0.8

72 6 4
                                    

Hai
Aku cuma mau bilang kalo part ini bakalan penuh sama penjelasan soal hyunjin yaa. Ceritanya bakal aku mulai waktu hyunjin berangkat dari paris. So, enjoy guys. Kalo bingung sok lah komen, ntar aku jelasin.

---Inestable---

Ini hari Hyunjin akan pulang ke Indonesia, ia baru saja tiba di bandara. Jujur ia sudah tak sabar ingin bertemu Minju, perempuan itu terlihat begitu antusias karena sejak pagi ia terus mengirim pesan untuk Hyunjin. Bahkan ia bilang ingin menjemputnya. Astaga, mungkin Hyunjin akan mencubit gemas pipi kekasihnya itu andaikan mereka dekat saat ini.

Tak butuh waktu lama Hyunjin sudah ada di dalam pesawat saat ini. Ia tersenyum kecil ketika sosok Minju terlintas di pikirannya.

"Tunggu aku ya," gumamnya.

Karena di rasa perjalanan ini cukup membosankan, Hyunjin memutuskan untuk tidur. Sahabat-sahabatnya itu sungguh tega meninggalkan ia sendirian dan pergi lebih dulu kemarin.

Baru saja ia memejamkan matanya suara teriakan-teriakan yang memekakkan telinga mulai memenuhi indra pendengarannya. Ia masih belum paham apa yang terjadi.

"Maaf, ini kenapa ya?" tanyanya pada seorang perempuan paruh baya yang duduk di sebelahnya.

"Pesawatnya mengalami kerusakan. Sepertinya mau pendaratan darurat, itu pun kalau sempat."

Saat itu juga jantung Hyunjin berdebar hebat, ia terus saja merapalkan doa sambil mendengarkan instruksi untuk segera menggunakan masker oksigen. Ia menarik masker oksigen itu dan segera memakainya. Kejadian seperti ini sungguh tidak terbayangkan di pikiran Hyunjin. Ia ingin bertemu Minju, setidaknya sekali. Jadi ia terus memohon pada tuhan, selamatkan nyawanya untuk kali ini saja.

Tak lama terdengar suara ledakan dan tubuh Hyunjin terasa seperti terhempas. Pandangannya perlahan memudar hingga akhirnya ia kehilangan kesadarannya.

•••••

Perlahan Hyunjin membuka matanya. Kepalanya terasa sangat berat, semua badannya bagai remuk semua. Pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah orang-orang yang kini tergeletak tak berdaya penuh luka. Ia mencoba bangkit, namun ia meringis kemudian merasakan kakinya yang begitu sakit. Dengan sekuat tenaga ia berusaha mencari sandaran, napasnya terus memburu. Tapi kemudian ia tersenyum, walau dengan mata yang masih basah oleh air mata.

Terimakasih tuhan, masih mengizinkanku untuk hidup.

Minju, apa kamu masih nunggu aku? batin Hyunjin.

Hari itu, dengan sekuat tenaga Hyunjin mencoba untuk berjalan ke sekitar meminta bantuan. Ia tak menyadari kalau ternyata tempat pesawat jatuh tak jauh dari danau, tempat wisata yang baru saja dibuka. Disanalah ia melihat Sakura, perempuan itu yang akhirnya menyelamatkan Hyunjin. Selama beberapa bulan, Hyunjin memang tinggal bersama keluarga Sakura dan akhirnya menjadi dekat.

"Sakura."

"Iya? Kenapa jin?"

"Eumm, aku mau pulang. Aku mau ketemu bunda, aku rasa aku nggak bisa terus-terusan kaya gini."

Sakura tersenyum hangat, "Mau ketemu bunda? Aku temenin ya?"

"Boleh," balasnya, kemudian mengusak surai kecoklatan milik Sakura.

Saat itu, ia bertekad ingin pulang dan menemui bundanya. Memang pada awalnya bunda Hyunjin tidak percaya, namun jika di ingat memang jasad Hyunjin tidak bisa dikenali saat itu. Satu-satunya yang membuktikan hanya tas berisi barang-barang miliknya. Bukan bukti yang valid.

Setelah berhasil menemui bundanya, Hyunjin ingin kembali kepada Minju. Ia sempat memperbaiki ponsel dan melihat pesan Minju kala itu. Namun apa daya? Saat ia mencari tahu soal Minju, ada fakta yang sangat menyakiti hatinya. Minju sudah bersama Eunsang, dan Hyunjin tidak ingin mengganggu hubungan mereka, pun ia sudah memiliki Sakura saat ini. Tapi pada akhirnya ia tak bisa jauh dari Minju, karena itu ia memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama.

[2] INESTABLE || SEQUEL AKHTAJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang