* CHANSOO AU *
* MAN X BOY *
WARNING: Harap perhatikan font-nya. Cerita ini mungkin akan sedikit membingungkan.
"Kyungsoo-ya."
Seorang pria berperawakan mungil mengangkat kepalanya, memandang bingung pada uluran tangan besar di depannya.
'Apa ia mengenalku? Tapi mengapa wajahnya membuatku ingin menangis? Sebuah kisah sedih pasti tercipta dari wajah tampannya,' batin Kyungsoo tampak berpikir keras. Sang pria besar mengernyitkan keningnya, merasa ditolak, namun justru terhibur dibanding kecewa."Kyungsoo-ya, ayo pergi!" serunya lagi sembari menarik kedua tangan Kyungsoo.
"Tapi aku kan tidak bisa berj-" Kyungsoo tak dapat meneruskan perkataannya karena pria tadi langsung menggiringnya untuk berlari bersamanya. Kyungsoo tak tahu apakah harus tertawa atau menangis, saat ia mulai menyadari jika saat ini ia pasti tengah bermimpi. Lalu memutuskan untuk menikmatinya, paling tidak ia bisa merasakannya, meski hanya di alam mimpi.
Sebuah padang rumput yang luas menyambutnya, dengan cahaya jingga yang terlihat indah dan menenangkan. Pria besar tadi melepaskan genggaman tangannya padanya, dan Kyungsoo langsung merasa kehilangan. Bukan hanya takut terjatuh, tapi juga takut ditinggalkan. Seumur hidupnya, Kyungsoo selalu ditinggalkan orang-orang tersayang. Pria ini, meski Kyungsoo tak yakin telah mengenalnya, tapi ia merasa nyaman dan bahagia hanya karena bisa melihatnya.
Pria itu berlari ke bawah sebuah pohon beringin besar di tengah padang itu. Melambai-lambaikan tangannya pada Kyungsoo yang hanya terpaku sejak tadi. Dengan ragu Kyungsoo mengangkat kaki kanannya dan mencoba melangkah. Merasa bodoh karena masih saja takut terjatuh di alam mimpinya. Ini mimpi, hal buruk apa yang mungkin akan terjadi padanya?
Kyungsoo berlari dengan riangnya, bak anak kecil yang baru saja bisa berjalan. Ia memutari padang itu dan mengindahkan panggilan pria tadi, yang masih terus memanggilnya dengan cemas.
"Kyungsoo-ya, kemarilah! Tolong jangan berlari lagi, aku takut kau terjatuh," jeritnya yang tak didengar oleh Kyungsoo yang masih saja berlari tanpa tahu arah.
"Kyungsoo! Kyungsoo-ya!"
"Kyungsoo-ya. Kyungsoo-ya." Seorang gadis tampak mengelus rambut Kyungsoo yang tertidur di atas sofa dengan buku tebal di pelukannya.
"Maafkan aku pulang terlambat lagi, Kyungsoo-ya," bisiknya sebelum beranjak ke kamar.Kyungsoo terbangun setelahnya, menggeliat sebentar dan menyadari sesuatu lalu berteriak,
"Nuna! Apa kau sudah pulang?" Sang kakak perempuan hanya menjawabnya dengan gumaman. "Kenapa kau tak bangunkan aku? Mau aku buatkan sesuatu?""Tidak usah, kau pasti lelah. Setelah mandi nuna akan membantumu pindah ke kamar, ya?!" ujarnya turut berteriak.
"Aku bisa pindah sendiri, Nuna. Nuna istirahatlah, nuna pasti lebih lelah daripada aku," Kyungsoo berujar manja.
"Kau marah?" Kakaknya kembali menghampiri setelah mengganti bajunya. "Maaf nuna selalu pulang terlambat akhir-akhir ini. Tapi besok nuna libur, kita akan ke tempat terapi dan bertemu dengan dokter Kim yang tampan," guraunya sambil mencolek pipi tembam sang adik.
"Apa Nuna tidak lelah? Sebaiknya besok Nuna tidur atau pergi bersenang-senang dengan teman, atau mungkin berkencan. Kenapa Nuna merelakan sehari liburmu yang berharga untuk menemaniku terapi?" Kyungsoo menunduk sedih dan memainkan benang pada bantal sofanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Face
FanfictionLumpuh dan cengeng tak menghentikannya menjadi seorang pahlawan untuk kakak perempuannya. Dengan alasan sederhana -tak ingin kakaknya kehilangan pekerjaan-. Ia mulai terbiasa melindungi pasien kakaknya yang merepotkan, dan terkadang, membahayakan.