prolog

144 20 5
                                    

'Kita akan bertemu kembali suatu saat nanti. Tunggu aku, aku akan kembali untukmu'

____________________

Hidup di dalam pararel kebencian bukanlah suatu hal yang mudah. Dijauhi, dibiarkan terkapar tanpa sosok teman, terkucilkan, sebegitu besarnya kah kesalahan yang ia lakukan?

Namun kesalahan apa yang ia lakukan? Apakah hanya dengan mengatakan isi mimpi mampu di sebut suatu kesalahan?

Dulu ia hanya gadis polos yang selalu berceloteh mengenai mimpi seperti anak sepantarannya. Namun apakah itu salah?

Dikucilkan hanya karena mimpi, sungguh munafik.

Sosok Sarada telah hilang, tidak ada lagi Sarada Uchiha dengan senyuman manis, meski begitu raut wajah lusuhnya mampu mengundang perhatian sebagian kaum lelaki.

Ia bukan Cinderella yang akan tetap tersenyum dengan penderitaan diatas bahu gadis itu, ia bukan sosok pemeran film yang akan tetap tersenyum meski berulang kali disakiti.

Ia bukan orang bodoh yang akan mengharapkan mereka untuk kembali dan menerima dirinya dengan kemampuan di luar nalar.

"Ha- ah.." Untuk kesekian kalinya Sang gadis terbangun tepat pada pukul dua dini hari dengan dahi bercucuran peluh. Lagi lagi ia bermimpi mengenai sosok lelaki dengan jubah putih lusuh serta kuda hitam.

Menurut artikel yang pernah ia baca, jika memimpikan sesuatu berulang kali maka akan benar benar terjadi, lalu siapa sosok yang selama ini hadir dalam mimpinya? Ataukah itu semacan mitologi?

Mitologi adalah suatu kepercayaan yang hingga kini dipegang teguh oleh masyarakat Konoha, meski begitu Sarada tak harus percaya bukan?

Bagi Sarada mitologi hanyalah karangan semata. Dan mitologi tak akan ada sangkut pautnya dengan mimpi.

Mata terasa berat, secara raga Sarada lelah setelah menyelesaikan setumpuk tugas sialan, namun mengapa kantuk tak juga menyapa?

Selalu saja seperti ini dan akan berakhir datang ke sekolah dengan lingkaran hitam.

Sarada menghembuskan nafas pasrah, tenggorokannya kering, ia butuh minum sekarang.

'Kita akan bertemu kembali suatu saat nanti, tunggu aku, aku akan kembali untukmu' kata kata itu melintas dalam benak Sarada. Kembali? Siapa yang akan kembali?

Lelaki pirang berjubah putih lusuh dan berkuda hitam.. Siapa dia?

Ataukah ini semacam teori?

Brakk

Angin berhembus kencang, membuka kasar jendela kaca  berlapis kayu.

Bukan rumah tingkat yang menjadi wewenang perlindungan Sarada, melainkan hanya rumah sempit berukuran 200 × 300 meter. Sempit memang, namun setidaknya mampu memberikan wewenang perlindungan serta kenyamanan tersendiri pada sang pemilik.

Hawa mengerikan menusuk pori pori Sarada, dengan segera gadis dengan surai hitam legam itu menutup rapat rapat jendela berlapis kayu tersebut.

Ia memutuskan untuk kembali ke kamar, mencoba memejamkan mata namun nihil, bayang bayang lelaki dengan jubah putih lusuh menghantui pikirannya.

'Siapa pun kau, kumohon berhenti hadir dalam mimpiku'

'Aku akan tetap hadir, tunggulah sebentar lagi, aku akan berjuang kembali demi dirimu'

.
.
.
.
.
.

____________________________

Tbc. Maaf untuk typonya, saya masih pemula.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang