1%

18 3 7
                                    

Allahuakbar allahuakbar

12:00

"Udah adzan, mau ke mushola bareng gak?"

Adzan dzuhur sudah berkumandang dan aku masih dengan posisi yang sama alias mengerjakan tugas fisika. Aku tidak berbohong, sungguh ini sulit sekali untuk ukuran otak ku yang pas - pas an.

Seseorang menyentil telingaku, tidak sakit tapi cukup merah

"gue di kacangin anjir, mau bareng gak?!"
Cinta evelyn– orang yang kalo ngomong gabisa nyantai

"apasih ta, galiat gue lagi ngapain? Duluan aja sana"

Tuk

"aww siap–

"sepenting apapun pekerjaan solat jangan di tunda, sana"ucap lelaki tinggi dengan senyum manis khasnya

"e-eh? Iya iya solat nih"

Aku keluar dengan muka masam, iya dia ga salah sih tapi cuma kesal aja. Tadi cinta sekarang di– hmm jeno.

"giliran jeno yang ngomong aja langsung gerak cepat"gadis dengan rambut hitam panjang itu mencibir

"ya bukan gitu, malu sama dia kalo ga solat"jawabku

Kami berjalan beriringan ke mushola tidak lupa mengambil wudhu di sebrang mushola itu, menyebalkan sekali. Bukan mengambil wudhu yang membuatku sebal, hanya saja banyak laki laki berlalu lalang di sana. Tidak sekali dua kali aku tersentuh mereka dan berakhir dengan mengambil air wudhu ulang.

Kami sudah mengerjakan solat dzuhur dengan sedikit tragedi tadi. Ya, cinta. Dia terpeleset di depan mushola, bukan hanya terpeleset dia sampai terjatuh. Memalukan sekali.

"lucu banget sih, sampe jatoh pula" gelakku. Aku masih tidak bisa berhenti tertawa pasalnya gadis yang lebih tinggi dariku itu terjatuh dengan keadaan split dan di tonton banyak murid

"ngeselin lo ah, sial malu banget nih gue"keluhnya dengan menutup kedua wajahnya yang memerah

Aku tidak bisa membayangkan betapa malunya dia

~~

Setelah dari mushola, aku dan cinta berencana ke kantin terlebih dahulu. Abis mengerjakan tugas rasanya perutku lapar sekali

Padahal yang kerja otak bukan perut

Tapi tetap saja.

Bahkan tugasku saja belum selesai

Ada yang mengatakan, otak tidak akan berfungsi jika kita lapar

Jangan salahkan aku, aku hanya mencontohnya.

"ndaa buruan makannya"tegas gadis itu dengan wajah yang masih tertekuk, ya wajar saja.

Aku dengan cepat menghabiskan seporsi mie ayam karena cinta terus mendesakku menghabiskannya, dan juga karena lapar.

Aku dan cinta bergegas ke kelas karena bel istirahat sudah cukup lama berbunyi dan tugasku belum juga selesai. Mati aku

Kami sudah sampai di depan kelas dan dugaanku benar, pak effendi– guru terkiller diantara guru killer yang lain, sudah ada di mejanya, bayangkan saja

"assalamualaikum pak, maaf kita terlambat"ucap ku

"tidak dengar bunyi bel atau telinga kalian bermasalah?"tanya guru berkumis tebal tersebut

"y-ya ini pak, nanda solatnya khusuk bener"

Aku melotot, teganya dia membawa bawa namaku, kenapa tidak dirinya saja. Cinta sudah gila

Dan murid yang lain hanya menahan tawa

"duduk cepat"
Dan tanpa babibu lagi kami langsung ke tempat duduk

"tugas fisika, kumpulkan!"
Tamat aku

"ta gimana? Tugas gue kan belom"bisikku

"nah mampos lo, gue ga ikutan ya"

Aku mengumpat tertahan di dalam hati, cinta sangat menyebalkan

"LOH KOK SUDAH?!"aku terkejut, sangat terkejut. Tugas yang tadi baru setengah sekarang sudah selesai, waw luar biasa. Apakah hantu? Terima kasih.

"ANANDA!! Jika mau berisik silahkan keluar!"tegas pak effendi
Aku hanya menggeleng, masih shock.

Seperti biasa, pelajaran berjalan dengan biasa saja

"sampai sini saja pelajaran kita hari ini, terima kasih" Pamit pak kumis

"kaget banget ya tadi sampe teriak gitu?"

"j-jeno? Kok muncul tiba - tiba sih?!"geramku dia hanya terkekeh

Hmmm manis

"yang ngerjain tugas kamu itu aku"bisiknya

"ha beneran? Baik banget, makasih yaa"

Jeno penyelamatku dari hukuman pak effendi, pengen meluk rasanya

"tapi gak gratis, pulang bareng aku"

Lah?!

"satu lagi, ga nerima penolakan"setelah ngomong itu dia langsung pergi, ga nanya dulu jantung aku gimana? Hmm ngomong - ngomong, aku suka jeno udah lama. Tau kan rasanya di ajak orang yang di suka jalan?

Aku memasukkan buku - buku ke dalam tas, belum jalan aja udah berdebar gimana nanti, semoga dia hanya mengantarku pulang .

tapi pengennya keliling kota dulu sih, kapan lagi ya kan

"lama ga nunggunya"

"ngga kok, cuma rada mau mati rasa aja ni kaki" jeno terkekeh kecil "maaf nda, ayo naik"

aku menaikki motor jeno yang bisa dibilang cukup tinggi, entah motornya yang tinggi atau akunya yang terlalu pendek

"aku jalan ya" izinnya, cukup manis untuk ukuran cowo seperti lee jeno ini

"mau kemana jen?" aku bertanya sebagai pemanis karna cukup hening dan awkward

"ke gereja nda, mau izin ke tuhan"

"izin apa?" aku bertanya sekali









bolehkah aku mencintai orang yang bukan umatnya

~

mohon maaf apabila ada kesamaan tokoh, nama, latar, tempat dan alur.

mohon bijak dalam membaca dan berkomentar

Thanks for everything, Lee jeno.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang