White Wizard

76 11 29
                                    

Suara hujan yang deras membuatku terbangun. Aku melihat sekelilingku sebuah ruangan gelap yang hanya ada satu jendela yang menerangi ku dan terlihat diluar sana hujan deras.

"Argh.."

Aku mencoba berdiri dari tempat tidur yang terbuat dari kayu ini dan seketika aku merasakan rasa sakit yang sangat perih sekali,aku melihat tubuhku dan ternyata seluruh tubuhku ditutupi oleh perban.Aku tidak tahu kenapa aku bisa mendapatkan luka ini dan lagipula,kenapa aku bisa berada disini?.Disaat aku bersuara karna mencoba bergerak aku mendengar langkah kaki mendekat kearah tempatku tidur.

Sebuah bayangan besar berdiri di depan pintu masuk kedalam ruangan ku.Dia perlahan berjalan mendekat kearahku dan dia mengucapkan suatu kata-kata yang tidak kumengerti,suara yang sangat lembut dan penuh kasih sayang dan seketika sebuah cahaya yang hangat dan menenangkan perasaan ini muncul dari tangan kiri nya.Dia mendekatkan tangan kiri yang dipenuhi oleh cahaya tersebut kearah lentera yang dipegang tangan kanannya.Seketika,lentera tersebut menjadi terang dan tangan kiri yang awalnya bercahaya perlahan meredup.Aku cukup terkejut melihat pemandangan yang berada didepan mataku tapi aku tidak bisa berkata apa-apa seakan orang dibalik jubah ini bukanlah orang yang jahat.

"Jangan terlalu banyak bergerak dulu,nanti lukamu bisa terbuka." Sahutnya dengan lembut dan aku menyadari kalau orang dibalik jubah ini adalah seorang wanita dan disaat dia meletakkan lentera yang tengah dia pegang di atas meja kecil yang bahannya sama-sama terbuat dengan kayu dia membuka tutup jubahnya dan terlihat rambut perak keluar dari jubah yang basah tersebut.

"Kenapa aku bisa berada disini?" Tanyaku dengan suara yang terbata-bata kepada wanita berambut perak yang tengah berdiri disebelah kiriku.Dia hanya diam dan tidak membalas pertanyaanku dan pergi keluar dari ruangan yang kutempati.Aku merasa kalau dia orang yang dingin tapi,suaranya menandakan kalau dia bukan orang seperti itu.Mungkin,dia tidak ingin mendekati orang asing yang penuh luka seperti ku ini.Tak lama setelah itu,dia kembali sambil membawa makanan dan kali ini dia sudah melepas jubahnya yang basah tersebut.

"Aku akan membantu mu untuk berdiri"

Dia meletakkan makanan tersebut tepat disebelah ku sembari menolongku berdiri.

Setelah itu dia menyuap makanan dan meniupnya dengan perlahan dan mengarahkan sendok kayu tersebut kearahku.

"Makanlah...Sudah tiga hari kamu berbaring,dan sepertinya kondisimu perlahan mulai membaik."

Aku mendekatkan mulutku dan menyantap makanan yang ada di sendok tersebut.Ini pertama kalinya aku memakan makanan ini dan aku bisa mengatakan ini sangat lezat.

"Bagaimana?"

"Ini lumayan enak...terimakasih sudah menyuapi ku."

Aku menghabiskan makanan dia membantu ku meminum air berwarna hijau tersebut.Tanpa banyak tanya aku pun meminumnya dengan bantuan darinya dan ternyata air berwarna hijau ini sangat pahit sekali sampai-sampai menghilangkan cita rasa makanan yang baru saja kusantap tersebut.

"Pahit sekali..."

"Tahan saja...ini adalah ramuan untuk mempercepat penyembuhanmu."

Ketika aku mendengar hal itu aku akhirnya mengerti satu hal tentang dirinya dia bukanlah orang yang dingin.Selama aku memikirkan hal itu minuman yang awalnya pahit tersebut perlahan mulai tidak kurasakan rasanya mungkin karna aku mengalihkan perhatianku yang menyebabkan air berwarna hijau ini tidak berasa.

"Aku menemukanmu penuh dengan luka di pinggir sungai yang jaraknya tak jauh dari sini ketika aku tengah mengambil air."

"Kenapa aku bisa berada disana?" Tanyaku kepada diriku sambil melihat tubuhku yang dipenuhi oleh perban.Gadis yang berada disebelahku pun menatapku dengan bingung karna aku mengucapkan kata-kata tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

White WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang