KW #2

5 0 0
                                    

Setelah lebih dari setengah hari menjalani rutinitas sebagai siswa, tibalah waktunya seluruh siswa SMA Abdi Negara berkemas untuk segera pulang. Tetapi, ada saja yang masih berada dilingkungan sekolah karena mengikuti kegiatan ekstra kulikular, ada yg tidak langsung pulang karena memiliki janji pergi bersama pasangan guna melepas rindu? Dan ada juga yg pergi bersama teman-temannya untuk merefresh otak yang sedari pagi sudah bertempur dengan rumus-rumus dan teori sekedar pergi belanja kepusat perbelanjaan atau nongkrong di kafe dan coffer shop.

Sama halnya dengan Langit dan Alana, yang sekarang sedang menuju ke coffee shop langganan mereka karena hari ini mereka mempunyai janji bersama Yusuf dan Redi, teman sekelas Langit untuk membicarakan perihal rencana kejutan ulang tahun untuk Syahira (Sasa), kekasih Redi yang akan diadakan minggu depan tepatnya dihari Minggu.
"Mana dah si Langit, lama amat" ucap redi dengan gusar sambil mondar-mandir dengan tangan dipinggang. Yusuf yang melihatnya pun jengah karena baru sepuluh detik yang lalu Redi berkata seperti itu.
"Lo kalo nggak bisa duduk, gua cabut nih. Kita baru nunggu lima menit dan lo udah hampir tujuh kali ngomong gitu." jawab yusuf sembari berdiri dari duduknya. "Duduk lo!" perintahnya kemudian. "Iya, elah. Galak lo kaya guru BK." sungut redi kemudian duduk.

10 menit berlalu..
Langit dan Alana terlihat memasuki coffee shop dan berjalan ke arah Redi dan Yusuf yg langsung disambut omelan dari Redi.
"Gila lu ya Lang, hampir seabad gua nunggu ampe seragam gua kucel gini." omel Redi kepada dua manusia didepannya.
"Heh, berani lo ya marahin cowo gua. Duduk lo!" potong Alana ketika Redi hendak melanjutkan omelannya.
"Mampus!" sambung Yusuf.
"Santai bro, gua sama Alana mampir ke butik ngecek pesenan lo buat Sasa." ucap Langit menjelaskan sambil beranjak duduk dan menyaut Caramel Latte milik Yusuf lalu diminum.
"Kebiasaan si monyet ngambil hak orang lain." protes Yusuf pada Langit.
"Yaa ampun Umi Abi gua bener-bener gercep nyiapin surprise ini, terharu gua bro, thanks ya?" ucap redi lalu menyalimi tangan Langit dan Alana satu persatu.
"Lo nggak ada rencana ngambilin gua kursi, Re?" tanya alana pada Redi setelah ia menyalaminya, karena Alana masih berdiri.
Ketika Redi hendak berjalan mengambil kursi, ditahan oleh Langit. "Gua aja Re, cewe gua ini." pinta Langit kepada Redi.
"Hehe, aku kode sih tadi, peka juga." ucap alana sambil nyengir menunjukkan deretan giginya pada Langit. "Udah nggak usah ketawa, gigi kamu ada cabenya tuh." ucap Langit sembari pergi mengambil kursi lalu menggeret kedekat Alana. "Nggak lucu Langit!" sungut alana kemudian. Memang keduanya tidak bisa barang sehari saja tidak adu mulut. Redi dan Yusuf tertawa terbahak melihat wajah kesal Alana. "Dah duduk, mau pesen apa? Aku pesenin kesana." ucap Langit setelah Alana duduk. "Biasa, Lemon tea nggak pake gula sama roti bakar keju." ucap alana. Tanpa menjawab Langit segera pergi menuju tempat bar tender berada.

"Jadi lo punya rencana apa, Al?" tanya Yusuf ke Alanan "Gua mau tau pendapat cewek bagusnya gimana kalo kasih surprise." imbuhnya lagi.
Redi hanya angguk-angguk saja, karna jujur ini kali pertama baginya memberi kejutan ulang tahun kepada pasangannya.
"Kalo menurut gua, kita kasih surprise nya dirumah doi aja, soalnya" ucapan Alana terpotong karna Redi menyahutnya. "Gua kurang setuju, Al. Kaya nggak modal banget gua kalo dirumahnya mah" protes Redi pada Alana dengan mimik wajah menekuk pertanda bahwa ia tidak setuju. "Dengerin dulu kutu, dengerin sampe selesai." seloroh Langit yang baru datang lalu menoyor kepala Redi kemudian duduk disebelah Alana. "Tau dah Redi ngacau." sahut Yusuf.
Alana hanya menggelengkan kepalanya lalu menarik nafas panjang kemudian melanjutnya pembicaraannya. "Jadi gini Re, Suf kita kasih kejutan Sasa dirumahnya aja, itu kan hari minggu otomatis orang tua Sasa dirumah dong, sekalian aja kita bikin orang tua Sasa kaget juga, biar ada kesannya gitu." Jelas Alana.
"Jadi orang tuanya si Sasa nggak ikutan kerja sama bareng kita nih?" tanya Yusuf bingung.
"Nggak usah sih kalo menurut gua, jadi biar orang tuanya tuh ngerasa kaya di surprisein juga gitu loh, bakal seru sih kaya nya. Lo bayangin dah Re, mereka lagi ngumpul diruang keluarga tiba-tiba lo masuk kasih surprise ke anak mereka yang lagi ulang tahun, mereka bakal kasih kesan baik buat lo." jawab alana dengan semangat.
"Terus-terus?" tanya Redi.
"Lanjutin deh Lang, aku mau makan roti bakarku." ucap Alana pada Langit karena bertepatan dengan Waiters datang mengantar pesanan mereka. "Makasig mas" ucap alana pada Waiters, lalu waiters tersebut tersenyum dan pergi.
"Oke jadi setelah Redi masuk bawa kue sama bunga, kita nyusul masuk nih bawa yaaaaa kaya balon-balon gitu dah khas orang ulang tahun." ucapnya lalu menyeruput Vanilla Latte nya. Redi dan Yusuf masih setia menyimaknya. " sementara itu dihalaman rumah Sasa ntar ada team BBQ yang nyiapin makanan ala-ala pesta BBQ gitu buat kita, kita sewa sekalian sama tukang masaknya. Ntar BBQ team nya dateng barengan sama kita aja. Gimana?" tanya Langit pada Redi dan Yusuf.
"Jadi biar lebih hangat gitu loh kalo dirumah, supaya kekeluargaannya juga dapet." lanjut Alana.
"Setuju sih gua Lang, lebih keliatan gentle man, sekalian ngambil hati orang tuanya si Sasa, ya nggak Al?" tanya Yusuf pada Alana yg sedang asik memakan roti bakarnya. "Yak tul." jawab Alana sekenanya.
"Gimana nyet, setuju nggak lo? Diem aja pula lo." tanya Langit pada Redi sambil mengeplak bahu Redi.
"Gua mah iya-iya aja bro, kalo menurut kalian oke." jawan Redi sambil memandang ketiganya satu persatu. "Gua juga yakin kalo ide plus selera Alana pasti oke." lanjutnya lagi.
"Jadi deal nih ya?" tanya Yusuf pada ketiga temannya itu. "DEAL!" teriak Redi lalu berdiri mengagetkan ketiga temannya juga orang-orang disekitar mereka. "Susah kalo idiot mah, ampuun gua." ucap Alana lirih sambil menepuk jidatnya. "Duduk gak lo!" ucap Yusuf pada Redi pelan sambil menahan kesal. Sedangkan Langit hanya diam menyaksikan dengan santai kejadian itu karna bagi dia sudah biasa melihat ketidakwarasan Redi. "Peace man." ucap Redi pada ketiga temannya lalu duduk kembali.
"Yaudah sekarang tinggal tugas lo nih Suf sebagai bagian Finance, lo bayar dah tuh semuanya, serah lo mau di Dp dulu atau langsung lo lunasin. Ntar gua kirim alamat nya ke lo." ucap Langit pada Yusuf. "Aman gua mah." jawab Yusuf singkat.
"Mantap tim gua, nih ATM." ucap redi sembari menyerahkan dua kartu ATM kepada Yusuf. "Sip, aman." ucap Yusuf kemudian memasukkan ATM tersebut kedalam dompetnya.
"Sementara itu aja sih guys, ntar gua update lagi deh apa aja yg dibutuhin" ucap alana menutup rapat kecil mereka siang ini.

Diskusi siang ini selesai, lalu mereka melanjutkan makan dan minum sembari mengobrol, kadang tertawa melihat kekonyolan Langit dana Redi. Lalu menjelang sore mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing masing.

-
-
-
-
-
-
-

Happy reading guys, maaf kalo masih berantakan jangan lupa vote ya? Hehe

Kasih saran gue dong apa yg kurang. Gue butuh banget saran dari kalian, serius deh.

See u on part 3.

Salam, Map

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kenapa Waktu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang