagi padanya. Harusnya pria itu segera menjelaskan apa yang terjadi dengannya sampai kakinya seperti ini.

"Kau tidak mengganti perbanku? Kau tidak lihat perban ini sudah tidak bisa menampung darah kakiku yang tembus ke sprei?!"

Pria itu bangkit dengan terburu-buru dan mengambil kotak P3K disampingnya.

"Maafkan saya..." lirihnya. Ia mengangkat kaki Yeri perlahan yang membuat Yeri menjerit kesakitan.

Yeri menatap kesal pria dihadapannya ini.

"Siapa namamu?"

"Anda dapat memanggil saya Doyoung saja."

"Nama lengkapmu."

"Kim Doyoung."

"Kenapa kau memanggilku dengan embel-embel 'Nona'? Memangnya siapa namak-- Aw!"

Yeri meringis pelan saat Doyoung memasangkan perban itu erat-erat. Nampaknya ia harus menjaga sikapnya walau dipanggil 'Nona'.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In: AffairsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang