good bye

7 2 0
                                    


Just oneshoot

_________________

Netra sehitam malam menatap sendu hamparan rumput luas. Surai pink sosok gadis berkibar menerpa wajah Sasuke. Aroma mawar mengguar menjelajah rongga hidung Sasuke.

"Jangan hanya berdiam diri, makanlah"

"Tidak" Sang gadis menghela nafas, di genggamnya jemari jemari milik Sasuke. Tatapannya beralih pada netra zambrud milik sang gadis.

"Jangan seperti itu.. Aku tau kita akan berpisah, namun bukan berarti hati kita berpisah bukan?"

Sasuke terdiam, ditatapnya pucuk kepala sang gadis musim semi. Sakura Haruno, nama gadis musim semi yang kini menyandang status sebagai kekasih dari Uchiha Sasuke.

Benar apa kata Sakura, perbedaan jarak bukan berarti hati mereka benar benar berpisah. Namun... Sasuke tetaplah Sasuke.

Darah Uchiha mengalir deras dalam diri pemuda ikemen itu. Uchiha, sebuah klan dengan ciri khas tersendiri. Tsundere serta tak ingin kalah berdebat adalah dua contoh sifat pokok Uchiha.

"Aku tak ingin kita berpisah"

"Kau pikir aku ingin berpisah darimu begitu? Big no, kau salah besar, ini semua demi karirku, Sasuke, mengertilah"

"Bukahnkah ada Universitas kedokteran di Konoha? Mengapa harus pergi ke Otogakure?"

Sakura menghela nafas, lusa akan diadakan perpisahan demi melanjutkan ke jenjang pilihan masing masing. Bukannya Sakura ingin meninggalkan Sasuke, hanya saja-- Universitas Kedokteran Otogakure jauh lebih baik di banding Universitas Kedokteran Konoha.

"Kau sudah dewasa Sasuke, berpikirlah bijak, kau juga harus membantu paman Fugaku dalam mengolah saham bukan?"

"Sudah ada Itachi"

Untuk kedua kalinya Sakura menghela nafas panjang. Menghadapi sosok Sasuke dengan mood hancur tidak mudah dilakukan.

"Jangan seperti itu... Kasihan kak Itachi, ia juga harus mengurus skripsi bukan?"

"Aku tidak peduli"

"Sasuke!"

Kedua alis Sasuke menaut, ini pertama kalinya Sakura meninggikan suara "kau membentakku?"

"Iya, masalah untukmu? Kau sudah dewasa Sasuke. Jangan berpikir seperti anak TK yang hanya ingin kemauannya di turuti tanpa memikirkan keadaan orang tuanya"

Sakura mulai beranjak, menepuk nepuk pelan rok merah maroon dengan renda dibawahnya guna membersihkan debu.

"Kau ingin kemana? Kau marah?"

Sakura menggeleng "aku ingin pulang. Pesanku.. Kau harus bisa berpikir dewasa Sasuke. Sampai jumpa lusa"

Sepeninggal Sakura, Sasuke terdiam. Berpikir dewasa, itu artinya ia harus merelakan Sakura yang ingin mengambil jenjang kedokteran?

Sasuke menghembuskan nafas pasrah. Pikirannya kalut, antara ingin bersama Sakura atau tetap tinggal di Konoha.

Di tinggalkan sosok berharga dalam dirimu bukanlah suatu hal yang mudah. Sasuke paham betul apa yang dirasakan Sakura selama ini, hidup dalam kesepian tanpa sosok keluarga pendamping. Ya, Sakura adalah anak yatim piatu.

"Aku... Hanya ingin melaksanakan kewajibanku sesungguhnya" Semenjak kematian kedua orang tua Sakura hanya Sasuke yang selalu ada disisi Sakura.

Suka dan duka mereka lewati bersama. Bukan tanpa alasan Sasuke tak merelakan kepergian Sakura untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, Sasuke hanya ingin melindungi Sakura, Sakura adalah sesuatu yang harus Sasuke jaga. Apakah itu salah?

"Kupikir aku memang harus merelakan Sakura. Merelakan dalam artian membiarkannya melanjutkan pendidikan di Otogakure tanpa pengawasanku"

Sasuke bangkit berdiri, melakukan sama seperti yang Sakura lakukan tadi. Menepuk nepuk perlahan celana jeans hitam guna menghalau debu dan mulai berjalan meninggalkan hamparan rumput penuh kuntum bunga sakura. Bulan ini adalah musim semi, kuntum kuntum berbagai bunga berguguran, khususnya bunga Sakura.

***

Hari perpisahan telah tiba, dengan berbekal topi toga Sasuke terus melangkah, mengecek ruangan per ruangan yang tersedia di sekolah tempat ia menimba ilmu selama tiga tahun ini.

Netra sehitam malamnya menelisik ke berbagai arah, mencoba mencari sosok gadis musim semi yang sebentar lagi berpisah dengannya.

Sasuke telah memantapkan hati, ia akan merelakan sang gadis pergi jauh demi menimba ilmu tanpa sepengawasan dirinya.

"Apa yang kau cari Sasuke?" Sasuke menoleh, menatap sosok Shikamaru yang kini berdiri di hadapannya sembari menggenggam ijasah.

"Jika kau mencari Sakura, pergilah ke stasiun Konoha. Ia menunggumu"

Sasuke segera berlari tergesa gesa. Stasiun Konoha dengan akademi tempat ia menimba ilmu cukuplah dekat.

"Maaf, sertakan KTP sebelum masuk" Sasuke menggeleng, ia benar benar harus menemui Sakura meski untuk terakhir kalinya.

"Maaf, aku buru buru" Demi menghindari sang petugas Sasuke menerobos segerombol orang. Maki makian tak ia pedulikan, ia terus melangkah, hingga netrannya menemukan sosok yang ia cari.

Sakura tengah duduk sembari mengelus kuncup bunga sakura.

"Sakura.."

"Kau datang?"

Grep

Pelukan hangat Sakura dapat, emerladnya membulat terkejut. "Mengapa kau tak memberitauku kau akan berangkat sekarang?"

"M- maaf, kupikir kau tak akan mengijinkanku"

"Bodoh! Meski berat aku akan mengijinkan demi masa depanmu"

DEG

"S- sasuke?" Pemuda dengan rambut emo tersebut melepaskan pelukannya. Dielusnya pucuk kepala Sakura.

"Aku akan tetap mengijinkanmu asal itu baik untukmu"

"Ta-"

"Cinta bukan berarti aku harus berada disisimu. Meski jarak memisahkan kita, hati kita tak akan pernah terpisah" Ujar Sasuke tanpa jeda sedikit pun.

"Jadi kau--"

"Ya, aku mengijinkanmu"

Liquid bening menetes perlahan dari ujung mata Sakura. Berat rasanya apa bila harus berpisah dengan Sasuke, namun bagaimana lagi? Demi pendidikan ia harus berpisah dengan Sasuke.

"Jangan menangis, aku akan tetap menunggumu dengan hati yang sama" Ibu jari Sasuke mengusap lembut pipi Sakura.

"S- sasuke hiks"

"Jangan menangis, lihat? Kereta yang kau nanti telah tiba. Pergilah" Netra berkaca kaca Sakura menoleh seuai arah yang ditunjuk Sasuke. Kereta dengan corak animasi datang, membunyikan klakson memekakkan telinga hingga berhenti tepat di hadapan Sakura.

"Pergilah"

"T- tapi.."

"Tidak ada tapi, percayalah bahwa hatiku hanya untukmu seorang, Sakura"

Grepp

"Biarkan seperti ini dulu, aku tak sanggup kehilanganmu" Sasuke menggeleng perlahan, berusaha menghalau tetesan liquid. Tidak ada sejarahnya lelaki menangis dihadapan perempuan.

"Aku... Akan kembali" Sang gadis mulai melangkah sembari menyeret koper berisi pakaian.

Kereta mulai berjalan, sosok Sasuke telah jauh dari jangkauan mata Sakura.

'Kau tak perlu risau Sakura, hatiku hanya tetap untukmu'

꧁end꧂

_______________________
Happy birthday Sasuke Uchiha🐣

Kubuat khusus untuk kado buat Sasuke dari saya sebagai fans🐣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

good byeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang